Bayeman, 5. Desa Ketoan, 6. Desa Kedung Dowo, 7. Desa Lamongan, dan 8.
Desa Arjasa. Kecamatan Kapongan terdiri atas 10 sepuluh desa, yaitu: 1. Desa
Kandang, 2. Desa Curah Cotok, 3. Desa Peleyan, 4. Desa Wonokoyo, 5. Desa Seletreng, 6. Desa Landangan, 7. Desa Kapongan, 8. Desa Kesambi Rampak, 9.
Gebangan, dan 10. Desa Pokaan. Kecamatan Mangaran terdiri atas 6 enam,
yaitu: 1. Desa Tanjung Kamal, 2. Desa Tanjung Glugur, 3. Desa Tanjung Pecinan, 4. Desa Semiring, 5. Desa Trebungan, dan 6. Desa Mangaran. Jumlah desa secara
keseluruhan di lima kecamatan adalah: 42 empat puluh dua desa. Luas wilayah di lima kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Luas kecamatan lokasi penelitian pada tahun 2008
No Kecamatan
Luas km Luas ha
2
1 Asembagus
118.74 11 874
2 Jangkar
67.00 6 700
3 Arjasa
216.38 21 638
4 Kapongan
44.55 4 455
5 Mangaran
35.70 3 570
Jumlah 482.37
48 237
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
4.2. Jenis Tanah, Topografi, dan Iklim
Jenis tanah di lokasi penelitian basis peternakan di Kabupaten Situbondo dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Luas penyebaran tanah di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Kecamatan
Alluvial Regosol
Renzina Grumosol
Mediteran Latosol
Andosol
1 Asembagus
589 362
2 179 395
3 887 3 692
770
2 Jangkar
201 410
2 133 1 226
2 730 1 025
650
3 Arjasa
150 555
1 253 1 860
5 430 5 430
3 063
4 Kapongan
2 158 853
1 007 1 350
1 340 760
245
5 Mangaran
1 807 1 025
1 350 232
250 340
320
Jumlah
4 905 3 205
7 922 5 063
13 637 11 247
5 048
Sumber: Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008
Pada umumnya topografi di daerah lokasi penelitian adalah datar dan dataran rendah dan hanya sebagian kecil saja yang mempunyai topografi berbukit
yaitu: Desa Curah Tatal, Jatisari, dan Kayumas yang terletak di Kecamatan Arjasa.
Keadaan iklim di Kabupaten Situbondo hampir sama pada semua kecamatan. Temperatur daerah ini lebih kurang 24.7
o
C – 27.9
o
Ditinjau dari aspek ekonomi, Kabupaten Situbondo memliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,
khususnya melalui sektor pertanian sub sektor peternakan. Produksi sub sektor peternakan dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang positif.
Populasi ternak tahun 2007 menunjukkan perkembangan yang meningkat. Jumlah ternak sapi meningkat dari 137 058 ekor menjadi 137 394 ekor, ternak kambing
meningkat dari 48 507 ekor menjadi 48 601 ekor, ternak domba meningkat dari 78 993 ekor mejadi 79 108 ekor, ayam ras meningkat dari 27 618 ekor menjadi 29
000 ekor, dan itik meningkat dari 47 753 ekor menjadi 48 295 ekor. Satu- C dengan rata-
rata curah hujan antara 994 mm – 1 503 mm per tahunnya dan daerah ini tergolong kering Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008.
4.3. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kabupaten Situbondo
Pembangunan wilayah di Kabupaten Situbondo sampai saat ini dirasakan agak lamban apabila dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Jawa Timur.
Kenyataan di lapangan menunjukkan perbedaan dan kesenjangan yang cukup besar dari berbagai aspek, baik dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan
infrastruktur. Ditinjau dari aspek sosial, menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat di daerah perdesaan lebih banyak yang miskin di bandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Kurangnya infrastruktur, tingginya angka kemiskinan dan banyaknya jumlah keluarga pra-sejahtera, rendahnya mutu sumberdaya manusia,
dan belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam menyebabkan perbedaan tingkat kesejahteraan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan semakin tinggi.
