124
BAB IV AGRESIVITAS
1. Pengertian Agresivitas
Agresivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan adanya perasaan- perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan
tindakan kekerasan secara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan. Tindakan agresi pada
umumnya merupakan tindakan yang disengaja oleh pelaku untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ada dua tujuan utama agresi yang saling bertentangan satu
dengan yang lain, yakni untuk membela diri di satu pihak dan di pihak lain adalah untuk meraih keunggulan dengan cara membuat lawan tidak berdaya.
Bentuk agresivitas anak TK ada beberapa macam. Pertama, bentuk verbal, misalnya dengan mengeluarkan kata-
kata “kotor” yang mungkin anak tidak mengerti artinya namun hanya meniru saja. Kedua, agresi juga bisa dalam
bentuk tindakan fisik. Misalnya menggigit, menendang, mencubit. Semua perilaku ini dimaksudkan untuk menyakiti fisik atau badan. Buss dan Perry 1992
menambahkan dua jenis agresi, yakni kemarahan
anger
, dan kebencian
hostility
. Agresi yang umumnya terjadi pada anak usia TK adalah
hostile agression
yaitu agresi yang ditujukan ke orang lain akibat kesal atau marah pada seseorang.
125 Sasaran perilaku agresif ini adalah pendidik atau teman, serta sasaran fisik:
bangunan dan sarana fisik sekolah. Sasaran lain misalnya mengganggu proses belajar di kelas, mengganggu kegiatan bersama, atau menganggu acara. Dampak
agresi berupa kerusakan secara fisik. Berbeda dengan agresivitas orang dewasa, dampak fisik agresivitas yang dilakukan anak TK pada umumnya tidak permanen.
Dampak lain yang ditimbulkan adalah pada aspek psikologis dan sosial yang tampaknya lebih menonjol. Agresivitas salah satu anak TK mungkin
menimbulkan perasaan takut pada anak-anak yang lain.
Agresivitas yang wajar. Tidak setiap tindakan agresi merupakan
perilaku yang bermasalah. Agresi mungkin muncul sebagai pelampiasan perasaan marah dan frustasi. Bila agresivitas muncul karena kondisi psikologis yang
bersifat temporer, dan bisa dipahami berdasarkan konteks situasi yang dihadapi anak, maka itu merupakan tindakan yang masih bisa diterima. Justru
ketidakmampuan seorang anak untuk mengekspresikan dorongan agresi pada situasi-situasi tertentu merupakan indikasi adanya permasalahan perkembangan
pada dirinya. Mungkin itu merupakan akibat dari mekanisme hambatan yang berlebihan, yang secara psikologis tidak terlalu sehat untuk perkembangan
selanjutnya.
Agresivitas yang tidak wajar. Namun ada kecenderungan agresivitas
yang bersifat menetap pada anak tertentu. Secara umum kecenderungan ini menandakan kepribadian yang agresif. Ini merupakan perkembangan kepribadian.
126 Dampak negatif pada diri sendiri dan pada lingkungan cukup serius. Misalnya
gangguan pada proses belajar di TK. Deteksi permasalahan perkembangan ketika anak masih di TK mungkin merupakan deteksi dini yang bermanfaat untuk
langkah-langkah intervensi.
Fenomena lain yang perlu dicermati adalah perbedaan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan. Sikap agresif dominasi terjadi pada anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan, hal ini berkaitan erat dengan pandangan anak laki- laki tidak boleh cengeng atau menangis. Merasa pelampiasan emosinya dibatasi
maka anak laki-laki mengalihkannya dengan perilaku agresif.
Contoh-contoh dari bentuk agresivitas di atas umum ditemukan di TK. Bentuk-bentuk agresivitas ini perlu dicermati pada anak sejak usia ini karena
secara potensial dapat menjadi pemicu timbulnya permasalahan perilaku pada tahap selanjutnya. TK merupakan arena yang tepat di luar lingkungan keluarga
untuk mendeteksi dini pada perilaku agresif ini karena TK merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak.
2. Penyebab Agresivitas