Ketimpangan Pembangunan Kota dan Desa
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketimpangan Pembangunan Kota dan Desa
Orang desa termasuk kelompok yang rendah pendapatannya. Bekerja di bidang pertanian ternyata kurang menarik, karena pendapatannya lebih rendah apabila dibandingkan bekerja di bidang non pertanian. Pada tahun 2003 pendapatan tenaga kerja pertanian sebesar Rp 1 694 619,- per tahun, sementara non pertanian sebesar Rp 7 340 531,- per tahun. Hal ini berarti bekerja pada bidang pertanian, pendapatannya hanya sekitar 25 dari pendapatan apabila bekerja di bidang non pertanian. Bekerja di kota ternyata lebih baik dan menjanjikan dari pada bekerja dengan lumpur di perdesaan Suwandi 2005. Adanya ketimpangan pembangunan antara desa sebagai produsen pertanian dengan kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi telah mendorong aliran sumberdaya dari wilayah perdesaan ke kawasan perkotaan secara tidak seimbang. Akibatnya jumlah dan persentase penduduk miskin lebih banyak terdapat di perdesaan dari pada di perkotaan. Berbagai program untuk mengatasi beberapa permasalahan kesenjangan pembangunan wilayah, sebenarnya telah dilakukan sejak Repelita 1968 – 1973. Pada waktu itu pemerintah menetapkan tiga asas dalam menetapkan lokasi proyek pembangunan yaitu efisiensi, perimbangan antar daerah dan perimbangan di dalam daerah. Program tersebut antara lain: 1. Percepatan pembangunan wilayah-wilayah unggulanpotensial berkembang, tetapi relatif tertinggal dengan menetapkan kawasan-kawasan seperti: a kawasan andalan Kadal dan b kawasan pembangunan ekonomi terpadu Kapet yang merupakan salah satu Kadal terpilih di tiap provinsi. 2. Program percepatan pembangunan yang bernuansa mendorong pembangunan kawasan perdesaan dan sentra produksi pertanian seperti: a kawasan sentra produksi KSP atau Kasep; b pengembangan kawasan tertinggal; dan c proyek pengembangan ekonomi lokal. 3. Program-program sektoral dengan pendekatan wilayah seperti: a program Bimas dengan pengembangan kelembagaan pelayanan perdesaan dan pengembangan kapasitas petaninya dilakukan lebih dari 35 tahun; b perwilayahan komoditas unggulan; c pengembangan sentra industri kecil; d pengembangan ekonomi masyarakat pesisir PEMP; e program pengembangan kecamatan PPK; dan f program kemiskinan.2.2. Pembangunan Perdesaan
Parts
» Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran
» Ketimpangan Pembangunan Kota dan Desa
» Pembangunan Perdesaan TINJAUAN PUSTAKA
» Konsep Kawasan Agropolitan TINJAUAN PUSTAKA
» Pengembangan Kawasan Agropolitan TINJAUAN PUSTAKA
» Pengembangan Komoditas Peternakan TINJAUAN PUSTAKA
» Pembangunan Usaha Peternakan secara Berkelanjutan
» Usaha Peternakan Sapi Potong Terpadu
» Pendekatan Sistem TINJAUAN PUSTAKA
» Kabupaten Situbondo TINJAUAN PUSTAKA
» Teknik Penentuan Responden Metode Analisis Data a. Jenis dan Sumber Data
» Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data
» Definisi Operasional METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
» Kondisi Geografis dan Administrasi
» Jenis Tanah, Topografi, dan Iklim Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kabupaten Situbondo
» 2 607 rataan=521 jiwakm KONDISI UMUM WILAYAH
» Kondisi Infrastruktur 1. Aksesibilitas KONDISI UMUM WILAYAH
» Kondisi Pertanian di Wilyah Kabupaten Situbondo
» Kondisi Sistem Agribisnis Kawasan
» Pendahuluan IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO Abstrak
» 2. Analisis Komoditas Unggulan dan Andalan
» Basis Komoditas Tanaman Pangan 0.55 1.32 1.08 0.42 2.91
» Basis Komoditas Perkebunan IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO Abstrak
» 1.39 2.66 IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO Abstrak
» Komoditas Unggulan dan Andalan Tanaman Pangan
» Komoditas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan
» Kesimpulan IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO Abstrak
» Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 1. Analisis Tipologi Kawasaan 2. Analisis Skalogram
» Hasil dan Pembahasan Analisis Tingkat Perkembangan Wilayah
» Kesimpulan TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH BERBASIS PETERNAKAN DI KABUPATEN SITUBONDO
» Pendahuluan STATUS KEBERLANJUTAN WILAYAH BERBASIS PETERNAKAN DI KABUPATEN SITUBONDO
» 2. Analisis Prospektif STATUS KEBERLANJUTAN WILAYAH BERBASIS PETERNAKAN DI KABUPATEN SITUBONDO
» Kesimpulan STATUS KEBERLANJUTAN WILAYAH BERBASIS PETERNAKAN DI KABUPATEN SITUBONDO
» Pendahuluan SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU
» 1. Analisis Kebutuhan SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU
» 2. Formulasi Permasalahan 3. Identifikasi Sistem
» 4. Simulasi Model 5. Validasi Model
» Sub Model Pengembangan Lahan Agropolitan
» Sub Model Budidaya Peternakan di Kawasan Agropolitan
» 1. Uji Validasi Struktur SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU
» 2. Uji Validasi Kinerja SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU
» Kesimpulan SISTEM KAWASAN PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU
» Kecamatan Asembagus Kecamatan Arjasa
» Kecamatan Kapongan Kecamatan Jangkar Kecamatan Kapongan Jenis Tanaman
» Pembibitan Sapi Potong c. Ternak Kambing
Show more