Beberapa Contoh Alat Pengumpul Data

117

7. Beberapa Contoh Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data ini sangat berguna untuk mengarahkan langkah pendidik dalam mengambil data. Fokus permasalahan dari pengumpulan data akan menjadi jelas dan tepat sehingga dapat terhindar dari subjektivitas. Alat pengumpul data ini dipergunakan setiap pendidik mendapatkan informasi, baik dari hasil observasi, wawancara, ataupun sumber informasi penting lainnya. Dengan alat ini pada akhirnya kita dapat melihat kekonsistenan perilaku yang muncul. Adapun beberapa contoh alat pengumpul data akan diuraikan berikut ini. a. Model dokumentasi. Model ini dapat berupa buku khusus yang mencatat kejadian-kejadian penting di sekolah berkenaan dengan perilaku anak yang menonjol, baik perilaku positif atau perilaku negatif. Salah satu model dokumentasi ini dapat berupa buku harian yang memuat nama, tanggal, waktu, dan tempat kejadian, perilaku yang timbul, penyebab, serta akibatnya. Kalimat yang digunakan adalah kalimat pendek tetapi dapat menyampaikan informasi dengan akurat. Buku ini menjadi catatan penting bagi pendidik dan berlaku untuk semua anak. Formatted: Swedish Sweden 118 Tabel 4. Contoh Buku Harian Nama TglWaktu Tempat Perilaku Penyebab Akibat A 03.03.049.00 di dalam kelas menggigit dan menendang mainan di rebut C menangis dan memar B 10.03.048.30 di dalam kelas  tidak perhatian dan terlihat selalu berpindah- pindah tempat duduk  menganggu teman ? Kelas ribut dan program kegiatan belajar tidak berjalan Untuk kasus A, penyebab permasalahan dapat diketahui dengan jelas, namun untuk kasus B penyebab belum diketahui karena perlunya menggali data lebih lanjut. Adapun inti dari buku harian ini adalah merekam semua reaksi perilaku yang menonjol. b. Daftar Pengamatan Perilaku behavioral checklist. Daftar amatan perilaku ini sifatnya individual. Aspek yang dilihat beranjak dari engamatan awal terhadap anak, sehingga untuk diperoleh data lebih lanjut dapat digunakan daftar amatan ulangan ini. Alat ini digunakan Formatted: Finnish 119 secara berkelanjutan, artinya secara terus menerus mengamati perilaku minimal selama 1 minggu. Contoh. S terlihat dalam kesehariannya sulit bekerja dalam kelompok dan cenderung untuk menyendiri. Tabel 5. Contoh Daftar Amatan Ulangan TglWaktu Tempat Perilaku yang diamati Ya Tidak 04.03.04 9.00 istirahat Taman sekolah Bermain sendiri √ 05.03.04. 8.30 di dalam kelas Melamun dan tidak mau pada saat di minta cerita v 06.03.04 8.30 di dalam kelas Diam saja pada saat membuat bangunan bersama dengan balok v Pada daftar amatan ulangan ini kita dapat mengamati perilaku apa saja yang muncul. Pada amatan pertama dan kedua, dua perilaku muncul, namun pada amatan ketiga perilaku yang ingin dilihat tidak muncul. Reaksi yang terlihat adalah anak dapat terlibat walaupun mungkin tidak menguasai kelompok tersebut. Reaksi yang keluar adalah anak ikut memilih balok yang akan disusun. Untuk kasus ini, pendidik harus benar-benar cermat ternyata untuk kegiatan tertentu, 120 S masih bisa diajak bekerja sama yang artinya kemungkinan S mempunyai ketertarikan sendiri terhadap jenis permainan tersebut. c. Skala Penilaian rating scale. Skala ini berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan sekolah. Untuk lebih memudahkan kriteria yang diberikan juga berdasarkan frekuensi perilaku tersebut muncul dalam bentuk bilangan Contoh. Kasus pada anak yang bernama D yang berdasarkan pengamatan selalu mengganggu suasana belajar di kelas dan tidak terlihat tertarik dengan program kegiatan belajar. Adapun skala penilaian yang dipakai : Selalu : lebih dari 6 kali Sering : 4-6 kali Kadang-kadang : 2-3 kali Tidak pernah : kurang atau sama dengan 1 kali Tabel 5. Contoh Skala Penilaian Nama : D Kelas : A1 Tanggal pengamatan : 03 – 08 Maret 2003 Formatted: Finnish Formatted: Swedish Sweden 121 Perilaku yang diamati Tempat Frekuensi per minggu Skala Selalu Sering Kadang- kadang Tidak pernah Tidak konsentrasi dengan pekerjaannya Di dalam kelas I I I I I 5 kali √ Bila bermain, cepat bosan Di luar kelas I I I I 4 kali √ Tiba-tiba marah dan menangis Di dalam kelas I I 2 kali √ Kesulitan menunggu giliran Di dalam dan di luar kelas I I I I I I 6 kali √ Mengganggu teman dengan menendang Di luar kelas I I 2 kali √ Sering berjalan-jalan pada saat program kegiatan belajar Di dalam kelas I I I I 4 kali √ 122 berlangsung Keinginannya harus selalu dipenuhi Di dalam dan di luar kelas I 1 kali √ 123 BAGIAN II PERMASALAHAN PERKEMBANGAN ANAK DAN INTERVENSI Pada prinsipnya berkembang adalah hal yang dinamis dengan berbagai warna perubahan yang terjadi. Namun perubahan yang berjalan dengan dinamis pada kenyataannya harus berhadapan dengan berbagai permasalahan perkembangan yang akan ditemui oleh tiap individu dalam tiap-tiap tahap perkembangan. Tidak terkecuali permasalahan yang muncul pada perkembangan anak usia TK. Berkaitan dengan itu, sangat penting diketahui masalah-masalah perkembangan yang seringkali terjadi pada anak agar dapat dilakukan upaya preventif atau pencegahan. Minimal jika menghadapi masalah itu, sudah diketahui apa yang semestinya dilakukan dan tidak hanya berdiam diri atau bahkan menimbulkan kepanikan karena ketidaktahuan. Pada bagian ini diuraikan berbagai macam permasalahan perkembangan yang sering terjadi pada anak usia TK. Uraian meliputi pengertian umum setiap kategori permasalahan, penyebab timbulnya permasalahan, gejala-gejala yang tampak di TK, pengaruhnya terhadap perkembangan psikologis dan proses kegiatan belajar di TK, serta intervensi yang disarankan untuk menangani permasalahan tersebut. Formatted: Swedish Sweden 124 BAB IV AGRESIVITAS

1. Pengertian Agresivitas