4.4. Kondisi Infrastruktur 4.4.1. Aksesibilitas
Sarana transportasi yang menghubungkan antar daerah baik antar desa, kecamatan, maupun antar kota seluruhnya dapat dilalui dengan jalan darat dan
sebagian dengan laut. Panjang jalan di Kabupaten Situbondo dapat dibedakan atas Jalan Negara, Jalan Propinsi, dan Jalan Kabupaten. Panjang Jalan Negara di
Kabupaten Situbondo sepanjang 110.03 km dengan status kondisi jalan baik tergolong kelas I, Jalan Propinsi sepanjang 16.98 km status kondisi jalan baik, dan
sepanjang 5.25 km status kondisi jalan sedang. Akses jalan di ibu kota Kabupaten Situbondo sudah sangat baik, demikian juga akses jalan ke lokasi penelitian dari
Situbondo – Kapongan – Arjasa – Jangkar – Asembagus Jalan Negara yang dilalui kendaraan jurusan Bali dan Situbondo – Mangaran sudah cukup baik,
dihotmix, rata, dan lebar. Akses jalan di lokasi penelitian antara kecamatan satu dengan lainnya
telah mempunyai akses jalan yang resmi yang menghubungkan kelima kecamatan tersebut Kecamatan Mangaran, Kapongan, Arjasa, Jangkar, dan Asembagus dari
ibu kota provinsi Surabaya ke ibu kota kabupaten Situbondo. Jarak antara ibukota kecamatan dan kota Situbondo dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Jarak antara ibukota kecamatan dan kota Situbondo
Situbondo
6
Mangaran
7 7
Kapongan
15 15
8 Arjasa
28 28
21 13
Jangkar
29 29
19 11
4
Asembagus
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
Aksesibilitas beberapa desa di lokasi penelitian lima kecamatan sudah cukup memadai, karena setiap desa mempunyai jalanakses ke masing-masing
ibukota kecamatan yang bisa dilalui kendaran roda empat. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pembangunan infrastruktur jalan sebagai sarana yang vital untuk
perkembangan suatu wilayah di Kabupaten Situbondo sudah cukup memadai.
Di lokasi penelitian juga ada pelabuhan penyeberangan Jangkar yang terletak di Kecamatan Jangkar yang menghubungkan transportasi laut dari
Jangkar ke Kalianget – Pulau Madura dan beroperasi setiap hari. Sarana ini paling banyak digunakan oleh masyarakat yang ingin bepergian ke Pulau Madura.
Selain Pelabuhan Jangkar, di lokasi penelitian juga ada Pelabuhan Kalbut di Desa Semiring dan Pelabuhan Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran, yang
dicadangkan apabila di Pelabuhan Kalbut terjadi air laut pasangombak besar. Kedua pelabuhan tersebut melayani tujuan Pulau Sepudi dengan perahu dan tidak
setiap hari beroperasi, tetapi hanya hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Perahu-perahu dari Pulau Sepudi tiba di Pebuhan KalbutTanjung Kamal pada hari Minggu,
Senin, dan Kamis.
4.4.2. Kelistrikan
Seluruh desa yang berada di daerah Kabupaten Situbondo sudah terdapat jaringan listrik. Sumber daya listrik sebagian masih menggunakan bahan bakar
minyak, yang disuplai oleh PLTD di bawah unit kerja PT Persero PLN dan sebagian dari PLTU Paiton. Jumlah desa yang telah masuk listrik di Kabupaten
Situbondo sebanyak 134 desa dari jumlah 136 desa atau sebanyak 98.53 . Jumlah listrik masuk desa di lokasi penelitian dapat di lihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Jumlah listrik masuk desa di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Uraian Kec.
Asembagus Kec.
Jangkar Kec.
Arjasa Kec.
Kapongan Kec.
Mangaran 1
Jumlah Desa 10
8 8
10 6
2 Desa Berlistrik
10 8
7 10
6 3
Persentase 100
100 87,50
100 100
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
4.4.3. Sarana Air Bersih
Pemerintah Kabupaten Situbondo secara bertahap berupaya memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana air bersih di ibukota maupun
di ibukota kecamatan. Produksi air bersih dan yang didistribusikan di Kabupaten selama tahun 2007 adalah sebanyak 7 430 371 m
3
yang digunakan oleh pelanggan yang berjumlah 21 450 pelanggan. Jumlah pelanggan air bersih pada umumnya
banyak terdapat di daerah perkotaan, sedangkan di daerah perdesaan masih banyak menggunakan sumur pompa, sumur gali, dan mata air.
Di lokasi penelitian lima kecamatan pada umumnya sudah memiliki Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang melayani kebutuhan konsumen
akan air bersih walaupun dengan kapasitas yang terbatas. Seperti masyarakat Kecamatan Kapongan menggunakan air bersih dari PDAM sebanyak 3.37 215
KK, Sumur pompa 34. 78 2 218 KK, Sumur Gali 61.47 3 920 KK, Mata Air 0.37 24 KK. Sumber air bersih masyarakat di lokasi penelitian
sebagian besar menggunakan sumur gali dan sumur pompa. Hal ini disebabkan sumber air tidak terlalu dalam dan kualitas air cukup baik serta masyarakat dapat
menghemat pengeluaran biaya setiap bulannya.
4.4.4. Telekomunikasi
Kondisi sarana dan prasarana telekomunikasi yang terdapat di Kabupaten Situbondo meliputi: telepon rumah, telepon umum coin, telepon seluler, internet,
warnet, wartel, serta Kantor Pos dan Giro yang tersebar di wilayah kecamatan. Ketersediaan sarana dan prasarana telekomunikasi pada umumnya masih banyak
didominasi kecamatan-kecamatan yang berdekatan dengan ibukota kabupaten. Jumlah pelanggan telepon pada tahun 2007 di Kabupaten Situbondo adalah: 15
186 pelanggan, internet 708 pelanggan, Telepon umum coin 238 unit, Warnet 14 pelanggan, Wartel 720 pelanggan.