Adanya perbedaan pembangunan antara wilayah perkotaan dengan perdesaan serta kesenjangan sosial yang cukup tinggi sering menimbulkan kecemburuan
sosial, dan jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan konflik.
satunya populasi ternak yang mengalami penurunan adalah ayam buras dari 557 916 ekor menjadi 530 988 ekor.
Demikian pula apabila dilihat dari produksinya, yaitu produksi daging meningkat dari 2 677 ton menjadi 3 356.9 ton naik 25.40 , produksi telur
meningkat dari 276.9 ton menjadi 740.6 ton naik 167.46 , kulit sapi meningkat dari 5 239 lembar menjadi 8 337 lembar naik 59.13 , kulit kambing meningkat
dari 200 lembar menjadi 712 lembar naik 256 , dan kulit domba meningkat dari 600 lembar menjadi 2 678 lembar naik 246.33. Pasar produk peternakan
memberikan peluang pasar yang sangat baik. Selain produk peternakan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kabupaten Situbondo, juga untuk melayani
permintaan dari kota-kota lain seperti Surabaya, Malang, dan Jakarta. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya ternak dan unggas yang dipotong serta ternak yang
keluar setiap tahunnya. Kontribusi sektor peternakan dan hasil-hasilnya pada tahun 2007 dapat menyumbangkan produk domestik regional bruto PDRB
sebanyak 9.87 atau sebesar Rp 146 804 670 000,- juta Bappekab dan BPS Kabupaten Situbondo 2008.
Ditinjau dari aspek budaya, Kabupaten Situbondo didominasi oleh Suku Madura, dan Jawa, serta sebagian kecil suku Sunda, Minangkabau, Bugis, dan
Cina. Heterogenitas etnis yang diikuti oleh keanekaragaman budaya masing- masing sudah saling berinteraksi dengan baik sejak dulu sampai saat ini. Suku
Madura dan Jawa yang merupakan suku paling dominan di Kabupaten Situbondo pada dasarnya memiliki sifat sosial dan gotong royong yang tinggi dengan
masyarakat sekitarnya baik terhadap sesama suku maupun dengan suku lainnya, sehingga kehidupan di Kabupaten Situbondo cukup harmonis dan kondusif. Salah
satu sifat Suku Madura yang cukup menonjol dan dikenal masyarakat umum adalah kecintaannya terhadap ternak, terutama ternak sapi telah membantu
perkembangan peningkatan populasi ternak sapi di Kabupaten Situbondo. Usaha ternak sapi potong yang dahulunya bersifat ekstensif dan sebagai tabungan, akhir-
akhir ini berkembang cukup pesat dengan digiatkannya kawin suntik atau inseminasi buatan IB dengan bibit-bibit ternak sapi potong unggul, seperti:
Simental, Limousin, Brahman, Angus, Peranakan Onggol, dan lain sebagainya. Performan yang menarik dan bobot badan dewasa yang bisa mencapai lebih 1 000
kgekor serta harga yang tinggi menambah peternak semakin intensif untruk
memelihara jenis ternak ini. Menurut laporan Dinas Peternakan 2006 bahwa Kabupaten Situbondo merupakan salah satu lumbung ternak sapi potong di
Provinsi Jawa Timur.
4.3.1. Kependudukan
Hasil perhitungan yang dilakukan Badan Pusat Statistik BPS, penduduk Kabupeten Situbondo pada tahun 2007 telah mencapai 638 537 jiwa, yang terdiri
atas 311 199 penduduk laki-laki dan 327 338 penduduk perempuan. Perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan atau sex ratio sebesar 95.07 artinya
dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat penduduk laki-laki 95 jiwa. Dengan demikian penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki.
Jumlah penduduk di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah penduduk di lokasi penelitian pada tahun 2008
No Kecamatan Jumlah jiwa
Kepadatan Penduduk jiwa km
2
1 Asembagus
48 960 7.67
412 2
Jangkar 36 082
5.65 539
3 Arjasa
40 032 6.27
185 4
Kapongan 36 583
5.73 821
5 Mangaran
30 556 4.79
650
Jumlah 192 213
30.11 2 607 rataan=521 jiwakm