Hubungan antara Mutu Lahan Kering dengan Kependudukan

19 Tanah merupakan suatu ekosistem yang mendukung kehidupan flora dan fauna Notodarmojo 2005. Tanah merupakan medium bagi mikroorganisme; beragam mikroorganisme terdapat dalam tanah. Di antara organisme yang penting dan perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan keberadaan zat pencemar dalam tanah dan air tanah ialah mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdiri dari bebagai jenis mampu mengubah atau melakukan transformasi biotis terhadap kontaminan, terutama kontaminan organik. Keberadaan mikroorganisme dalam tanah mempunyai peranan penting dalam perombakan degradsi zat pencemar organik dalam tanah melalui proses metabolismenya. Bakteri hidup subur dalam tanah, terutama tanah dengan kelembaban yang mencukupi dan mengandung cukup banyak substrat. Dalam kondisi kelembaban yang cukup, satu gram tanah terdapat satu juta bakteri Foth 1984, diacu dalam Notodarmojo 2005. Selain bakteri di dalam tanah terdapat pula aktivitas hewan tanah, di antaranya cacing tanah, arthropoda, semut, dan rayap Notodarmojo 2005. Cacing tanah membuat rongga yang dangkal dan memakan sisa organik dari tanaman yang mati. Kotoran cacing tersebut dibuang di sekitar lubang, membuat tanah di sekitarnya menjadi kaya dengan zat organik. Jaringan lubang yang dibuat cacing tanah ini membuat tanah mengalami aerasi, membuat tanah menjadi aerobik dan mempermudah infiltrasi air hujan. Demikian pula halnya dengan arthropoda, semut, dan rayap memakan sisa organik dan membuat rongga dalam tanah. Tanah dan air tanah sebagai komponen lingkungan yang merupakan sumberdaya alam adalah sama pentingnya bagi manusia. Mutu tanah sangat ditentukan oleh tersedia atau tidaknya sumberdaya air yang bermutu baik, dalam arti bukan air yang terkontaminasi zat atau bahan mencemar. Mutu lahan sangat ditentukan oleh keadaan kontaminan tanah yang berasal dari berbagai sumber. OTA Office of Technology Assesment, United States of America 1984 membagi sumber kontaminan air tanah dalam 6 kategori : 1 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan mengalirkan, contoh tanki septictank dan kakus, sumur injeksi; 2 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk mengolah dan membuang zat atau substansi, contoh: landfill, tempat pembuangan limbah pertambangan, kolam penampungan, tempat penyimpanan limbah berbahaya dan material 20 radioaktif; 3 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau substansi, contoh: saluran riol atau saluran limbah; 4 sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana, contoh air irigasi yang berlebih dan mengandung pupuk, termasuk penggunaan pestisida dan pupuk dalam pertanian; contoh sumur bor untuk produksi atau eksplorasi minyak, gas, dan panas bumi; 5 sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk bagi air terkontaminasi masuk ke dalam akifer, 6 sumber kontaminan yang bersifat alamiah atau terjadi secara alamiah, tetapi terjadinya pengaliran atau penyebarannya disebabkan oleh aktivitas manusia, contoh penggunaan bahan bakar minyak dan batu bara. Kandungan kimia mempengaruhi kualitas tanah dan air tanah. Kandungan kontaminan anorganik yang bersifat asam dapat melarutkan zat-zat yang membentuk struktur tanah. Pestisida merupakan salah satu kontaminan organik yang berasal dari aktivitas manusia. Penggunaan pestisida secara besar-besaran untuk keperluan pertanian telah mencemari tanah dan air tanah. Ada dua hal penting dari kontaminasi pestisida yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan gangguan pada lingkungan dan manusia yaitu 1 umumnya pestisida mempunyai sifat yang relatif persisten yang menyebabkan terjadinya akumulasi dalam tanah, dan beramplifikasi pada makhluk hidup melalui rantai makanan; 2 sifat racun toksin pada makhluk hidup, termasuk manusia, yang mengganggu sistem syaraf, bahkan dapat menimbulkan kanker; selain itu dapat mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan perubahan komposisi biota. Kerusakan lahan juga disebabkan karena erosi yang terjadi tidak hanya di bagian hulu on site akan tetapi juga di bagian hilir off site dari suatu daerah aliran sungai DAS. Kerusakan di hulu menyebabkan penurunan kesuburan tanah dan berpengaruh terhadap kemunduran produktivitas tanah dan meluasnya lahan kritis. Di bagian hilir kerusakan diakibatkan oleh sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan saluran air dan sungai dan berakibat tejadinya kekeringan di musim kemarau. Erosi merupakan faktor utama penyebab ketidakberlanjutan kegiatan usaha tani di wilayah hulu. Erosi yang intensif di lahan pertanian menyebabkan semakin menurunnya produktivitas usahatani karena hilangnya lapisan tanah