Kondisi sarana dan prasarana telekomunikasi yang terdapat di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Jumlah sarana telekomunikasi di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Uraian Kec.
Asembagus Kec.
Jangkar Kec.
Arjasa Kec.
Kapongan Kec.
Mangaran 1
Kantor Pos 1
1 1
1 1
2 Wartel
14 6
4 14
9 3
Telepon 861
3 318 1 504
187 160
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
Saat ini perkembangan telepon seluler di Kabupaten Situbondo cukup pesat peningkatannya, apalagi biaya komunikasi beberapa operator cenderung
lebih murah dibandingkan telepon biasa, sehingga penggunaan media pos dan giro mengalami penurunan, ditambah pelayanan pos dan giro membutuhkan waktu
yang cukup lama agar informasi sampai ke tempat tujuan.
4.4.5. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Situbondo pada umumnya sudah cukup baik dan tersebar di seluruh pelosok desa, hal ini dapat ditunjukkan oleh
perkembangan institusilembaga, jumlah guru, murid, dan tingkat partisipasi sekolah dari tahun ke tahun yang meningkat. Jumlah lembaga pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah lembaga pendidikan di Kab. Situbondo tahun 2008
No Sekolah
2006 2007
Naik
1 T K
216 225
4.17 2
S D 455
457 0.44
3 S L T P
58 63
8.62 4
S L T A 13
14 7.69
5 Kejuruan
11 12
9.09 6
Perguruan Tinggi 3
3 Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
Kondisi sarana pendidikan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Jumlah lembaga pendidikan di lokasi penelitian tahun 2008
No Sekolah Kec.
Asembagus Kec.
Jangkar Kec.
Arjasa Kec.
Kapongan Kec.
Mangaran 1
T K 8
7 12
13 6
2 S D
34 23
35 27
19 3
S L T P 4
3 4
1 5
4 S L T A
1 1
5 Kejuruan
1 Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
4.4.6. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan dan pembangunan di bidang kesehatan dari waktu ke waktu terus mendapat perhatian yang serius sebab merupakan salah satu indikator
yang turut menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat, terlebih dalam kondisi ekonomi yang belum menentu, utamanya bagi masyarakat yang tinggal di
perdesaan. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Situbondo diusahakan oleh pemerintah
daerah, seperti Rumah Sakit Umum Daerah RSUD sebanyak 1 unit, Puskesmas 17 unit, Puskesmas Keliling 27 unit, Puskesmas Perawatan 5 unit, Poliklinik
Desa 69, Posyandu 894 unit, Kader Kesehatan 3 577 orang, Dokter 36 orang, tenaga Paramedis 169 orang, Dukun Bayi 270 orang, dan juga terdapat
Rumah Sakit Swasta Elisabeth milik PTPN XI yang juga melayani kepentingan umum.
Sarana kesehatan yang terdapat di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Jumlah sarana kesehatan di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Uraian Kec.
Asembagus Kec.
Jangkar Kec.
Arjasa Kec.
Kapongan Kec.
Mangaran
1
Puskesmas
1 1
1 1
1 2
Puskesmas Keliling
3 1
2 1
3
Puskesmas Pembantu
3 3
5 3
2 4
Poliklinik Desa
8 6
3 6
3 5
Dokter
4 3
3 2
4 6
Bidan
13 7
7 9
7 7
Mantri
8 10
9 3
2 8
Posyandu
75 51
64 59
54 9
Dukun Bayi
21 54
50 16
28 Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
4.4.7. Sarana Keagamaan
Sarana keagamaan di Kabupaten Situbondo pada umumnya sudah cukup baik dan tersebar di seluruh pelosok desa, hal ini dapat ditunjukkan oleh
perkembangan tempat ibadah dari tahun ke tahun yang terus meningkat. Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut: Masjid 645 unit,
Langgar 2 880 unit, Mushalla 1 441, Gereja Protestan 19, Gereja Katolik 18, Wihara 2 unit.
Jumlah tempat ibadah di lokasi penelitian pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Jumlah tempat ibadah di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Tempat Ibadah
Kec. Asembagus
Kec. Jangkar
Kec. Arjasa
Kec. Kapongan
Kec. Mangaran
1 Masjid
43 39
52 35
37 2
Langgar 197
119 215
207 108
3 Musholla
105 51
20 73
76 4
Gereja Protestan 2
1 5
Gereja Katolik 1
6 Wihara
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
Jumlah pondok pesantren di Kabupaten Situbondo adalah 145 pondok dengan jumlah santri 27 919 orang, Ormas Islam: 315 Majelis Taqlim: 324,
TPQTPA: 244, Muballigh 267, Khotib: 2 069, dan Ulama 273. Jumlah sarana keagamaan di lokasi penelitian pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Jumlah sarana keagamaan di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Sarana Keagamaan
Kec. Asembagus
Kec. Jangkar
Kec. Arjasa
Kec. Kapongan
Kec. Mangaran
1 Pondok Pesantren
15 9
4 7
8 2
Santri 1 251
475 54
2 005 921
3 Guru
65 68
4 230
86 4
Ormas Islam 47
4 118
11 9
5 Majelis Taqlim
53 3
27 7
16 6
TPQTPA 15
12 9
10 5
7 Mubaligh
31 8
19 23
17 8
Khotib 157
100 135
168 173
9 Ulama
5 1
6 14
5 Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
4.5. Kondisi Pertanian di Wilyah Kabupaten Situbondo