34
ml, pinggan alumunium, dispenser 50 ml, gelas ukur 200 ml, stop watch, oven berkipas, pemanas listrik, H
2
O
2
30 dan 10 , HCl 2N, larutan Na
4
P
2
O
7
4 , Botol Kocok 100 ml, mesin pengocok, labu semprot 500 ml, pH meter,
larutan Buffer pH 7,0 dan 4,0, KCl 1 M, neraca analitik, spektrofotometer, labu ukur 100 ml, asam sulfat pekat, kalium dikromat 1 N, dan larutan standar
5000 ppm C.
4.2.3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian penentuan karbon pada tegakan meranti dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Vegetasi
Variabel vegetasi yang diamati pada setiap tingkat pertumbuhan growth stage adalah sebagai berikut: 1 Diameter, dan tinggi tanaman, 2,
Pertumbuhan diameter, tinggi, persen kematian tanaman, jumlah penanaman, umur tanaman dan riap pertumbuhan diameter selama minimal 3 tahun, 3
Bobot kering bahan organik batang, cabang, akar, daun, bunga dan buah, 4 Kadar karbon pada setiap bagian anatomi tumbuhan, dan 5 Berat Jenis BJ
dan kadar air pada setiap bagian pohon.
b. Teknik Penarikan Contoh
Teknik penarikan contoh dalam kegiatan penelitian ini dilakukan dengan teknik penarikan acak stratifikasi stratified random sampling dengan
pengelompokan berdasarkan faktor tahun tanam. Adapun teknik penarikan contohnya adalah sebagai berikut:
Penentuan populasi didasarkan pada luas areal hutan yang dikelola dengan sistem TPTII yaitu sekitar 25.407 ha, sedangkan populasi stratum yaitu
35
kelompok populasi pohon shorea spp yang ditentukan berdasarkan tahun tanam. Plot contoh dalam penelitian ini dibuat satu plot contoh untuk setiap
1000 hektar per tahun tanam. Pengambilan plot contoh dilakukan atas dasar kondisi biofisik lahan yang relatif sama. Dengan intensitas sampling 0.1
maka jumlah plot contoh adalah 22 plot seperti tertera pada Tabel 4. Dari setiap areal hutan dengan tahun tanam mulai dari tahun 1999 sampai 2006 dan
beberapa pohon diameter besar dilakukan kegiatan penebangan pohon untuk mengukur biomassa tanaman atau yang dikenal dengan sistem destruktif
pemanenan. Pohon yang ditebang adalah pohon dari jenis meranti Shorea spp.. Jumlah pohon yang ditebang untuk setiap tahun tanam adalah 11 pohon,
sedangkan jumlah pohon meranti yang ditebang dari tanaman yang berdiameter besar adalah 3 pohon. Lokasi plot contoh menurut tahun tanam areal TPTII
disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Lokasi Plot Penelitian di Areal TPTII PT. SBK
36
Tabel 4. Jumlah plot contoh dan jumlah pohon contoh yang ditebang menurut tahun dan luas penanaman
No Tahun Tanam
Luas ha Jumlah plot
contoh Jumlah pohon contoh
yang ditebang
1 19992000
3.500 3
11 2
2000 2.400
2 10
3 2001
3.005 3
10 4
2002 3.572
4 11
5 2003
3.573 4
11 6
2004 3.261
3 11
7 2005
3.127 3
11 8
9 10
2006 2007
2008 2.969
5.226 3.069
Jumlah 22.438
22
75
Keterangan : : hanya mengukur diameter pohon meranti tidak ditebang
4.2.4. Prosedur Penelitian 4.2.4.1. Pengukuran Dimensi Pertumbuhan Meranti
a. Tinggi Pohon: Tinggi pohon diukur menggunakan haga
hypsometer, berdasarkan jarak terpendek antara suatu titik dengan titik proyeksinya pada bidang datar atau bidang horizontalnya. Tinggi yang diukur
adalah tinggi total, dan tinggi bebas cabang.
b. Diameter Setinggi Dada: diameter yang diukur adalah diameter
setinggi dada yaitu diameter pada ketinggian sekitar 1,3 meter dari permukaan tanah. Alat ukur yang digunakan adalah pita ukur.
c. Panjang, Diameter Pangkal dan Ujung Sortimen: panjang sortimen
adalah jarak dari ujung sortimen sampai dengan pangkal sortimen. Diameter pangkal sortimen adalah diameter pada pangkal sortimen, sedangkan diameter
ujung sortimen adalah diameter pada ujung sortimen. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang, diameter pangkal dan ujung sortimen
adalah pita ukur Gambar 12.
