Penyerapan Tenaga Kerja HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Sosial Masyarakat

151 Pengetahuan masyarakat terhadap batas kawasan juga menunjukkan perbedaan yang nyata antara sebelum dan setelah pelaksanaan TPTII z = - 5,353, p = 0,000. Artinya keberadaan TPTII semakin meningkatkan tanda batas kawasan terkait dengan upaya pemeliharaan dan pengamanan tanaman TPTII. Intensitas kegiatan perladangan masyarakat setelah pelaksanaan TPTII berkurang namun tidak nyata hal ini ditunjukan dengan nilai z = -0,707 dan p = 0,48 berdasarkan rangking negative. Karena usahatani ladang adalah salah satu usaha yang sudah lama dikenal masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Pengambilan kayu oleh masyarakat setelah pelaksanaan TPTII juga menunjukkan perbedaan yang nyata z = -3,819, p = 0,000. Artinya bahwa terjadinya penurunan pengambilan kayu oleh masyarakat setelah pelaksanaan TPTII jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan TPTII.

7.3.4. Penyerapan Tenaga Kerja

Hasil analisis regresi menggunakan data tenaga kerja Binhut bulanan dan harian dan realisasi tanam TPTII tahun 2000-2006 di PT. SBK Kalteng menunjukan bahwa penambahan luas areal tanam berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja dengan trend yang semakin menurun, namun pengaruhnya tidak signifikan pada taraf kepercayaan 95 Tabel 36. Tingkat penyerapan kerja yang tidak signifikan disebabkan oleh adanya efisiensi dalam kegiatan penanaman, sehingga penggunaan tenaga kerja lebih efisien dan semakin produktif meskipun luas tanam bertambah. Hal ini dapat dilihat dari produktivitas tenaga kerja tanam tahun 2000-2003 rata-rata 6 orangha dan semakin produktif pada tahun 2005-2006 yaitu 3 orangha Gambar 41. Tabel 36. Hasil Analisis Regresi Luas Tanam TPTII Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pembinaan Hutan di HPH PT. SBK Uraian Coefficients Standard Error t Stat P-value Intercept -177.3605 715.4281 -0.2479 0.8141 Luas Tanam TPTII 0.2962 0.2215 1.3372 0.2388 R 2 0.2634 Sumber: Lampiran 26 152 Penggunaan tenaga kerja pembinaan hutan bulanan dan harian dalam tujuh tahun terakhir yaitu rata-rata 772 orangtahun dengan sebaran 483 orang sampai 1.119 orang tenaga kerja pertahun, dengan rata-rata penambahan tenaga kerja pertahun 106 orang sesuai luas tanam. Hal ini mengindikasikan TPTII mempunyai peranan yang sangat penting dalam membuka lapangan kerja dan menyerap angkatan kerja yang berada dipedesaan. Penyerapan tenaga kerja lokal dalam kegiatan TPTII, merupakan salah satu bentuk kontribusi dari pengelolaan hutan, yang oleh Winjum and Lewis 1993 dikategorikan sebagai kontibusi tidak langsung indirect contribution dari produksi dan jasa kawasan hutan, selain kontirbusi dalam bentuk pengembangan infrastuktur sosial masyarakat di kawasan sekitar hutan. - 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 P ro d u k ti v it a s T e n a g a K e rja h a o ra n g Sumber: Lampiran 26 Gambar 41. Produktivitas Tenaga Kerja Pembinaan Hutan Menurut Tahun dan Luas Tanam di HPH PT SBK.

7.3.5. Tingkat Pendapatan Masyarakat

Dokumen yang terkait

Language Disorder In Schizophrenia Patient: A Case Study Of Five Schizophrenia Paranoid Patients In Simeulue District Hospital

1 32 102

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 21 394

Deforestation And Forest Degradation In Lombok Island, Indonesia: Causes And Consequences

0 2 95

IMPLEMENTASI PERATURAN HUKUM TENTANG REDUCNG EMISSIONS FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION (REDD) DI INDONESIA

0 3 87

REDD+ and the Agricultural Drives of Deforestation Keyfindings from Three Studies in Brazil, Ghana and Indonesia

0 0 27

Methodology Design Document for Reducing Emissions from Deforestation and Degradation of Undrained Peat Swamp Forests in Central Kalimantan, Indonesia

0 0 286

Reducing Emission from Deforestation and Degradation Plus (REDD+)

0 0 42