186 orangtua bila di rumah untuk tidak melakukan perilaku mengabaikan
tugas atau hendaknya ia lebih memusatkan perhatiannya. Dengan berbagai pola ketentuan dan monitor yang tepat atau kerjasama
orangtua dan pendidik, anak melakukan perilaku target yang ingin mendapat
reward,
apakah berupa pujian atau dalam bentuk insentif atau mungkin berupa benda yang dapat menjadi stimuli perilaku target
itu untuk terus dimunculkan, sehingga pada akhirnya nanti akan menjadi perilaku yang melekat. Demikian pula halnya jika perlunya
pengingat berupa hukuman atau
punishment
untuk perilaku yang tidak diinginkan.
Penanganan anak dengan permasalahan perilaku dapat menggunakan teknik ini, apakah hiperaktiv, pemalu, suka menangis, enuresis dan
encopresis, takut dan permasalah perilaku lainnya yang terjadi pada anak.
3. Pelatihan kemampuan sosial
Pelatihan ini bertujuan untuk menolong anak yang kesulitan dalam memusatkan perhatian atau kesulitan berkonsentrasi pada saat
berinteraksi dengan teman sebaya. Pelatihan meliputi teknik untuk masuk suatu kelompok, hubungan timbal balik dengan teman,
menyelesaikan konflik dan mengontrol kemarahan.
187
Contoh :
Melibatkan anak-anak yang kesulitan dalam berkonsentrasi atau memusatkan perhatian dalam menyelesaikan tugas dalam bentuk
bermain
puzzle
yang dikondisikan dalam bentuk kelompok. Bentuk permainan
puzzle
yang memerlukan konsentrasi yang tinggi dan harus dikerjakan bersama, diharapkan akan terjadi interaksi yang
membuat anak dapat belajar berkonsentrasi, mengontrol diri dan bekerja sama dengan anak yang lain
4. Mengurangi struktur dan stimulus
William Cruickshank mengembangkan program pendidikan bagi murid yang kesukaran belajar berdasar pada perkembangan awalnya
dalam Hallan Kauffman, 1994. Anak dengan masalah perhatian mudah sekali perhatiannya
berpindah-pindah, maka stimulus yang diberikan pada program kegiatan belajar atau lingkungan kelas yang tidak relevan harus
dikurangi. Hal yang diinginkan dari pendidik dalam menyikapi hal ini adalah menaikkan intensitas melalui penggunaan warna-warna
cerah pada stimulus yang berhubungan dengan program kegiatan belajar tanpa harus menambah jumlahnya.
Pengurangan stimulus dapat dicapai melalui beberapa modifikasi : a.
Dinding pada langit-langit yang kedap udara b.
Berkarpet
188 c.
Jendela yang tidak tembus pandang buram d.
Lemari dan rak yang terkunci e.
Pengurangan penggunaan papan yang berwarna f.
Menngunakan tempat yang berbentuk kubik dan bersisi.
189
BAB IX GAGAP
1. Pengertian Gagap
Gagap adalah salah satu diantara sekian permasalahan yang dapat terjadi pada anak usia TK. Gagap merupakan gangguan ritme atau irama berbicara.
Bentuknya dapat berupa pengulangan kata-kata. Gagap pada anak 3 tahun ke bawah dianggap normal karena proses perkembangan bicara.
Permasalahan gagap pada anak memiliki tiga tingkatan berdasarkan lamanya waktu gagap pada anak yaitu;.
a.
Pertama,
gagap temporer yang disebabkan oleh lingkungan dan hanya berlangsung beberapa bulan kemudian akan hilang dalam tiga bulan
berikut. b.
Kedua,
gagap
ringan
yang dapat berlangsung beberapa lama, sekitar setahun.
c.
Ketiga
, adalah gagap menetap yaitu gagap yang cenderung
berlangsung lama dan dapat menetap apabila tidak segera mendapatkan penanganan.
Pengklasifikasian gagap berdasarkan reaksi, dapat dilihat menjadi dua tingkatan , yaitu :
190 a.
Gagap tahap pertama. Reaksi yang muncul adalah hanya tersendat- sendat bicaranya.
b. Gagap tahap kedua. Pada tahap ini anak diikuti perasaan cemas, takut,
tidak percaya diri serta diiringi dengan gejala sekunder seperti mengedip-ngedipkan
mata, mengetuk-ngetuk
meja, ataupun
menggoyang-goyangkan kepala.
2. Penyebab