100 Penelitian tentang agresi ini menunjukkan komponen yang memiliki arti
penting dari teori pembelajaran sosial, yang telah mendorong serangkaian program perawatan baru yang memfokuskan pada penggunaan ataupun
pemanipulasian lingkungan sosial untuk menciptakan interaksi yang lebih bermanfaat antara anak dan lingkungan.
3. Arti Penting Deteksi Dini Permasalahan Perkembangan Anak
Deteksi dini permasalahan perkembangan anak adalah sebuah upaya untuk memahami keadaan anak seawal mungkin menyangkut kemungkinan
adanya permasalahan-permasalahan perkembangan. Upaya ini dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang dekat dengan lingkungan anak. Termasuk di dalamnya
adalah pendidik taman kanak-kanak. Secara khusus deteksi dini di sekolah merupakan upaya untuk memahami
kelebihan atau potensi anak, dan permasalahan aspek-aspek perkembangan dalam situasi sekolah. Tujuan deteksi dini di lingkungan khusus ini adalah agar
perlakuan yang tepat, yakni berupa stimulasi atau rangsangan melalui berbagai macam metode program kegiatan belajar di TK, dapat diberikan kepada anak yang
memerlukan. Deteksi dini perkembangan di lingkungan sekolah akan bermanfaat bagi
anak sendiri. Dengan adanya stimulasi yang tepat anak akan terus mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Di sisi lain,
dengan program remedial, yakni program-program yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan dasar yang kurang, anak bisa mengejar
Formatted: Swedish Sweden
101 ketertinggalannya dengan anak-anak lain yang seusia. Dengan demikian
perlakuan-perlakuan khusus yang dirancang berdasarkan temuan dalam deteksi dini perkembangan mengarahkan anak untuk memaksimalkan potensi yang
dimilikinya. Secara tidak langsung ini akan membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan baik dengan lingkungannya.
Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan deteksi dini permasalahan perkembangan anak. Berikut ini diberikan uraian singkat
tentang prinsip-prinsip tersebut: a.
Mengumpulkan data mengenai anak. Data yang dikumpulkan ini dapat
difokuskan pada permasalahan perkembangan pada anak. Seperti yang sudah diuraikan pada bab terdahulu, faktor-faktor yang dapat mendasari
pengumpulan data ini adalah frekuensi atau seberapa sering dilakukan, durasi atau berapa lama, kekonsistenan atau keajegan munculnya perilaku
tersebut, situasi-situasi seperti apa yang memicu munculnya permasalahan tersebut, serta akibat yang ditimbulkan dari masalah anak.
b.
Melakukan identifikasi dan klarifikasi. Pada umumnya penilaian
terhadap permasalahan perkembangan hanya berdasarkan prakiraan atau dugaan yang diambil berdasarkan interaksi sehari-hari dengan anak. Hal
inilah yang seringkali memicu munculnya pernyataaan-pernyataan yang salah dalam penilaian anak. Melalui pencatatan data yang akurat, pendidik
102 dapat mengidentifikasi atau mengetahui, dan mengklarifikasikan atau
membuat jelas apa yang sebenarnya terjadi pada diri anak.
c.
Pengambilan kesimpulan. Semakin rinci dan akurat data yang
dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat tentang anak. Selain itu juga, kecermatan pendidik dalam mencatat maka pendidik
akan semakin terlatih untuk semakin peka terhadap proses perkembangan anak yang terjadi di TK. Dari hasil kesimpulan yang ditarik diharapkan
dapat melakukan perbandingan dengan teori perkembangan khas pada anak usia TK, apakah anak tersebut termasuk anak yang bermasalah atau
yang berperilaku wajar. Disamping itu dari kesimpulan juga diharapkan pendidik dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan yang harus
dimaksimalkan lagi dan aspek-aspek mana yang harus diarahkan lagi.
Sebagai contoh ada anak yang di dalam kelas pada waktu pendidik mengenalkan huruf dan angka, ia bertingkah menganggu teman di dekatnya.
Apakah dengan mencubit atau membuat keributan sehingga suasana di kelas sering terpengaruh dengan perilaku yang dianggap menarik perhatian tersebut.
Namun, pada program kegiatan mewarnai dan melukis, anak merasa senang dan kelihatan menikmati pekerjaannya.
Dari dua aktivitas ini, pendidik hendaknya mencermati mengapa di satu kegiatan anak tersebut terlihat tampak mengganggu, namun di aktivitas lain justru
bersikap manis. Dari kecermatan ini, perasaan subjektivitas dapat dihindarkan
Formatted: Swedish Sweden
103 namun sikap objektivitas berdasarkan realita tersebut harus diperhatikan.
Mungkin ada beberapa kemungkinan penyebab mengapa anak berperilaku mencari perhatian pada program kegiatan pengenalan angka dan huruf. Beberapa
kemungkinan tersebut adalah anak bosan karena ia sudah menguasai bahan tersebut, sehingga yang diperlukan adalah kelanjutan dari pengenalan. Dalam hal
ini pendidik bisa melibatkan anak untuk aktif membantu pendidik untuk membantu teman-temannya dan bila ada pemberian tugas, tugas yang diberikan
tidak bisa disamakan dengan anak yang belum sama sekali mengenal huruf. Kemungkinan lain, metode dan cara yang dipakai oleh pendidik sangat tidak
menyenangkan dan tidak menarik perhatian anak. Mungkin pengenalan hanya bersifat teori saja tanpa ada ilustrasi penerapan di kehidupan anak sehingga anak
merasa asing. Bila terlihat seperti ini, pendidik harus introspeksi tanpa harus memaksa metode dan caranya yang tidak berkenan di anak. Di sisi lain, dengan
mengamati pada kegiatan mewarnai dan melukis, pendidik dapat mencermati aspek yang dapat dikembangkan lebih lanjut pada anak. Dari sini juga, pendidik
dapat belajar bahwa salah satu pengenalan angka dan huruf dapat diikuti dengan kegiatan mewarnai huruf atau angka atau memberi kebebasan mengekspresikan
keinginan anak untuk menulis angka atau huruf apa saja di kertas gambar dengan berbagai ukuran.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa deteksi dini perkembangan sangat penting dilakukan. Tidak hanya dilakukan oleh para orang tua, namun
lingkungan sekolah yang dalam hal ini dilakukan oleh pendidik sangat bermanfaat dalam membantu kelancaran proses perkembangan anak.
104
4. Kerangka Penanganan Permasalahan Perkembangan Anak