Analisis Kebijakan Rainfed areas quality control model based on community empwerment in Ponorogo district

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Balong, Bungkal, Sambit, dan Sawoo dalam wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Penetapan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa keempat kecamatan tersebut merupakan wilayah yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan degradasi lahan kering. Di setiap kecamatan dipilih dua desa, yaitu desa yang memiliki mutu lahan yang relatif baik dan desa yang memiliki mutu lahan yang relatif kurang baik. Penelitian berlangsung selama enam bulan; mulai bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif: Analisis univariat deskriptif dan bivariat, Analytical Hierarchy Process AHP, Interpretative Structural Modelling ISM, dan pendekatan sistem.

3.3. Responden Penelitian

Jumlah responden penelitian berjumlah 326 orang, terdiri dari enam pakar, 20 pejabat dinas dan instansi, dan 300 masyarakat tani lahan kering. Penentuan seseorang sebagai pakar ialah berdasarkan kompetensi dan pengalaman berkaitan dengan lahan kering atau sumberdaya alam dan lingkungan. Responden dinas dan instansi adalah pejabat struktural atau fungsional di Kabupaten Ponorogo yang berkaitan dengan pengendalian mutu lahan kering. Responden masyarakat tani lahan kering adalah mereka yang berstatus sebagai kepala keluarga dan berdomisili di kecamatan penelitian. Tehnik pengambilan sampel responden pakar dan dinas dan instansi ialah dengan purposive sampling; sedangkan pengambilan sampel masyarakat tani lahan kering dengan stratified random sampling. Jumlah responden pejabat atau staf Pemerintah Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Sub Dinas Kehutanan Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo satu orang, mantan manajer program 58 PIDRA Kabupaten Ponorogo satu orang; dan Pimpinan LSM Kabupaten Ponorogo satu orang. Responden dinas dan instansi terkait terdiri atas pejabat atau staf Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo tiga orang; pejabat atau staf Sub Dinas Kehutanan Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo tiga orang; pejabat Pemerintahan Desa Ngadisanan satu orang; pejabat atau staf Pemerintah Desa Karangpatihan dua orang; pejabat atau staf Pemerintah Desa Dadapan dua orang, pejabat atau staf Pemerintah Desa Kori dua orang; pejabat atau staf Pemerintah Kecamatan Sambit satu orang; pejabat atau staf Pemerintah Desa Prayungan dua orang; pejabat atau staf Pemerintah Desa Koripan satu orang; pejabat atau staf Pemerintah Desa Kupuk dua orang. Jumlah responden masyarakat dinilai telah memenuhi syarat sesuai dengan pendapat Gay 1976 tentang ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian, 1 penelitian deskriptif : 10 persen dari populasi; untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimun 20 persen; 2 penelitian korelasi: 30 subjek; 3 penelitian ex post facto atau penelitian kausal komparatif: 15 subjek per kelompok; penelitian eksperimen: 15 subjek per kelompok. Beberapa ahli percaya bahwa 30 subjek per kelompok dapat dipertimbangkan sebagai ukuran minimum.

3.4. Batasan Istilah

Berikut ini dikemukakan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan disertasi ini. 1. Model ialah suatu bentuk yang sengaja dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Model yang dibangun dalam disertasi ini ini ialah model kuantitatif. Untuk validasi model dilakukan validasi struktur model yaitu untuk mengetahui tingkat keserupaan struktur model dengan struktur yang nyata. Jenis pengujian validasi struktur model yaitu uji kesesuaian struktur dan uji kestabilan struktur. Uji kesesuaian struktur untuk mengetahui bahwa struktur model berlawanan atau tidak berlawanan dengan teori-teori baru atau pengetahuan yang berkembang; dan uji kestabilan struktur untuk mengetahui berlakunya model menurut dimensi waktu. Selain validasi di atas digunakan pula validasi kinerja model untuk menilai