Gejala-gejala yang Tampak buku ajar final buku ajar final

136 semestinya untuk mengungkapkan perasaan-perasaan itu, maka ia melampiaskannya dengan perilaku yang agresif. e. Mencari Perhatian. Anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang-orang disekelilingnya akan terus mencari perhatian. Kadang anak yang diberi sebutan “nakal” langsung mendapat perlakuan khusus baik oleh pendidik maupun orangtuanya sedemikian rupa. Sementara anak yang berbuat baik justru tidak mendapat perhatian. Maka ia akan menjadi anak yang nakal alias berbuat agresif untuk memperoleh perhatian dari orang tuanya atau pendidiknya seperti anak lainnya, sekalipun perhatian itu berwujud marah dan nasehat panjang lebar.

3. Gejala-gejala yang Tampak

Agresivitas anak berbentuk tindakan kekerasan secara fisik dan ekspresi verbal yang keras, dan ekspresi wajah serta gerakan-gerakan yang bersifat mengancam atau menumbuhkan perasaan tidak enak. Di lingkungan dan dalam proses interaksi di TK, perilaku agresif dapat muncul secara sepihak dari si anak, ataupun dalam konteks perilaku interaktif antara dua anak atau lebih. Bagian berikut ini menguraikan unsur-unsur perilaku agresif yang penting untuk diperhatikan. Agresivitas paling jelas terlihat dalam perkelahian antar anak TK, sekalipun peristiwa perkelahian sebenarnya sangat jarang diamati pada anak-anak 137 TK. Hal yang lebih umum dilihat adalah tindakan-tindakan yang bersifat provokatif atau memicu timbulnya perilaku, misalnya memukul, mencubit, mencakar, menggigit, mendorong, dan menjambak. Tindakan-tindakan provokatif ini mungkin berlanjut ke perkelahian. Namun, yang lebih sering muncul adalah salah satu pihak mengadukan siapa yang menyebabkan perilaku tersebut muncul kepada pendidik TK. Agresi yang bersumber pada perasaan frustrasi atau kemarahan mungkin muncul dalam bentuk ekspresi verbal, misalnya berteriak-teriak atau menjerit- jerit. Sebuah contoh adalah seorang anak yang ingin dibelikan jajanan es, namun si ibu menolaknya. Tindakan yang mula-mula muncul dari si anak adalah penolakan untuk masuk ke kelas. Mula-mula ia menarik-narik baju ibunya yang tidak memberi respon, kemudian ia menjerit seraya menggigit tangannya dan memukul-mukul ibunya. Mungkin berlanjut pada melemparkan tas sekolah atau barang lain yang dapat diraihnya. Agresivitas sering muncul dalam konteks bermain bersama. Sebagai contoh, perilaku agresif pada anak terlihat saat anak-anak bermain puzzle bersama-sama. Tiba-tiba seorang anak merebut puzzle bagian temannya kemudian membanting dan menginjak-injaknya. Ini mungkin karena salah satu merasa bahwa mainan anak lain lebih menarik. Formatted: Spanish Costa Rica Formatted: Swedish Sweden Formatted: German Germany Formatted: Finnish 138 Agresivitas verbal. Mengumpat dengan kata-kata kasar dan kotor ataupun memanggil panggilan yang buruk kepada temannya, misalnya, si jelek, si kurus, atau si bodoh. Bagi anak yang memahami arti dari kata-kata tersebut, maka akan merasa tidak senang bahkan akan memberi tindakan balasan . Salah satu jenis agresivitas yang penting mendapatkan perhatian adalah perilaku menyakiti binatang atau merusak tanam-tanaman. Ada kecenderungan pada anak-anak tertentu selalu menyakiti binatang, misalnya dengan menendang, melempar dengan kayu, batu, ataupun dengan memukulnya. Perilaku yang merusak tanaman adalah mencabut tanaman tersebut, menginjak-injak, mematahkan dahan, merusak daun, bunga. Hal ini mungkin berlatar belakang dari kehidupan keluarganya yang tidak menanamkan rasa sayang kepada binatang maupun tumbuhan, sehingga anak tidak memahami arti penting keberadaan binatang maupun tumbuhan bagi manusia. Secara ringkas, wujud agresivitas anak TK sangat bervariasi. Perilaku yang umum ditemukan adalah kekerasan fisik seperti memukul, mencubit, mencakar, menggigit, mendorong, dan menjambak. Selain itu anak mungkin berteriak-teriak dan menjerit-jerit, kemudian melempar atau membanting mainan atau barang lainnya, menyakiti binatang atau merusak tanam-tanaman, dan mengumpat dengan kata-kata kotor. 139

4. Pengaruh Agresivitas Terhadap Perkembangan Anak