245 g.
Faktor perlakuan yang salah, anak memang sudah pemalu sejak dini. Hal ini dikarenakan perlakuan atau pola asuh yang salah sehingga
anak merasa rendah diri. Selain itu, anak menjadi pemalu dapat disebabkan karena cacat fisik. Sehingga kecacatannya menjadikan
anak tumbuh menjadi sangat sensitif dan cenderung menghindari kontak dengan orang lain.
Contoh :
Setelah semua anak mendapat giliran memperlihatkan hasil karyanya mewarnai gambar, maka sambil berlari seorang anak perempuan
berlari kesudut ruangan sambil meremas-remas hasil gambar yang diwarnainya.
Ketika didesak
oleh pendidik
untuk memperlihatkannya, ia malah duduk menekuk lututnya sambil
menyembunyikan mukanya yang bersemu merah dibalik dua lengannya. Ada kemungkinan ia tidak mau memperlihatkan gambar
yang telah diwarnainya karena takut ada kesalahan dan ia mendapat hukuman atau akan ditertawakan oleh teman-temannya.
3. Gejala-Gejala yang Tampak
a. Anak cenderung menghindari hubungan sosial dengan orang lain dan
lingkungan sekitar. b.
Bersikap segan, ragu-ragu dan tidak mudah melibatkan diri dengan orang lain dan lingkungannya.
246 c.
Anak yang pemalu tidak berani mengambil resiko, takut, ragu-ragu. d.
Anak cenderung banyak diam. Jika berbicara suaranya terdengar pelan. e.
Anak kurang rasa percaya dirinya. f.
Tidak menyukai permainan yang bersifat kerjasama. g.
Kurang berani memutuskan pendapat atau pilihan bagi dirinya.
4. Pengaruhnya terhadap Perkembangan Anak
a. Anak yang pemalu seringkali mengalami hambatan dalam bergaul, karena anak lebih suka menarik diri. Bila berlanjut akan mengalami
hambatan dalam perkembangan emosi dan sosialnya. b. Anak pemalu tidak mempunyai keterampilan dalam menjalin
komunikasi dengan
orang lain.
Anak juga
tidak dapat
mengekspresikan diri secara apa adanya. Karena anak selalu merasakan ketidaknyamanan dalam dirinya, tidak dapat bersikap
santai.
5. Intervensi
a. Pendidik memberikan dorongan dan pujian yang tepat pada anak pemalu atas perilakunya. Misalnya, anak yang pemalu ketika bermain
digabungkan dengan anak yang “supel” pintar dalam bergaul. Hal ini bertujuan agar suasana bermain semakin hidup dan lebih
menyenangkan. Pendidik memberikan komentar atau pujian pada saat anak menunjukkan sikap yang diharapkan saat bersama temannya.
247 b. Setiap hari memberikan suasana yang akrab pada anak pemalu dengan
kontak mata dan senyuman. c. Ketika pendidik ingin membantu, dekati anak pemalu untuk
mengerjakan tugas jika dia tidak mau bicara. d. Sekali waktu dimulai dengan sebuah lagu atau permainan dengan
menggunakan nama setiap anak yang ada di kelas. Hal ini akan membuat anak tidak merasa menjadi sendirian dan akan menambah
perasaan yang lebih percaya diri. e. Memberikan permainan dengan membuat poster dan album dari foto
mereka. Kemudian mereka dapat mengenal mereka sendiri dan dapat bermain.
f. Buatlah kelompok dan rencanakan sebuah permainan yang membutuhkan kerjasama kelompok. Sehingga anak yang pemalu dapat
memberikan keterampilan untuk membuat kelompoknya berhasil. g. Berikan dengan
role-play
. Mulailah dengan menceritakan tentang seorang anak yang baru masuk sekolah. Gunakan nama anak tersebut
dengan nama yang ada di kelas. Dalam cerita tersebut, mungkin anak tersebut ada dalam bis sekolah, taman bermain, atau dalam kelas ketika
dia dihadapkan dengan sebuah tantangan. Seorang anak yang sudah besar terkena kecelakaan, kemudian seseorang memanggil dengan
nama yang jelek, kemudian pendidik mengajukan pertanyaan yang sulit. Tanyailah anak-anak untuk menambahkan cerita tersebut dengan
bercerita tentang “pahlawan” yang bagaimana cara memecahkan
Formatted: Swedish Sweden
248 masalah. Nama tokoh diganti secara bergilir sesuai nama anak yang
ada di kelas, seminggu sekali, sehingga anak dapat menjadi pahlawan.
249
BAB XVIII. TAKUT
1. Pengertian Takut