Beberapa Hasil Penelitian Tentang Lahan Kering

18 pertanian yang menimbulkan dampak antara lain meliputi kegiatan pengolahan tanah, penggunaan sarana produksi yang tidak ramah. Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen menjadi lahan pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi tanah. Akibat degradasi oleh erosi ini dapat dirasakan dengan semakin meluasnya lahan kritis. Praktek penebangan dan perusakan hutan deforesterisasi merupakan penyebab utama terjadinya erosi di kawasan daerah aliran sungai DAS.

2.3.4. Hubungan antara Mutu Lahan Kering dengan Layanan Pemerintah

Pengelolaan tanah pada umumnya dimaksudkan untuk menjaga kualitas atau mutu tanah dan lingkungan serta meminimalkan dampak negatif dari aktivitas manusia, seperti pengembangan lahan, pemanfaatan lahan sebagai tempat buangan atau kegiatan lainnya yang berdampak negatif terhadap kualitas tanah dan air tanah baik secara langsung maupun tidak langsung Notodarmojo 2005. Untuk itu pemerintah perlu senantiasa mengembangkan kebijakan- kebijakan pengelolaan dan law enforcement di bidang tanah dan air tanah. Sejauh ini aspek hukum secara khusus mengatur tentang kualitas tanah belum ada, tetapi aspek hukum dari pencemaran tanah termasuk dalam aspek pencemaran lingkungan secara keseluruhan. Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan pengelolaan tanah dan air tanah di antaranya yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

2.3.5. Hubungan antara Mutu Lahan Kering dengan Lingkungan dan

Teknologi Dari beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kerusakan lahan kering dengan lingkungan : sumberdaya air, keadaan pohon tanaman keras, curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan teknologi biologi, fisika, kimia. 19 Tanah merupakan suatu ekosistem yang mendukung kehidupan flora dan fauna Notodarmojo 2005. Tanah merupakan medium bagi mikroorganisme; beragam mikroorganisme terdapat dalam tanah. Di antara organisme yang penting dan perlu mendapat perhatian dalam kaitannya dengan keberadaan zat pencemar dalam tanah dan air tanah ialah mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdiri dari bebagai jenis mampu mengubah atau melakukan transformasi biotis terhadap kontaminan, terutama kontaminan organik. Keberadaan mikroorganisme dalam tanah mempunyai peranan penting dalam perombakan degradsi zat pencemar organik dalam tanah melalui proses metabolismenya. Bakteri hidup subur dalam tanah, terutama tanah dengan kelembaban yang mencukupi dan mengandung cukup banyak substrat. Dalam kondisi kelembaban yang cukup, satu gram tanah terdapat satu juta bakteri Foth 1984, diacu dalam Notodarmojo 2005. Selain bakteri di dalam tanah terdapat pula aktivitas hewan tanah, di antaranya cacing tanah, arthropoda, semut, dan rayap Notodarmojo 2005. Cacing tanah membuat rongga yang dangkal dan memakan sisa organik dari tanaman yang mati. Kotoran cacing tersebut dibuang di sekitar lubang, membuat tanah di sekitarnya menjadi kaya dengan zat organik. Jaringan lubang yang dibuat cacing tanah ini membuat tanah mengalami aerasi, membuat tanah menjadi aerobik dan mempermudah infiltrasi air hujan. Demikian pula halnya dengan arthropoda, semut, dan rayap memakan sisa organik dan membuat rongga dalam tanah. Tanah dan air tanah sebagai komponen lingkungan yang merupakan sumberdaya alam adalah sama pentingnya bagi manusia. Mutu tanah sangat ditentukan oleh tersedia atau tidaknya sumberdaya air yang bermutu baik, dalam arti bukan air yang terkontaminasi zat atau bahan mencemar. Mutu lahan sangat ditentukan oleh keadaan kontaminan tanah yang berasal dari berbagai sumber. OTA Office of Technology Assesment, United States of America 1984 membagi sumber kontaminan air tanah dalam 6 kategori : 1 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan mengalirkan, contoh tanki septictank dan kakus, sumur injeksi; 2 sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk mengolah dan membuang zat atau substansi, contoh: landfill, tempat pembuangan limbah pertambangan, kolam penampungan, tempat penyimpanan limbah berbahaya dan material