215 dengan tindakan nyata di lingkungan. Misalnya, orang tua mungkin mengkaitkan
monster dengan kuman atau bakteri pada sampah yang berceceran di rumah atau sekolah. Dengan demikian anak akan melihat tindakan menyingkirkan sampah itu
sama hebatnya dengan tindakan mengalahkan raksasa jahat. Hal yang benar-benar perlu diperhatikan adalah bila anak bercerita
dengan ekspresi yang sedih atau dengan tema-tema yang menyedihkan. Gaya dan isi cerita tersebut mungkin menyiratkan kebutuhannya akan perhatian dan kasih
sayang dari orang tua. Semakin berulang cerita tersebut, dan semakin dalam isinya, mungkin menunjukkan kebutuhan yang semakin besar.
Hal lain yang perlu diperhatikan dari isi cerita adalah kemungkinan efek negatif pada anak lain. Sebagai contoh, anak mungkin suka menceritakan
kejelekan salah seorang temannya. Cerita yang mengandung unsur penilaian sosial ini bisa berdampak negatif baik pada diri si anak maupun anak yang
menjadi subjek cerita. Si anak mungkin akan mengembangkan sudut pandang negatif tentang pergaulan sosial. Bila cerita itu disampaikan kepada anak-anak
lain, maka mungkin itu juga akan merubah cara pandang anak-anak lain. Secara ringkas, yang perlu diperhatikan adalah apa yang menjadi isi
cerita anak. Isi cerita mengungkapkan banyak hal, baik yang secara nyata diungkapkan maupun apa yang tersirat di dalamnya.
4. Pengaruh Kecenderungan Berbohong Terhadap Perkembangan Anak
Seiring dengan bertambahnya usia, anak akan dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan atau hanya cerita fiktif saja. Hal yang harus disadari betul
216 bahwa memang pada masa usia TK, kecendrungan berfantasi merupakan bagian
dari proses perkembangan kognitifnya, untuk itu jangan dihambat namun diarahkan saja. Hal yang perlu diwaspadai adalah kalau kebiasaan berbohong
terus berlanjut yang mengarah pada kebohongan yang patologis mengenai hal yang nyata, misalnya anak mengambil barang orang lain namun ia selalu
mengingkarinya, maka pengaruhnya pada anak akan : a.
Terhambatnya perkembangan emosi dan sosial yang tepat. b.
Akan dijauhi oleh teman-temannya c.
Anak akan semakin bingung dengan identitas siapa dirinya, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi konsep diri yang salah yang terbentuk
dari perilakunya yang semu.
5. Intervensi
Menghadapi anak yang selalu berbohong memerlukan teknik tersendiri. Ada beberapa hal yang dilakukan pendidik untuk mengatasi hal tersebut :
a. Beri penjelasan secukupnya dan jangan memberikan penjelasan
moral yang panjang lebar, katakan bila ia berbohong akan membuat pendidik sedih.
b. Membantu anak membedakan fantasi dan kenyataan. Salah satunya
dengan menanggapi anak secara proposional, misalnya menanggapi ceritanya hebat lalu menjelaskan tentang gambaran yang
sebenarnya. Sebagai contoh pada saat anak bercerita mengenai manusia yang bisa terbang pendidik memberikan penjelasan bahwa
217 manusia yang ada tidak bisa terbang karena tidak mempunyai
sayap. Hindari sikap marah atau yang menakutkan pada anak bila anak melakukan sesuatu yang salah sehingga anak tidak takut
untuk berterus terang. c.
Mencari penyebab mengapa anak selalu berbohong dan mengupayakan mencari penyelesaiannya selama di sekolah. Tidak
memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menuduh apabila dirasakan anak tersebut sering berbohong.
Misalnya, dengan menggunakan pertanyaan terbuka yang dimulai dengan kalimat apa dan bukan mengapa.
218
BAB XIII KEBERBAKATAN
1. Pengertian