Gejala-Gejala yang Tampak Pengaruh Menarik Diri Terhadap Perkembangan Anak Intervensi

197 e. Temperamen anak. Tiap individu memiliki temperamen yang berbeda-beda, tidak terkecuali anak-anak. Selain emosi, tingkat keterlibatan anak juga merupakan salah satu komponen yang menentukan temperamen anak. Ada anak yang tidak menyukai suasana orang banyak. Temperamennya tidak menyukai keramaian. Anak dengan temperamen seperti ini kemungkinan bertipe lebih imajinatif, sehingga dengan dengan kesendirian ia bebas melakukan apa saja keinginannya tanpa terganggu yang lain. f. Memilih usia tertentu. Anak memilih usia tertentu dalam bergaul mungkin karena ia akan merasa dapat lebih tampil, misalnya memilih usia yang dibawah usianya. Ketika lingkungan dalam hal ini sekolah tidak ditemukan yang lebih muda, maka ia akan menarik diri dari lingkungan tersebut.

3. Gejala-Gejala yang Tampak

Gejala-gejala yang dapat dilihat pada kategori anak yang menarik diri adalah : a. Tidak mau bersosialisasi atau bergaul, selain dengan keluarganya. b. Pendiam, rendah diri, malu, takut, tidak banyak bicara, dan bermain sendiri. c. Sering melamun, menyendiri dan tidak suka keramaian. d. Sibuk sendiri dengan kegiatan dirinya. e. Rendah diri, menjadi bahan olok-olokan temannya. Formatted: Swedish Sweden Formatted: Dutch Netherlands Formatted: Swedish Sweden Formatted: Swedish Sweden Formatted: Swedish Sweden 198 f. Bermain sendiri di tempat yang menurutnya aman bahkan dapat menjadi “rumah keduanya” g. Pemalu dan tidak suka terlibat dalam aktivitas program yang melibatkan teman lain.

4. Pengaruh Menarik Diri Terhadap Perkembangan Anak

Anak menjadi pribadi yang tertutup, sulit bersosialisasi, tidak percaya diri, pribadi penyendiri. Jika sejak kecil anak terbentuk dengan kondisi seperti ini maka ia akan sulit mencapai keinginan-keinginannya ke depan, sebab salah satu jembatan mewujudkan keinginan adalah membuka diri dan berkomunikasi dengan orang lain. Maka hendaknya orangtua dan pendidik membantu anak sedemikian rupa agar perilaku menarik diri ini tidak menjadi bagian dari hidup anak hingga remaja dan dewasanya nanti. Beberapa contoh perilaku menarik diri, seperti ; a. Anak lebih disibukkan dengan mainannya sendiri di kelas padahal anak yang sebaya dengannya bergembira-ria bermain bersama. b. Merasa tidak cocok dengan teman bermain, ia mencari tempat tersendiri yang menurutnya “lebih baik” baginya. c. Kegiatan-kegiatan sekolah amat minim diikuti karena ia malu, rendah diri, takut dan sebagainya Formatted: Swedish Sweden 199

5. Intervensi

a. Jangan memaksa anak untuk melakukan sesuatu, karena hal ini dapat menyebabkan anak tersebut jauh dari pendidiknya, karena anak yang menarik diri cenderung lebih sensitif dibandingkan dengan yang lain. Berikan sikap bahwa pendidik percaya dan menghargainya. a. Melakukan kegiatan dengan anak, kemudian ajaklah satu atau dua anak yang lain untuk bergabung, setelah mereka asyik bermain pendidik sebaiknya menjauh. b. Menerima dan menghargai setiap ekspresi anak-anak, baik itu berupa perasaan, ide, pernyataan walaupun hal itu hanya ungkapan verbal yang tidak bermaksud apa-apa. c. Secara aktif mengajarkan keterampilan sosial dan cara-cara untuk memulai bermain bersama anak yang lain. Pendidik dapat memberikan beberapa contoh kata-kata atau perilaku tertentu untuk mengajak anak lain bermain. Beri penghargaan yang positif ketika anak dapat bermain bersama anak yang lain. Misalnya dengan kata- kata, “Ibu sangat senang melihatmu berbicara dan tertawa. Ibu yakin pasti kamu senang dan menikmati bermain dengan yang lain.” d. Bila anak masih sukar diajak untuk bergabung, berikan beberapa pilihan untuk ikut berpartisipasi. Batasi jumlah waktu anak bermain sendiri. Menyarankan pada orang tua untuk mengajak anak bersosialisasi di sekitar rumah. Formatted: Swedish Sweden 200 BAB XI ENURESIS MENGOMPOL DAN ENCOPRESIS BUANG AIR BESAR DI CELANA

1. Pengertian Enuresis dan Encopresis a. Enuresis