2. Analisis Prospektif STATUS KEBERLANJUTAN WILAYAH BERBASIS PETERNAKAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Untuk melihat atribut yang paling sensitif memberikan kontribusi terhadap indeks keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan dilakukan analisis sensivitas dengan melihat bentuk perubahan root mean square RMS ordinasi pada sumbu X. Semakin besar perubahan nilai RMS, maka semakin sensitif atribut tersebut dalam pengembangan kawasan agropolitan. Dalam analisis tersebut di atas akan terdapat pengaruh galat yang dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam pembuatan skor karena kesalahan pemahaman terhadap atribut atau kondisi lokasi penelitian yang belum sempurna, variasi skor akibat perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti, proses analisis MDS yang berulang-ulang, kesalahan pemasukan data atau ada data yang hilang, dan tingginya nilai stress, yaitu nilai stress dapat diterima jika nilai 25 Kavanagh 2001. Untuk mengevaluasi pengaruh galat pada pendugaan nilai ordinasi pengembangan kawasan agropolitan digunakan analisis Monte Carlo.

c.2. Analisis Prospektif

Analisis prospektif dilakukan dalam rangka menghasilkan skenario pengembangan kawasan agropolitan secara berkelanjutan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo untuk masa yang akan datang dengan menentukan faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja sistem. Pengaruh antar faktor diberikan skor oleh pakar dengan menggunakan pedoman penilaian analisis prospektif seperti pada Tabel 43. Tabel 43 Pedoman penilaian prospektif dalam pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan Skor Keterangan Skor Keterangan Tidak ada pengaruh 2 Berpengaruh sedang 1 Berpengaruh kecil 3 Berpengaruh sangat kuat Adapun pedoman pengisian pengaruh langsung antar faktor berdasarkan pedoman penilaian dalam analisis prospektif adalah sebagai berikut: a Dilihat dahulu apakah faktor tersebut tidak ada pengaruhnya terhadap faktor lain, jika ya beri nilai 0. b Jika tidak, selanjutnya dilihat apakah pengaruhnya sangat kuat, jika ya beri nilai 3. c Jika tidak, baru dilihat apakah berpengaruh kecil = 1, dan berpengaruh sedang = 2. Pengaruh antar faktor, selanjutnya disusun dengan menggunakan matriks seperti Tabel 44 berikut ini. Tabel 44 Pengaruh antar faktor dalam pengembangan kawasan agropolitan Dari Terhadap A B C D E F G A B C D E F G Kemungkinan-kemungkinan masa depan yang terbaik dapat ditentukan berdasarkan hasil penentuan elemen kunci masa depan dari beberapa faktor-faktor atau elemen-elemen yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan di Kabupaten Situbondo yang menuntut untuk segera dilaksanakan tindakan. Adapun cara menemukan elemen kunci dapat dilihat seperti Gambar 20 berikut ini. Penentuan Elemen Kunci Gambar 20 Penentuan elemen kunci pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan Hasil analisis berbagai faktor atau variabel seperti pada Gambar 20 di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor atau variabel-variabel yang berada pada: a. kuadran I berupa INPUT, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kuat dengan tingkat ketergantungan yang kurang kuat. Faktor pada kuadran ini merupakan faktor penentu atau penggerak driving variabels yang paling kuat dalam sistem. b. Kuadran II berupa STAKES, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan yang kuat leverage variables. Faktor pada kuadran ini dianggap peubah yang kuat. c. Kuadran III OUTPUT, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh kecil, namun ketergantungannya tinggi. d. Kuadran IV UNUSED, memuat faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dan ketergantungan kecil rendah. Faktor Penentu INPUT Faktor Terikat QUTPUT Faktor Penghubung Fakor Bebas UNUSED P E N G A R U H KETERGANTUNGAN Berdasarkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap sistem maka dibangun keadaan yang mungkin terjadi di masa depan faktor-faktor tersebut sebagai alternatif penyusun skenario pengembangan kawasan agropolitan berbasis peternakan. Selanjutnya disusun skenario pengembangan kawasan agropolitan yang mungkin terjadi di masa depan dapat berupa konservatif-pesimistik, moderat-optimistik, dan progresif-optimistik.

7.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Status dan Skenario Keberlanjutan Wilayah Kabupaten Situbondo