37
Gambar 12. Pengukuran Dimensi Pohon
4.2.4.2. Pengukuran Biomassa dan Karbon Dalam menduga biomassa pohon: Pohon-pohon contoh ditebang pada
ketinggian 10 cm diatas permukaan tanah, kemudian dibagi menjadi beberapa segmen bagian. Pada setiap segmen diukur biomassa cabang dan batang,
akar, daun, bunga dan buah seperti yang terlihat pada Gambar 13.
Keterangan: biomassa segmen I = a + b + c + d
a a = segmen batang
b = segmen cabang c = segmen daun dan ranting
d = segmen akar
Gambar 13. Ilustrasi penentuan biomassa suatu segmen batang pohon
Pengukuran biomassa tegakan didasarkan pada prosedur stratified clipping
technique sebagai berikut Gambar 14 :
1. Biomassa Batang , Cabang dan Ranting Batang pohon yang ditebang dibuat menjadi beberapa sortimen batang
dengan ukuran sortimen 100 - 200 cm. Setelah jadi sortimen dilakukan I
b c
d
38
pengukuran diameter pangkal, diameter ujung dan panjang segmen batang tersebut. Setelah itu batang tersebut dibersihkan dari cabang, akar dan
daun. Setelah bersih, batang tersebut ditimbang. Berat batang, cabang dan ranting pada setiap sortimen dinyatakan sebagai biomassa batang, cabang
dan ranting. 2. Biomassa Akar: sampel akar diambil melalui dua cara yaitu digali dari
dalam tanah dan memotong akar yang ada di atas akar tunjang. Akar yang telah dikumpulkan kemudian ditimbang, dan dinyatakan sebagai
biomassa akar. 3. Biomassa daun, bunga dan buah : sampel daun, bunga dan buah
dipisahkan dari ranting dan cabang. Kemudian daun, bunga dan buah yang dibersihkan ditimbang beratnya dan dinyatakan sebagai biomassa daun,
bunga dan buah. 4. Biomassa total : biomasa total setiap pohon adalah penjumlahan dari
biomasa batang, cabang, ranting, akar, daun, bunga dan buah dari pohon yang bersangkutan.
Gambar 14. Pengukuran Biomassa pohon di lapangan
Penentuan Biomassa dan Karbon Good Practice Guidance for Land Use, Land-Use Change and Forestry,2003GPG for LULUCF, 2003
Metoda untuk memperkirakan potensi karbon mengacu pada pool karbon sesuai dengan Good Practice Guidance for Land Use, Land-Use
39
Change and Forestry, tahun 2003GPG for LULUCF, 2003, chapter 4. Dalam GPG dari LULUCF tahun 2003 disebutkan bahwa pool karbon atau biomassa
yang perlu diukur antara lain above ground biomass biomassa di atas tanah, below ground biomass biomassa dibawah tanahakar, soil tanah, litter
serasah, dan dead wood kayu mati. Metode pendugaan potensi biomassa dan karbon pada jalur jalur antara
meliputi biomassa tanaman bawah, pancang, tiang, pohon, serasah, kayu mati dan tanah. Sedangkan pada jalur tanam yang dihitung adalah potensi pohon
yang ditanam untuk setiap tahun tanam. Untuk perhitungan below ground potensi biomassa dan karbon akar digunakan pendekatan root shoot ratio
atau ratio pucuk dan akar. Metode untuk ratio pucuk dan akar digunakan cara yang sama pada jalur tanam dan jalur antara. Tahapan pendugaan potensi
karbon dijelaskan sebagai berikut :
a. Pendugaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah