Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 1. Analisis Tipologi Kawasaan 2. Analisis Skalogram

Data sekunder yang diperlukan berupa data: jumlah penduduk dan sosial ekonomi, jumlah kepala keluarga KK atau proporsi terhadap jumlah pendudukluas wilayah, jumlah keluarga pra sejahtera, banyak desa yang terpencil, jarak desa ke kecamatan dan kabupaten, sarana dan prasarana umum, pola penggunaan lahan, sarana dan prasarana peternakan, sarana dan prasarana pertanian, populasi ternak, luas tanam dan panen, komoditas unggulan, produksi pertanian dan peternakan, tingkat pendidikan, keberadaan kelembagaan pertanian dan peternakan, serta kebijakan atau peraturan-peraturan yang ada.

b. Metode Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari hasil wawancara, diskusi, kuisioner, dan survey lapangan dengan responden di wilayah studi, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian.

c. Metode Analisis Data

Metode analisis data, dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

c.1. Analisis Tipologi Kawasaan

Analisis tipologi kawasan diperlukan untuk mengidentifikasi berbagai karekteristik dari masing-masing kawasan. Dalam analisis ini digunakan analisis berstrata untuk mengetahui posisi kawasan yang terdiri atas tiga strata, yaitu: Pra Kawasan Agropolitan I, Pra Kawasan Agropolitan II, dan Kawasan Agropolitan, sedangkan analisis komponen utama principle component analysis digunakan untuk menentukan peubah-peubah yang paling dominan mempengaruhi perkembangan kawasan agropolitan dan selanjutnya dilakukan analisis cluster untuk mengelompokkan wilayah-wilayah berdasarkan kemiripan yang dimiliki. Analisis komponen utama dan analisis cluster dilakukan dengan menggunakan software Minitab 14.

c.2. Analisis Skalogram

Analisis skalogram digunakan untuk mengetahui jumlah dan jenis sarana pelayanan fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah. Dalam metode ini, seluruh fasilitas yang dimiliki setiap wilayah didata dan disusun dalam satu tabel dimana unit wilayah yang memiliki fasilitas lebih lengkap diletakkan paling atas, dan selanjutnya unit wilayah yang memiliki fasilitas kurang lengkap. Secara umum, fasilitas yang dimiliki oleh setiap unit wilayah dikelompokka n menjadi enam, yaitu: fasilitas rumah potong hewan, fasilitas tempat pembuangan akhir, fasilitas pendidikan latihan dan penyuluhan, fasilitas kesehatan hewan dan IB, fasilitas keamanan, dan fasilitas ekonomi seperti ketersediaan pasar hewan dan koperasi unit desa KUD lainnya. Selanjutnya dilakukan analisis sentralistis untuk mengelompokkan hirarkhi wilayah berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki. 1. Kelompok I tingkat perkembangan tinggi diasumsikan sebagai kelompok desa yang memiliki jumlah jenis, jumlah unit sarana dan prasarana, serta kepadatan penduduk yang lebih besar atau sama dengan rata-rata + 2 x standar deviasi. 2. Kelompok II tingkat perkembangan sedang diasumsikan sebagai kelompok desa yang memiliki jumlah jenis, jumlah unit sarana dan prasarana, serta kepadatan penduduk antara rata-rata sampai rata-rata + 2 x standar deviasi. 3. Kelompok III tingkat perkembangan rendah diasumsikan sebagai kelompok desa yang memiliki jumlah jenis, jumlah unit sarana dan prasarana serta kepadatan penduduk kurang dari nilai rata-rata.

6.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah