Diagram Input-Output Identifikasi sistem

128 regional bruto PDRB dan kesejahteraan masyarakat petani. Pengaruh variabel- variabel sosial tersebut terhadap sistem kemudian disajikan dalam stock flow diagram , seperti terlihat pada Gambar 16. Gambar 16 Stock flow diagram sub-model ekonomi dalam sistem pengendalian mutu lahan kering Keterangan Gambar 16: PDRB = PDRB Kabupaten Ponorogo KPDRB = laju berkurangnya PDRBH LPDRB = laju pertambahan PDRB FPPK = fraksi pendapatan per kapita Ksjhtr = kesejahteraan petani Pend_Pet = pendapatan petani lahan kering PPerKapita = pendapatan per kapita FPP = fraksi pendapatan petani Ksm_Pet = rata-rata pengeluaran petani Berdasarkan Gambar 16 diketahui bahwa nilai PDRB dipengaruhi adanya pertumbuhan ekonomi dilihat dari laju pertumbuhan PDRB, sedangkan kesejahteraan dipengaruhi oleh pendapatan petani dikurangi konsumsi petani. Pada sub model ekonomi yang telah dirumuskan dapat digunakan dengan bebarapa asumsi yang akan membatasi keberlakuan model, yaitu laju angka pertumbuhan PDRB dianggap tetap dengan tidak terjadi perubahan fraksinya. 129

5.5.3.3.2. Sub model sosial

Sub-model sosial dalam sistem pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan bagian pemodelan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel sosial, seperti jumlah penduduk, pencari kerja, penduduk miskin, kelompok tani, angka Indeks Pembangunan manusia, kesehatan, persepsi dan pendidikan terhadap keberlanjutan sistem. Pengaruh variabel-variabel sosial tersebut terhadap sistem kemudian disajikan dalam stock flow diagram , seperti terlihat pada Gambar 17. Berdasarkan Gambar 17 diketahui bahwa jumlah penduduk dipengaruhi adanya kelahiran dan angka kematian, sedangkan keberadaan jumlah penduduk miskin akan mempengaruhi tingkat pendidikan dan kesehatan sehingga dapat berpengaruh terhadap nilai IPM. Dengan terbentuknya kelompok tani akan dapat menjadi wadah lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran pencari kerja. Pada sub model sosial yang telah dirumuskan dapat digunakan dengan bebarapa asumsi yang akan membatasi keberlakuan model, yaitu laju angka kelahiran dianggap tetap dengan tidak terjadi perubahan fraksi fertilisasi. Berdasarkan sub model sosial memperlihatkan bahwa kelahiran berfungsi sebagai laju masukan pada level penduduk, untuk kelahiran merupakan perkalian antara penduduk. Sedangkan kematian berfungsi sebagai laju keluaran pada level penduduk, untuk kematian merupakan perkalian antara penduduk dengan umur yang merupakan harapan hidup rata-rata setiap tahun berdasarkan data umur harapan hidup di Kabupaten Ponorogo membentuk sebagai graph, dan untuk emigrasi merupakan perkalian antara penduduk dengan normal emigrasi yang terdapat sebagai konstanta. Kelompok tani sebagai auxiliary merupakan perkalian dari penduduk dengan fraksi kelompok tani dan lahan tani yang tersedia dilihat dari luas lahan yang ada sebagai level dengan fraksi petani sebagai konstanta yang merupakan gambaran tani pada satuan luas lahan. Sehingga dapat berpengaruh terhadap penambahan lapangan kerja baru yang ada. Selain hal tersebut nilai pendidikan sebagai level berpengaruh terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin sehingga berpengaruh pula terhadap kesehatan dan menentukan nilai IPM.