dimension was less sustained 45.48, legal and institutional dimension less sustained 47.46. From 73 attributes which analysed, only 24 attributes will
need to settle immediately because could affects sustainability index sensitively, proven with minimum error at 95 confidence level. Prospective analysis is
needed to build scenarios to increase sustainability index and sustainability status in future. There is progressive-optimistic scenarios with overall improvement at
sensitive attributes could increase sustainability status of agropolitan area.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, pengembangan pengelolaan peternakan perlu memenuhi kriteria pembangunan berkelanjutan sustainable
development yang mempersekutukan antara kepentingan ekonomi, sosial budaya, dan kelestarian ekologi Saragih dan Sipayung 2002. Diharapkan dengan
Keywords: sustainability index, sustainability status, agropolitan, Situbondo Region
7.1. Pendahuluan
Program pengembangan kawasan agropolitan yang menekankan pada aspek agribisnis berbasis pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
peternakan, dan perikanan belum banyak diselenggarakan pada berbagai daerah di Indonesia. Sumberdaya peternakan merupakan salah satu sumberdaya alam yang
dapat diperbarui renewable dan berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan dinamika ekonomi daerah. Hal ini, menurut Saragih 2000
didasarkan atas beberapa pertimbangan, yaitu: Pertama, kegiatan peternakan
relatif bersifat tidak tergantung pada ketersediaan lahan dan tidak terlalu menuntut
kualitas tenaga kerja yang tinggi. Kedua, kegiatan budidaya peternakan memiliki kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes. Ketiga, produk peternakan
merupakan produk yang memiliki nilai elastisitas permintaan terhadap perubahan
pendapatan yang tinggi. Keempat, sifat produk peternakan yang memiliki nilai
elastisitas permintaan terhadap perubahan pendapatan yang tinggi dan kegiatan peternakan yang dilihat sebagai suatu sistem agribisnis, akan mampu menciptakan
kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan peningkatan pendapatan, mulai pada agribisnis hulu, budidaya, agribisnis hilir, dan kegiatan jasa terkait tranportasi,
perbankan, dan lain-lain.
menerapkan pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan berbasis peternakan, dapat meningkatkan pendapatan petanipeternak dan kontribusi
terhadap pendapatan asli daerah PAD, menyerap tenaga kerja dan memeratakan pendapatan, mengaplikasikan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, patuh
hukum serta berfungsinya kelembagaan peternakan. Dengan demikian, diperlukan penelitian yang komprehensif untuk merumuskan kebijakan dan
skenario pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan berbasis peternakan.
Sejalan dengan program pembangunan ekonomi nasional bidang pertanian, subsektor peternakan memiliki peranan penting dalam upaya mendukung program
peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis. Sub sektor Peternakan berpotensi besar untuk dikembangkan tidak hanya sebagai penghasil
daging, susu, dan telur yang merupakan komponen penting dalam rantai pangan modern serta sumber protein hewani yang bernilai tinggi, akan tetapi juga penting
dilihat dari fungsi non pangan seperti penyerapan tenaga kerja, penyediaan tenaga kerja ternak, daur ulang nutrisi nutrient recycling, kotoran ternak yang dapat
mengkompensasi kurangnya akses terhadap input modern seperti pupuk dan gas, serta fungsi lainnya dalam membantu mempertahankan kelangsungan hidup dan
kelestarian fungsi lingkungan Dirjen Bina Produksi Peternakan 2002. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan wilayah
Kabupaten Situbondo dari lima dimensi keberlanjutan yaitu dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial dan budaya, dimensi infrastruktur dan teknologi,
dan dimensi hukum dan kelembagaan. Dengan mengetahui status keberlanjutan wilayah dari lima dimensi, akan memudahkan dalam melakukan perbaikan-
perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap peningkatan status keberlanjutan wilayah terutama pada dimensi keberlanjutan dengan status
yang lebih rendah guna mendukung pengembangan kawasan agropolitan ke depan.
Hasil penelitian pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo ini diharapkan dapat merubah paradigma pembangunan
daerah yang selama ini hanya dijadikan sebagai halaman belakang menjadi
pembangunan perdesaan yang berkelanjutan yang setara dengan kota dengan memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi melalui investasi
sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pertanianpeternakan dengan memberdayakan masyarakat lokal.
7.2. Metode Analisis Status Keberlanjutan Wilayah Kabupaten Situbondo a. Jenis dan Sumber data