Participatory Integrated Development in Rainfed Areas PIDRA

51 sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisis Marimin 2007. Pendekatan sistem merupakan cara pandang bersifat menyeluruh holistik yang memfokuskan pada integrasi dan keterkaitan antar komponen Hartrisari 2007. Tahapan pendekatan sistem menurut Manetsch dan Park 1977 dalam Hartrisari 2007 yaitu: mulai, analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, pemodelan sistem, verifikasi dan validasi, implementasi dan selesai.

2.6.1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap analisis kebutuhan ini diidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem stakeholder. Setiap pelaku sistem memiliki kebutuhan yang dapat mempengaruhi kinerja sistem. Pelaku mengharapkan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi jika mekanisme sistem tersebut dijalankan Hartrisari 2007. Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan komponen- komponen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem. Komponen-komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada Marimin 2005.

2.6.2. Formulasi Permasalahan

Formulasi permasalahan merupakan identifikasi dari kebutuhan stakeholder yang kontradiktif, yang dapat menyebabkan kejadian konflik pada pencapaian tujuan. Dari hasil analisis kebutuhan akan tampak kebutuhan- kebutuhan yang sejalan sinergis maupun yang kontradiktif Hartrisari 2007. 2.6.3. Identifikasi Sistem Identifikasi sistem merupakan hubungan antara pernyataan kebutuhan- kebutuhan dengan pernyataan-pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut Marimin 2007. Pada tahap identifikasi sistem, salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menyusun diagram lingkar sebab-akibat causal-loop-diagram atau diagram input-output black box diagram. Hal yang terpenting dalam 52 mengidentifikasi sistem adalah melanjutkan interpretasi diagram lingkar ke dalam konsep kotak gelap black box. Para analis harus mampu mengkonstruksi diagram kotak gelap Marimin 2005.

2.6.4. Pemodelan Sistem

Menurut Hartrisari 2007 model merupakan penyederhanaan sistem. Karena sistem sangat kompleks, tidak mungkin membuat model yang dapat menggambarkan seluruh proses yang terjadi dalam sistem. Model disusun dan digunakan untuk memudahkan dalam pengkajian sistem karena sulit dan hampir tidak mungkin untuk bekerja pada keadaan sebenarnya. Oleh sebab itu, model hanya memperhitungkan beberapa faktor dalam sistem dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Model adalah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses.

2.6.5. Validitas dan Sensitivitas Model

Model yang baik adalah model yang valid atau lulus uji validitas. Model yang telah melewati uji validitas struktur akan menghasilkan keyakinan pemodel tentang bangunan model yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah building confidence, dan model yang melewati uji validitas kinerja akan menghasilkan keyakinan pemodel tentang tingkat ketelitian metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah level of confidence. Ringkasnya model ilmiah yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris logico-empirical. Selain uji validitas juga diperlukan uji sensitivitas model. Uji sensitivitas model dapat dilakukan dengan dua macam intervensi yaitu intervensi fungsional dan intervensi struktural. Intervensi fungsional ialah dengan memberikan fungsi-fungsi khusus terhadap model dengan menggunakan fasilitas, antara lain: fungsi step, pulse, graph, dan delay. Intervensi struktural ialah dengan mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur model dengan cara mengubah struktur modelnya. Sensitivitas model mengungkapkan hasil-hasil intervensi terhadap unsur dan struktur sistem. di samping itu, analisis sensitivitas model juga berfungsi dalam menemukan alternatif tindakan atau kebijakan, baik untuk mengakselerasi kemungkinan pencapaian hasil positif maupun untuk mengantisipasi kemungkinan dampak negatif.