1. Analisis Kebutuhan SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU

kerja, pendapatan rata-rata petani dan peternak agropolitan, gaji rata-rata tenaga pekerja, laju pertambahan luas lahan, produksi komoditas utama, input-input produksi pertanian dan peternakan, harga produk, jumlah industri, harga mesin industri, dan pendapatan asli daerah PAD.

b. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan model pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Situbondo dilakukan melalui wawancara, diskusi, kuisioner, dan survey lapangan dengan responden di wilayah studi yang terdiri atas berbagai pakar dan stakeholder yang terkait dengan kegiatan pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan untuk pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian.

c. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam model sistem dinamis pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo adalah sistem dinamik dengan bantuan software powersim constructor versi 2.5. Tahapan- tahapan dalam sistem dinamik meliputi analisis kebutuhan, formulasi masalah, simulasi model, dan validasi model. Dalam analisis sistem dinamik ini akan dikaji empat sub model lahan, sub model budidaya, sub model industri, dan sub model pemasaran.

c.1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam pengembangan agropolitan. Berdasarkan kajian pustaka, stakeholder yang terlibat dalam pengembangan kawasan agropolitan ini adalah seperti dalam Tabel 48. Tabel 48 Analisis kebutuhan aktorstakeholder dalam pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo No Aktor Stakeholder Kebutuhan 1. Peternak Tradisional, Penggaduh, dan Pengusaha Ternak 1.1 Tersedianya bibit dengan harga yang terjangkau 1.2 Peningkatan nilai tambahpendapatan 1.3 Keamanan ternak dari pencurian ternak 1.4 Pembinaan manajemen pakan dan pemeliharaan 1.5 Pelayanan Keswan dan IB yang terjangkau 1.6 Modal pengembangan usaha agroindustri ternak 1.7 Terbukanya lapangan pekerjaan 1.8 Pemasaran yang baik dan harga jual tinggi 1.9 Tersedianya sarana produksi dan informasi 1.10 Terbentuknya koperasi ternak sapi potong 2. Pemerintah 2.1 Sarana dan prasarana pelayanan Keswan dan IB 2.2 Jumlah SDM yang cukup 2.3 Peningkatan populasi ternak 2.4 Menurunkan angka sakit dan kematian ternak 2.5 Kebijakan kawasan agropolitan 2.6 Pendapatan daerah meningkat 2.7 Peningkatan kesejahteraan masyarakat 2.8 Kemitraan peternak dengan pihak terkait 2.9 Pengembangan wilayah dan potensi unggulan 3 Lembaga Keuangan 3.1 Profitabilitas usaha 3.2 Pengembalian pinjaman modal tepat waktu 4 Pedagang Pengumpul dan Pedagang Besar Peternakan 4.1 Kualitas hasil peternakan terjamin 4.2 Harga beli yang rasional 4.3 Kontuinitas hasil peternakan 4.4 Margin keuntungan tinggi 4.5 Akses modal yang mudah 4.6 Jaringan pemasaran yang kondusif 5 Industri Pengolahan Hasil Ternak 5.1 Kontuinitas produksi dan mutu yang terjamin 5.2 Harga beli rasional 5.3 Terjaminnya persediaan bahan baku 6 L S M 6.1 Lingkungan sehat 6.2 Tidak terjadi konflik sosial 6.3 Transparansi 6.4 Good governance 7 Perguruan Tinggi 7.1 Kemitraan dengan perguruan tinggi 7.2 Hasil kajian yang aplikatif 7.3 Kualitas dan kuantitias hasil peternakan terjamin 8 Masyarakat 8.1 Penyediaan lapangan kerja 8.2 Tersedianya industri pengolahan hasil ternak 8.3 Lingkungan yang bersih dan indah

c.2. Formulasi Permasalahan