115
pertama. Namun pada saat mendiskusikan perbandingan antar elemen kriteria berdasarkan tujuan, para responden pakar mempriotaskan kriteria edukatif. Hal
ini dapat dijelaskan bahwa dana sangat diperlukan oleh para aktor pada tahap awal, agar bisa melaksanakan kriteria lainnya. Pada tahap awal, dana juga dinilai
oleh para responden pakar merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kriteria lainnya. Untuk tahap selanjutnya, agar tercapai tujuan yang berkelanjutan,
kriteria edukatif dinilai yang bisa mengubah pola pikir dan pola tindak petani lahan kering menjadi hal yang paling prioritas dibanding kriteria lainnya.
5.3.10. Urutan prioritas “Strategi” berdasarkan “Tujuan”
Urutan prioritas elemen “Strategi” berdasarkan “Tujuan” pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo:
prioritas pertama ialah peningkatan pemberdayaan masyarakat; prioritas kedua ialah peningkatan gerakan penghijauan; prioriras ketiga ialah peningkatan
pemupukan lahan kering; dan prioritas keempat ialah peningkatan layanan pemerintah. Perbandingan nilai bobot masing-masing elemen tertera dalam Tabel
35. Tabel 35
Matriks perbandingan antar elemen “Strategi” berdasarkan “Tujuan” pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di
Kabupaten Ponorogo
Tujuan Global
priority Urutan
Elemen Tj1
Tj2 Tj3
Bobot 0,515
0,354 0,131
Str at
eg i
St1 0,374
0,347 0,336
0,359 I
St2 0,424
0,094 0,113
0,267 II
St3 0,102
0,133 0,462
0,160 IV
St4 0,100
0,426 0,089
0,214 III
Consistency ratio 0,009
0,030 0,036
Keterangan: St1 : Peningkatan pemberdayaan masyarakat
St2 : Peningkatan gerakan penghijauan St3 : Peningkatan layanan pemerintah
St4 : Peningkatan pemupukan lahan kering
116
5.3.11. Urutan prioritas “Strategi” berdasarkan “Kriteria”
Urutan prioritas elemen “Strategi” berdasarkan “Kriteria” pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo:
prioritas pertama ialah peningkatan pemberdayaan masyarakat; prioritas kedua ialah peningkatan layanan pemerintah; prioriras ketiga ialah peningkatan gerakan
penghijauan; dan prioritas keempat ialah peningkatan pemupukan lahan kering. Perbandingan nilai masing-masing elemen dapat dilihat dalam Tabel 36.
Tabel 36 Matriks perbandingan antar elemen “Strategi” berdasarkan “Kriteria”
pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo
Kriteria Global
priority Urutan
Elemen Kr1
Kr2 Kr3
Kr4 Bobot
0,150 0,121
0,344 0,386
Str at
eg i
St1 0.299
0,424 0,439
0,430 0,413
I St2
0,121 0,085
0,096 0,110
0,104 III
St3 0,467
0,402 0,367
0,384 0,393
II St4
0,112 0,090
0,098 0,077
0,091 IV
Consistency ratio 0,044
0,002 0,017
0,025 Keterangan:
St1 : Peningkatan pemberdayaan masyarakat St2 : Peningkatan gerakan penghijauan
St3 : Peningkatan layanan pemerintah St4 : Peningkatan pemupukan lahan kering
Menurut pendapat para responden pakar diketahui bahwa perbandingan antar elemen strategi baik berdasarkan aktor, faktor, tujuan dan kriteria dalam
rangka pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo, strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat selalu
menjadi prioritas pertama. Hal ini menunjukkan bahwa semua aktor baik di tingkat kabupaten, kecamatan, desa dan lembaga masyarakat sepakat bahwa
strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat adalah strategi yang perlu diprioritaskan sebelum menempuh strategi peningkatan gerakan penghijauan,
peningkatan layanan pemerintah dan peningkatan pemupukan lahan kering. Demikian pula dari sudut pandang faktor, tujuan dan kriteria, menunjukkan bahwa
strategi peningkatan pemberdayaan masyarakat menjadi prioritas pertama. Dari analisis keseluruhan diperoleh hasil skor keputusan seluruh elemen
dalam level Aktor, Faktor, Tujuan, Kriteria, dan Strategi seperti tampak pada