Hasan 2003, dengan judul penelitian ” Model Tata Ruang Kota Tani yang Departemen Pekerjaan Umum 2005 telah menyusun Laporan Akhir Pranoto 2005 , dengan judul penelitian ”Pembangunan Perdesaan Thamrin 2008, dengan judul penelitian ”Model Pengembangan Ka

1.6. Kebaruan Novelty Penelitian

Dasar pertimbangan dalam menentukan kebaruan novelty dalam penelitian ini adalah didasarkan pada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya baik yang menyangkut pengembangan kawasan agropolitan, analisis keberlanjutannya, dan lokasi penelitian dilaksanakan. Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian ini yang telah dilaksanakan terdahulu antara lain:

1. Hasan 2003, dengan judul penelitian ” Model Tata Ruang Kota Tani yang

Berorientasi Ekonomi dan Ekologis Studi Kasus di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan”, menyimpulkan bahwa interaksi kawasan kota tani dengan beberapa kawasan sekitarnya hinterland adalah salah satu segmen aglomerasi wilayah dalam mengatasi permasalahan dan ketimpangan ekonomik sosial, dan lingkungan yaitu saling melengkapi dalam mengembangkan fungsi kota tani sebagai pusat pelayanan, produksi, dan pemasaran hasil pertanian kawasan.

2. Departemen Pekerjaan Umum 2005 telah menyusun Laporan Akhir

”Pengembangan Keterkaitan Infrastruktur Intra dan Inter Kawasan Agropolitan dan Perdesaan”. Dalam laporan akhir tersebut dirumuskan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan agropolitan dan perdesaan.

3. Pranoto 2005 , dengan judul penelitian ”Pembangunan Perdesaan

Berkelanjutan melalui Model Pengembangan Agropolitan” menyimpulkan bahwa pengembangan agropolitan sebagai pendekatan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan dapat tercapai jika peningkatan produksi pertanian, peningkatan sarana dan prasarana pemukiman, transportasi, dan pemasaran disertai dengan peningkatan konservasi sumberdaya alam; pengembangan agribisnis dan pembangunan agroindustri dibarengi dengan perbaikan pemasaran secara berkelanjutan, perencanaan dan pelaksanaan program dibarengi dengan peningkatan peran dan kinerja kelembagaan yang ada.

4. Thamrin 2008, dengan judul penelitian ”Model Pengembangan Kawasan

Agropolitan secara Berkelanjutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat Studi Kasus Wilayah Perbatasan Kabupaten Bengkayang-Sarawak. Menyimpulkan bahwa sebanyak 92 penduduk setuju jika wilayah ini dijadikan wilayah pengembangan kawasan agropolitan karena mereka yakin dapat menciptakan lapangan kerja 84 . Adapun alternatif pengembangan kawasan agropolitan yang dapat dilakukan adalah pengembangan kawasan agropolitan terpadu antara agropolitan tanaman pangan dengan peternakan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut selanjutnya ditemukan kebaruan yang membedakan dengan penelitian terdahulu. Adapun kebaruan novelty dalam penelitian ini, yaitu kebaruan dari segi hasil penelitian adalah mempertimbangkan keberlanjutan pembangunan wilayah dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, infrastrukturteknologi, hukumkelembagaan, serta tersusunnya skenario strategi pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan sapi potong terpadu di Kabupaten Situbondo.

II. TINJAUAN PUSTAKA