156 kelelahan dan jenuh menanti giliran dipanggil pendidik namun tidak
kunjung dapat giliran. Dengan perasaan frustrasi ia bergulingan di rerumputan
sambil menjerit
dan terjadilah
kejadian yang
membingungkan pendidiknya tanpa pendidik tersebut menyadari bahwa it
u terjadi karena anak tersebut tidak mendapat “jatah” panggilan bermain ayunan.
5. Intervensi
Dalam menghadapi permasalahan perilaku ini hal yang paling penting yang harus ada pada pendidik adalah sikap yang tenang, lemah lembut, dan tidak
terpancing untuk ikut marah. Beberapa hal yang berkenaan dengan intervensi adalah:
a. Intervensi secara umum
1. Pencegahan dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan anak, mengetahui
secara pasti pada kondisi-kondisi seperti apa munculnya tantrum serta mengatur pola asuh dan pola didik yang baik bagi orangtua dan
pendidik. 2.
Ketika tantrum terjadi maka hendaknya memastikan segalanya aman, orangtua atau pendidik harus tetap tenang dan berusaha menjaga
emosinya sendiri agar tetap tenang, tidak mengacuhkan tantrum, jika perilaku tantrum dari menit ke menit semakin bertambah buruk dan
tidak selesai-selesai maka peluk anak dengan rasa cinta.
157 3.
Ketika tantrum telah berlalu maka jangan diikuti dengan hukuman, nasehat-nasehat, atau teguran maupun sindiran-sindiran; jangan
memberikan hadiah apapun, berikanlah rasa cinta dan aman pada
anak; orangtua bekerjasama dengan pendidik perlu mengevaluasi.
b. Intervensi secara khusus a. Pencegahan masalah
1 Memberikan banyak saluran bagi anak-anak untuk mengungkapkan
emosi dan perasaan mereka dengan cara yang baik. 2
Mengurangi frustrasi dengan menawari anak banyak pilihan aktivitas untuk mengisi waktu mereka di sekolah. Pastikan aktivitas itu tidak
terlalu menantang atau terlalu mudah bagi anak-anak. Berikan harapan yang pantas mengenai kemampuan anak, hindari pemaksaan. Jangan
membuat mereka duduk dan mendengar lama, sehingga mudah membuatnya marah.
3 Amati dengan teliti. Jika anda melihat anak mulai frustrasi, dekatilah
untuk membantu memecahkan masalahnya. Bekerja dan berbicara seperlunya sehingga mereka bisa memperoleh kecakapan agar bisa
mandiri.
b. Serangan Kemarahan
Seorang anak yang lepas kendali bisa melukai diri atau anak lain. Jika pendidik tidak bisa berunding dengan anak itu, ajaklah ia ke tempat
158 aman, dalam jangkauan pengawasan anda, seperti tempat olah raga, untuk
melepaskan perasaannya. Beritahu ia bahwa jika ia merasa tenang, ia bisa bergabung dengan kelompok atau memilih aktivitas yang tenang untuk
dikerjakan sendiri. Jika ia bisa melukai diri, tinggallah di dekatnya atau mintalah pendidik lain untuk tinggal menemaninya. Jika ia tidak terlalu
menentang sentuhan dan pendekatan yang dilakukan pendidik, peganglah ia dan pastikan bahwa pendidik tidak akan membiarkannya melukai diri
sendiri. 1
Membantu anak menemukan cara untuk menenangkan diri. Ia bisa membuat identifikasi diri danatau anda bisa menyarankannya untuk
mendengarkan musik,
melihat buku,
bernyanyi, berbicara,
menggambar atau bermain dengan pasir, air atau tanah liat. 2
Jika anak tenang, pendidik membantu anak menentukan bagaimana ia bisa mengatasi masalah yang membuatnya begitu marah. Doronglah
anak mempraktekkan ucapan dan tindakan yang bisa ia gunakan agar keinginannya terpenuhi. Misalnya, anak bisa menyuruh teman yang
mengacaukan susunan baloknya untuk membantu menyusun kembali balok itu atau menyimpannya. Ia juga bisa meminta orang dewasa
untuk membantunya menangani anak lain.
c. Mengatasi Masalah yang Ada