20
radioaktif; 3 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau substansi, contoh: saluran riol atau saluran limbah; 4 sumber yang berasal dari
konsekuensi suatu kegiatan yang terencana, contoh air irigasi yang berlebih dan mengandung pupuk, termasuk penggunaan pestisida dan pupuk dalam pertanian;
contoh sumur bor untuk produksi atau eksplorasi minyak, gas, dan panas bumi; 5 sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk
bagi air terkontaminasi masuk ke dalam akifer, 6 sumber kontaminan yang bersifat alamiah atau terjadi secara alamiah, tetapi terjadinya pengaliran atau
penyebarannya disebabkan oleh aktivitas manusia, contoh penggunaan bahan bakar minyak dan batu bara.
Kandungan kimia mempengaruhi kualitas tanah dan air tanah. Kandungan kontaminan anorganik yang bersifat asam dapat melarutkan zat-zat yang
membentuk struktur tanah. Pestisida merupakan salah satu kontaminan organik yang berasal dari aktivitas manusia. Penggunaan pestisida secara besar-besaran
untuk keperluan pertanian telah mencemari tanah dan air tanah. Ada dua hal penting dari kontaminasi pestisida yang perlu diperhatikan dalam kaitannya
dengan gangguan pada lingkungan dan manusia yaitu 1 umumnya pestisida mempunyai sifat yang relatif persisten yang menyebabkan terjadinya akumulasi
dalam tanah, dan beramplifikasi pada makhluk hidup melalui rantai makanan; 2 sifat racun toksin pada makhluk hidup, termasuk manusia, yang mengganggu
sistem syaraf, bahkan dapat menimbulkan kanker; selain itu dapat mengakibatkan kerusakan keanekaragaman hayati dan perubahan komposisi biota.
Kerusakan lahan juga disebabkan karena erosi yang terjadi tidak hanya di bagian hulu on site akan tetapi juga di bagian hilir off site dari suatu daerah
aliran sungai DAS. Kerusakan di hulu menyebabkan penurunan kesuburan tanah dan berpengaruh terhadap kemunduran produktivitas tanah dan meluasnya lahan
kritis. Di bagian hilir kerusakan diakibatkan oleh sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan saluran air dan sungai dan berakibat tejadinya kekeringan di musim
kemarau. Erosi merupakan faktor utama penyebab ketidakberlanjutan kegiatan usaha tani di wilayah hulu. Erosi yang intensif di lahan pertanian menyebabkan
semakin menurunnya produktivitas usahatani karena hilangnya lapisan tanah
21
bagian atas yang subur dan berakibat tersembul lapisan cadas yang keras Atmojo 2006.
2.4. Pengendalian Mutu Lahan Kering
Dari hasil studi kepustakaan diketahui bahwa pengendalian mutu lahan kering sangat penting agar tetap berfungsi dan berproduksi dengan baik, Karena
itu diperlukan upaya pengelolaan atau konversi lahan yang benar-benar efektif, bukan saja oleh pemerintah dan masyarakat tetapi juga oleh pihak swasta dan
lembaga sosial masyarakat. Undang-Undang Nomor 16 tahun 2006 mengisyaratkan pentingnya pengembangan sistem penyuluhan pertanian di
seluruh daerah di Indonesia. Kebijakan penting dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah berdasarkan prinsip-prinsip otonomi daerah.
2.5. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan yang menitikberatkan pada kepentingan dan kebutuhan rakyat yang mengarah pada
kemandirian masyarakat, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan Hikmat 2001. Dalam UU No.23 tahun 1997 dinyatakan bahwa kemandirian dan keberdayaan
masyarakat merupakan prasyarat untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat sebagai pelaku dalam pengelolaan lingkungan hidup bersama dengan pemerintah
dengan pelaku pembangunan lainnya. Pemberdayaan adalah bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek
yang prinsipil dari manusia dan lingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual sumber daya manusia, aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial.
Aspek-aspek tersebut bisa jadi dikembangkan menjadi aspek sosial-budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan. Menurut McArdle 1989
pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang secara konsekuen melaksanakan keputusan, orang-orang yang telah mencapai
tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan keharusan untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi
pengetahuan, keterampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan mereka tanpa bergantung pertolongan dari hubungan eksternal. Namun, bukan
hanya untuk mencapai tujuannya yang penting, akan tetapi lebih pada makna
22
pentingnya proses dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Friedmann 1992 bahwa proses pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana
kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural baik di dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional maupun
bidang politik, ekonomi dan lain-lain. Adapun proses pemberdayaan mengandung dua kecendrungan di antaranya yaitu: 1 menekankan pada proses pemberian atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya; 2 kemampuan individu untuk
mengendalikan lingkungannya, adalah suatu proses pemahaman situasi yang sedang terjadi sehubungan dengan politik, ekonomi dan sosial yang tidak dapat
dipaksakan dari luar.
