1.6. Kebaruan Novelty Penelitian
Dasar pertimbangan dalam menentukan kebaruan novelty dalam penelitian ini adalah didasarkan pada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
baik yang menyangkut pengembangan kawasan agropolitan, analisis keberlanjutannya, dan lokasi penelitian dilaksanakan. Penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan topik penelitian ini yang telah dilaksanakan terdahulu antara lain:
1. Hasan 2003, dengan judul penelitian ” Model Tata Ruang Kota Tani yang
Berorientasi Ekonomi dan Ekologis Studi Kasus di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan”, menyimpulkan bahwa interaksi kawasan kota tani dengan
beberapa kawasan sekitarnya hinterland adalah salah satu segmen aglomerasi wilayah dalam mengatasi permasalahan dan ketimpangan ekonomik sosial, dan
lingkungan yaitu saling melengkapi dalam mengembangkan fungsi kota tani sebagai pusat pelayanan, produksi, dan pemasaran hasil pertanian kawasan.
2. Departemen Pekerjaan Umum 2005 telah menyusun Laporan Akhir
”Pengembangan Keterkaitan Infrastruktur Intra dan Inter Kawasan Agropolitan dan Perdesaan”. Dalam laporan akhir tersebut dirumuskan kebijakan dan
strategi pengembangan kawasan agropolitan dan perdesaan.
3. Pranoto 2005 , dengan judul penelitian ”Pembangunan Perdesaan
Berkelanjutan melalui Model Pengembangan Agropolitan” menyimpulkan bahwa pengembangan agropolitan sebagai pendekatan pembangunan perdesaan
yang berkelanjutan dapat tercapai jika peningkatan produksi pertanian, peningkatan sarana dan prasarana pemukiman, transportasi, dan pemasaran
disertai dengan peningkatan konservasi sumberdaya alam; pengembangan agribisnis dan pembangunan agroindustri dibarengi dengan perbaikan
pemasaran secara berkelanjutan, perencanaan dan pelaksanaan program dibarengi dengan peningkatan peran dan kinerja kelembagaan yang ada.
4. Thamrin 2008, dengan judul penelitian ”Model Pengembangan Kawasan
Agropolitan secara Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat Studi Kasus Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang-Sarawak.
Menyimpulkan bahwa sebanyak 92 penduduk setuju jika wilayah ini
dijadikan wilayah pengembangan kawasan agropolitan karena mereka yakin dapat menciptakan lapangan kerja 84 . Adapun alternatif pengembangan
kawasan agropolitan yang dapat dilakukan adalah pengembangan kawasan agropolitan terpadu antara agropolitan tanaman pangan dengan peternakan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut selanjutnya ditemukan kebaruan yang membedakan dengan penelitian terdahulu. Adapun kebaruan novelty dalam
penelitian ini, yaitu kebaruan dari segi hasil penelitian adalah mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan wilayah dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya,
infrastrukturteknologi, hukumkelembagaan, serta tersusunnya skenario strategi pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan sapi potong terpadu di
Kabupaten Situbondo.
II. TINJAUAN PUSTAKA