komponen yang saling berpengaruh satu sama lain baik pada usaha on farm maupun off farm-nya. Untuk melihat hubungan antar komponen dalam pengembangan
kawasan agropolitan tersebut perlu dibangun model yang merupakan simplikasi dari sistem. Sebagaimana diketahui bahwa model dapat dibedakan dua jenis, yatiu model
statik dan model dinamik, namun yang banyak digunakan adalah model diamik karena memiliki variabel yang dapat berubah sepanjang waktu sebagai akibat dari
perubahan input dan interaksi antar elemen-elemen sistem. Melalui model dinamik dalam pengembangan kawasan agropolitan di wilayah Kabupaten Situbondo ini,
dapat menggambarkan dunia nyata yang terjadi selama ini sekaligus sebagai proses peramalan dari suatu keadaan untuk masa yang akan datang. Melihat besarnya peran
permodelan dalam pengembangan kawasan, maka dilakukan penelitian permodelan di wilayah Kabupaten Situbondo dalam rangka pengembangan kawasan agropolitan
berbasis peternakan sapi potong terpadu. Penelitian bertujuan untuk membangun model pengembangan kawasan agropolitan berkelanjutan berbasis peternakan sapi
potong terpadu di Kabupaten Situbondo.
8.2. Metode Analisis Sistem Kawasan Peternakan Sapi Potong Terpadu di Kabupaten Situbondo
a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam menyusun model pengembangan berupa data primer maupun data sekunder yang diperoleh dari responden dan pakar yang terpilih,
serta dari berbagai instansi yang terkait dengan topik penelitian. Data primer yang diperlukan berupa faktor-faktor atau variabel penting yang berpengaruh dalam
pengembangan agropolitan. Variabel tersebut akan diperoleh setelah melakukan wawancara terhadap responden di lapangan.
Data sekunder yang diperlukan berupa data populasi ternak sapi potong, tingkat kematian dan kelahiran ternak, jumlah pemotongan ternak, jumlah ternak ke luar
daerah, tingkat keberhasilan IB, jenis penyakit ternak, tingkat konsumsi daging, masyarakat, jumlah feses per ekor ternak, jumlah penduduk, luas wilayah agropolitan,
rata-rata pendapatan penduduk, jumlah petani dan peternak, jumlah angkatan pencari
kerja, pendapatan rata-rata petani dan peternak agropolitan, gaji rata-rata tenaga pekerja, laju pertambahan luas lahan, produksi komoditas utama, input-input produksi
pertanian dan peternakan, harga produk, jumlah industri, harga mesin industri, dan pendapatan asli daerah PAD.
b. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan model pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Situbondo dilakukan melalui wawancara, diskusi,
kuisioner, dan survey lapangan dengan responden di wilayah studi yang terdiri atas berbagai pakar dan stakeholder yang terkait dengan kegiatan pengembangan kawasan
agropolitan berbasis peternakan untuk pengumpulan data primer. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan dan dokumen dari beberapa
instansi yang terkait dengan penelitian.
c. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam model sistem dinamis pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo adalah
sistem dinamik dengan bantuan software powersim constructor versi 2.5. Tahapan- tahapan dalam sistem dinamik meliputi analisis kebutuhan, formulasi masalah,
simulasi model, dan validasi model. Dalam analisis sistem dinamik ini akan dikaji empat sub model lahan, sub model budidaya, sub model industri, dan sub model
pemasaran.
c.1. Analisis Kebutuhan