Pemberdayaan masyarakat dipengaruhi pula oleh faktor sosial, politik dan psikologi. Konsep pemberdayaan masyarakat ini mencerminkan paradigma baru
dalam pembangunan. Upaya pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang kondisinya sekarang tidak mampu
untuk melepaskan diri dari perangkap ketidakmampuan dan keterbelakangan. Untuk itu perlunya melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam kegiatan pembangunan dan pemberdayaan sangat penting. Alasan utama pelibatan masyarakat menurut Uphoff 1992 ada tiga
yaitu: 1 sebagai langkah awal mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dan merupakan suatu cara untuk menumbuhkan rasa memiliki dan rasa tanggung
jawab masyarakat terhadap program pembangunan yang dilaksanakan, 2 sebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan potensi dan sikap
masyarakat setempat; 3 masyarakat mempunyai hak untuk memberikan pemikirannya dalam menentukan program-program yang akan dilaksanakan di
wilayah mereka Uphoff 1992, diacu dalam Sumarjo dan Saharudin 2004. Upaya-upayan pemberdayaan tidak hanya terpusat pada individu-individu
masyarakat, tetapi juga pendukungnya misalnya peraturan, nilai-nilai modern, kerja keras, hemat, keterbukaan, rasa tanggung jawab dan lain sebagainya.
Pemberdayaan masyarakat adalah kemampuan setiap individu untuk terlibat dan berperan dalam pembangunan, dengan demikian masyarakat berhak dan wajib
menyumbangkan potensinya dalam pembangunan, sekecil dan selemah apapun
23
kualitas sumberdaya seseorang bisa diberdayakan dalam pembangunan di daerahnya.
Untuk itu, terkait dengan keberhasilan suatu program dalam suatu masyarakat tidak terlepas dengan keadaan sosial di dalam masyarakat tersebut.
Hal ini sejalan dengan pendapat Blackshaw 2004 bahwa modal sosial memiliki empat dimensi diantaranya yaitu: 1 integrasi, berupa ikatan-ikatan antara
kekerabatan, agama dan etnik; 2 pertalian, ikatan dengan komunitas lain di luar komunitas asal; 3 integritas organisasional, kemampuan dan keeftifan institusi
negara menjalankan fungsinya; 4 sinergi, relasi antara pimpinan dan institusi pemerintahan dengan komunitas. Fokus perhatian adalah apakah negara
memberikan ruang gerak yang luas atau tidak bagi partisipasi warganya. Pemerintah
perlu mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang
merupakan institusional incentive
dan menjadi fasilitator untuk membangun hubungan antar kelembagaan di tingkat komunitas.
Bobo 2003 menyatakan bahwa pengembangan kualitas SDM perlu secara terus menerus dilakukan sebagai alat efektif pada masa mendatang dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sekaligus memeratakannya. Terutama pada lapisan manajemen atau keterampilan menengah yang paling
dibutuhkan di berbagai sektor perekonomian dan yang memberikan imbalan pada pekerjaan secara memadai. Selain itu juga pekerja berketerampilan menengah
akan dapat menjembatani pekerja berketerampilan tinggi dengan pekerjaan yang tidak berketerampilan dan sekaligus memudahkan pengadaaan transformasi dari
pekerjaan tidak berketerampilan menjadi pekerja berketerampilan menengah. Untuk dapat menciptakan hal tersebut perlu adanya kerjasama kemitraan antara
pemerintah dengan LSM, perguruan tinggi dan ormas sebagai katalis pembangunan, dalam upaya mendapatkan dan melibatkan masyarakat dengan
dunia usaha. Selanjutnya tindakan yang perlu diambil untuk pengembangan ekonomi masyarakat adalah dengan: 1 mengadakan pendekatan integral
mencakup isu sosial, lingkungan dan ekonomi; 2 perancangan strategi dengan melibatkan berbagai pihak terkait terutama tokoh masyarakat; 3 komitmen,
kredibilitas dan kemampuan pemimpin lokal untuk menyatukan seluruh