Teori Keputusan dan Model serta Teknik Analisis

55 Sumber: Saaty T.L.1980, Gambar 4 Diagram alir metoda AHP

2.8. Analisis Kebijakan

Menurut Ma‟arif 2007 analisis kebijakan didefinisikan sebagai advis yang berorientasi kepada klien yang relevan dengan keputusan publik dan dipengaruhi oleh nilai sosial. Kebijakan generik generic policies, adalah berbagai macam tindakan pemerintah yang dilakukan untuk memecahkan masalah kebijakan yang dihadapi dan biasanya berupa suatu strategi umum. Kebijakan generik seharusnya berujung pada suatu keadaan yang spesifik untuk menghasilkan alternatif kebijakan yang dapat dilaksanakan serta berkelanjutan. Terdapat lima hal penting yang termasuk dalam kebijakan generik, yakni: 1 membebaskan, fasilitasi dan simulasi pasar, 2 penggunaan pajak dan subsidi sebagai pilihan insentif, 3 penetapan peraturan perundangan, 4 penyediaan barang barang melalui mekanisme bukan pasar, dan 5 penyelenggaraan asuransi dan jaring pengaman. Mulai Identifikasi sistem Pengisian matriks pendapat individu Revisi pendapat Penyusunan hierarki CR memenuhi Ya Tidak Menyusun matriks gabungan Pengolahan vertikal Selesai Menghitung vektor prioritas 56

2.9. Indeks Pembangunan Manusia IPM

Indeks pembangunan manusia IPM atau human development index HDI yaitu indikator komposit tunggal yang mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar basic capabilities penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah 1 tingkat kesehatan yang tercermin dengan umur panjang dan sehat yang mengukur peluang hidup, 2 berpengetahuan dan berketerampilan, serta 3 akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak Rustiadi et al. 2007.

2.10. Stakeholder

Menurut Freeman 1984 stakeholder ialah sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Stakeholder adalah masyarakat yang memiliki daya untuk mengendalikan penggunaan sumber daya seolah-olah mereka tidak terkena pengaruh, tetapi kehidupannya dipengaruhi oleh perubahan penggunaan sumber daya tersebut. Stakeholder berbeda dengan pelaku actor. Stakeholder adalah bagian yang secara langsung terkait dengan hasil kajian. Mereka menjadi pengguna di masa depan dari suatu hasil kajian; sedangkan pelaku semua masyarakat dalam suatu wilayah yang memainkan suatu peran dalam suatu sektor tertentu. Mereka bukan kelompok sasaran target group bagi hasil suatu kajian.

2.11. Focus Group Discussion FGD dan Wawancara Mendalam

FGD adalah salah satu teknik dalam mengumpulkan data kualitatif, di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang moderator atau fasilitator mengenai suatu topik. Wawancara mendalam atau indepth interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif, di mana wawancara dilakukan antara seorang responden dengan pewawancara yang terampil, yang ditandai dengan penggalian yang mendalam dan menggunakan pertanyaan terbuka. III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Balong, Bungkal, Sambit, dan Sawoo dalam wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Penetapan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa keempat kecamatan tersebut merupakan wilayah yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan degradasi lahan kering. Di setiap kecamatan dipilih dua desa, yaitu desa yang memiliki mutu lahan yang relatif baik dan desa yang memiliki mutu lahan yang relatif kurang baik. Penelitian berlangsung selama enam bulan; mulai bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan kualitatif: Analisis univariat deskriptif dan bivariat, Analytical Hierarchy Process AHP, Interpretative Structural Modelling ISM, dan pendekatan sistem.

3.3. Responden Penelitian

Jumlah responden penelitian berjumlah 326 orang, terdiri dari enam pakar, 20 pejabat dinas dan instansi, dan 300 masyarakat tani lahan kering. Penentuan seseorang sebagai pakar ialah berdasarkan kompetensi dan pengalaman berkaitan dengan lahan kering atau sumberdaya alam dan lingkungan. Responden dinas dan instansi adalah pejabat struktural atau fungsional di Kabupaten Ponorogo yang berkaitan dengan pengendalian mutu lahan kering. Responden masyarakat tani lahan kering adalah mereka yang berstatus sebagai kepala keluarga dan berdomisili di kecamatan penelitian. Tehnik pengambilan sampel responden pakar dan dinas dan instansi ialah dengan purposive sampling; sedangkan pengambilan sampel masyarakat tani lahan kering dengan stratified random sampling. Jumlah responden pejabat atau staf Pemerintah Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Sub Dinas Kehutanan Kabupaten Ponorogo satu orang; pejabat atau staf Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ponorogo satu orang, mantan manajer program