65
penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Hartrisari, 2007. Dalam diagram lingkar sebab akibat digambarkan hubungan antar elemen yang terlibat
dalam sistem yang dikaji. Sementara itu dalam diagram input-output dikemukakan enam variabel yang berhubungan dengan kinerja sistem yaitu: 1 variabel output
yang dikehendaki, sumber rujukan dari analisis prospektif; 2 variabel input terkendali, sumber rujukan dari analisis prospektif; 3 variabel output yang tidak
dikehendaki, dampak yang akan ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki, 4 variabel input tak terkendali, berasal dari dalam
sistem, 5 variabel input lingkungan, berasal dari luar sistem, 6 variabel manajemen pengendalian. Diagram alir disusun ini sebagai gambaran struktur
model atau hubungan antar variabel dalam bentuk simbol perangkat lunak Powersim
: simbol aliran, simbol level, simbol panah tebal dan halus. Berbagai data dan informasi yang diperoleh, kemudian dibangun model
dengan beberapa asumsi; dan untuk mengetahui sejauhmana model dapat menirukan fakta. Simulasi dari hasil pemodelan sistemik digunakan untuk melihat
pola kecenderungamnya perilaku model. Hasil simulasi model dianalisis pola dan kecenderungannya, ditelusuri faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pola
dan kecenderungan tersebut, serta dijelaskan bagaimana mekanisme kejadian tersebut berdasarkan analisis struktur model. Simulasi model dilakukan dengan
menggunakan program powersim constructor. Validasi model dilakukan dengan dengan uji validitas struktur dan uji validitas kinerja atau output model. Uji
validasi struktur dilakukan dengan dua bentuk pengujian yaitu validitas konstruksi dan kestabilan struktur. Validitas konstruksi yaitu keyakinan terhadap konstruksi
model valid secara ilmiah atau didukung secara akademis. Kestabilan struktur yaitu keberlakuan atau kekuatan struktur dalam dimensi waktu. Validitas kinerja
atau output model bertujuan memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai dengan kinerja sistem nyata; caranya ialah dengan memvalidasi kinerja
model dengan data empiris. Validasi perilaku model dilakukan dengan membandingkan antara besar dan sifat kesalahan dapat digunakan: 1 Absolute
Mean Error AME adalah penyimpangan selisih antara nilai rata-rata mean
hasil dari simulasi terhadap nilai aktual, 2 Absolute Variation Error AVE
66
adalah penyimpangan nilai variasi variance simulasi terhadap aktual. Batas penyimpangan yang dapat diterima adalah antara 1-10.
AME=[Si – AiAi].............................................................1
Si = Si N, di mana S = nilai simulasi Ai = Ai N, di mana A = nilai aktual
N = interval waktu pengamatan AVE = [Ss
– SaSa]...........................................................2 Ss = Si
– Si
2
N = deviasi nilai simulasi Sa = Ai
– Ai
2
N = deviasi nilai aktual
3.7. Analisis Skenario Faktor Penting dan Rekomendasi Kebijakan
Analisis skenario yaitu dilakukan dengan menskenariokan model eksisting untuk melihat kondisi pada masa yang akan datang berdasarkan faktor penting
yang diperoleh dari analisis ISM sehingga dapat dirumuskan kebijakan dan strategi pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di
Kabupaten Ponorogo. Adapun tahapan dalam analisis skenario antara lain: 1. Membangun skenario yang mungkin terjadi.
Langkah-langkah dalam membangun skenario terhadap tahapan faktor-faktor yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
Skenario yang memiliki peluang besar untuk terjadi di masa datang disusun terlebih dahulu.
Skenario merupakan kombinasi dari faktor-faktor. Oleh sebab itu, sebuah skenario harus memuat seluruh faktor, tetapi untuk setiap faktor hanya
memuat satu tahapan dan tidak memasukkan pasangan keadaan yang mutual incompatible
saling bertolak belakang Setiap skenario mulai dari alternatif paling optimis sampai alternatif paling
pesimis diberi nama. Selanjutnya adalah memilih skenario yang paling mungkin terjadi.
67
2. Implikasi Skenario Merupakan kegiatan terakhir dalam analisis prospektif, yang meliputi:
Skenario yang terpilih pada tahap sebelumnya dibahas kontribusinya terhadap tujuan studi.
Skenario tersebut didiskusikan implikasinya Tahap selanjutnya menyusun rekomendasi kebijakan dari implikasi yang
sudah disusun. Rumusan skenario disusun berdasarkan faktor-faktor kunci yang telah diketahui dari hasil ISM yang terkombinasi dalam berbagai kondisi. Kondisi
masing-masing faktor pada masa yang akan datang dirumuskan dan ditetapkan dari hasil wawancara dengan pakar atau responden. Dari kombinasi antar kondisi
faktor tersebut ditetapkan tiga skenario, dinamakan: 1 optimistik, 2 moderat, dan 3 pesimistik. Masing-masing skenario ini kemudian disimulasikan untuk
memprediksi kecenderungan hasil pada masa yang akan datang sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.
3.8. Implementasi
Setelah diadakan validasi dan memenuhi syarat, model kemudian diimplementasikan menurut skenario yang sesuai. Dalam rangka ini disusun dan
ditetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi pengendalian mutu lahan kering berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo, termasuk langkah-
langkah operasional pengelolaan mulai tingkat Kabupaten hingga tingkat desa atau kelurahan secara berjenjang. Hasil evaluasi implementasi ditindaklanjuti
dengan langkah pengembangan atau penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan.
Keterkaitan antara tahapan analisis data dengan tahapan pendekatan sistem dalam rangka membangun model dapat dilihat pada Gambar 5.
68
Keterangan : PMLK-BPM = Pengendalian Mutu Lahan Kering Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
LSM = Lembaga Sosial Masyarakat
AHP = Analytical hierarchy process
ISM = Interpretative structural modeling
Gambar 5 Tahapan kegiatan penelitian
Kodisi Existing Pengendalian Mutu Lahan Kering di Kabupaten Ponorogo
Program Model PMLK-BPM
Strategi Model
Pengembangan PMLK-BPM
Kebijakan Model PMLK-BPM
Analisis Kebutuhan Stakeholder
Pemerintah Petani
Masyarakat LSM dan Peneliti
Akademisi
Formulasi Permasalahan
Identifikasi system : Diagram lingkar sebab akibat
Diagram input-output Diagram alir
Pemodelan Pengendalian Mutu Lahan Kering Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat di Kabupaten Ponorogo Validasi model
Model Kebijakan Pengendalian Mutu Lahan Kering Berbasis Pemberdayaan Masyarakat PMLK-BPM
Skenario Kebijakan Model PMLK-BPM AHP, ISM
Interview Powersim
software Analisis data
Deskriptif Bivariat
Hasil kajian penelitian