106 Pada kerangka penanganan masalah dapat diambil kesimpulan bahwa
kerjasama antara pihak keluarga anak, terutama orangtua dengan pendidik di TK sangat penting. Tidak hanya hubungan yang baik saja yang harus dibentuk, namun
komunikasi dalam tukar-menukar informasi mengenai data perkembangan anak sangatlah bermanfaat dalam menentukan arah perkembangan anak.
5. Peran Pendidik TK dalam Mengidentifikasi Permasalahan
Bagian sebelumnya telah menyinggung tentang arti penting pendidik dalam deteksi dini dan penanganan permasalahan perkembangan anak. Pada
bagian ini akan dibahas secara lebih rinci informasi apa saja yang bisa diharapkan dari pendidik. Dengan demikian kita bisa mengenali secara akurat peran pendidik
dalam identifikasi dan penanganan permasalahan perkembangan anak. Sekalipun hanya berinteraksi dengan anak selama 3 jam per hari, 5 atau 6
hari per minggu, pendidik bisa menjadi sumber informasi yang sangat penting. Pendidik mengamati secara langsung proses interaksi anak dengan anak-anak lain.
Dengan demikian pendidik secara cepat dapat mengenali perbedaan satu anak dengan yang lain. Karena rata-rata perilaku anak dapat menjadi indikator
pencapaian tugas perkembangan yang baik , maka adanya permasalahan perilaku oleh seorang anak dalam pergaulan kelompok anak-anak TK dapat menjadi
indikator yang kuat. Selain itu, pendidik berada pada posisi yang netral terhadap
permasalahan anak. Sekalipun seorang pendidik mungkin memiliki ikatan emosi tertentu dengan seorang anak, ikatan tersebut tidak sekuat yang dimiliki oleh
Formatted: Spanish Mexico
Formatted: Swedish Sweden
107 orang tua. Dengan demikian seorang pendidik mungkin lebih objektif menilai
potensi permasalahan anak. Objektivitas tersebut tidak saja penting untuk mengenali permasalahan secara dini. Dengan demikian permasalahan dapat
ditangkap sebelum berkembang terlalu jauh. Namun objektivitas juga penting untuk menghindari kekhawatiran yang berlebihan dari orang tua terhadap perilaku
anaknya. Beberapa orang tua tertentu memiliki kecenderungan seperti ini. Mungkin karena harapan yang terlalu besar terhadap anak, mereka cenderung
mudah merasa khawatir bahwa anaknya berbeda dengan anak lain, dan mungkin perbedaan itu menjadi pertanda permasalahan. Selain itu, kekhawatiran tersebut
mungkin akan tercermin dalam tingkah laku orang tua, yang pada gilirannya justru berdampak negatif pada anak.
Contoh kasus yang sering terjadi. Kecenderungan para orang tua yang masih menitikberatkan prestasi anak ditinjau dari kemampuan verbal dan
matematis. Sejak TK, anak-anak seringkali dibebani pelajaran tambahan bermacam-macam tanpa melihat apakah anak senang, menikmati, atau
menangkap apa yang diajarkan. Selain itu, terkadang anak masih dibebani berbagai macam pelajaran tambahan dengan maksud menggali potensi pada
dirinya, seperti les musik, les olahraga. Hal ini tidaklah menjadi masalah selagi anak senang dan menikmati kegiatan tersebut apalagi memang terlihat potensi
anak. Namun yang perlu diingat bahwa pelajaran tambahan ini menjadi
permasalahan bagi anak bila terlalu menyita anak, dilakukan dengan terpaksa, kehilangan waktu bermain, dan tidak sesuai dengan minat dan potensinya. Anak
108 hanya mengikuti karena didorong oleh rasa takut atas konsekuensi yang
diterimanya dari orang tua, misalnya dimarahi, bahkan kejadian yang ekstrim seperti hukuman fisik pada anak. Harapan orang tua yang berlebihan inilah yang
perlu menjadi perhatian bersama antara pendidik dan orang tua. Mungkin efek negatif dari itu terlihat di sekolah.
Berikutnya, pendidik bertugas untuk mengamati tugas perkembangan khusus anak. Misalnya perilaku sosial, moral, dan intelektual anak. Di samping itu
mereka bertugas mengembangkan ranah-ranah perilaku tersebut. Karena itu pendidik memiliki data langsung tentang aspek-aspek perkembangan tersebut.
Seorang pendidik yang berpengalaman dengan cepat dapat mengenali masalah- masalah spesifik anak menyangkut komponen-komponen perkembangan tersebut.
Dari uraian peran pendidik diatas dalam mendeteksi perkembangan anak, berikut ini beberapa data penting yang dapat dikumpulkan oleh pendidik yaitu :
a.
Data perkembangan fisik atau motorik. Data yang berkenaan dengan
hal ini misalnya : apakah anak termasuk anak yang aktif bergerak atau cenderung lemah.
b.
Data Perkembangan Intelektual. Data yang dapat termasuk di sini
contohnya; daya konsentrasi anak dalam mengikuti program kegiatan belajar, fokus kegiatan yang menjadi daya tarik anak, perkembangan
bahasa dalam berkomunikasi, daya imajinasi serta daya tangkap terhadap
Formatted: Dutch Netherlands
Formatted: Swedish Sweden
109 cerita, kejadian, ataupun dalam pelaksanaan program kegiatan belajar baik
di dalam maupun di luar kelas.
c.
Data Perkembangan Emosi. Beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan
landasan data yaitu : Apakah anak termasuk anak yang periang, pendiam, penyabar, hangat atau sangat sensitif; mudah marah atau mudah
menangis?. Pertanyaan berikutnya yaitu bagaimana anak mengeluarkan respon atau reaksi terhadap sesuatu kejadian? Apakah dengan mengamuk,
menendang, memecahkan barang, memukul, mencubit, menggigit, mengompol, gagap, ataukah reaksi spesifik lainnya?
d.
Data Perkembangan Sosial Dan Moral. Data mengenai aspek
perkembangan ini menyangkut penyesuaian diri; bagaimana proses interaksi dengan pendidik dan teman sebayanya, apakah anak cenderung
aktif bergaul ataukah menarik diri dan lebih suka menyendiri? Data mengenai perkembangan moral dapat dilihat pada anak dalam
menjalankan interaksi dengan lingkungannya : Apakah anak sudah dapat melihat baik dan buruknya suatu perilaku? Apakah ia punya keinginan
untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain; melihat teman sakit, menangis, serta pemecahan masalah yang dilakukan dalam menghadapi
perselisihan.
6. Langkah-Langkah Pengumpulan Data oleh Pendidik