211 dini kemungkinan kebohongan tersebut mengarah pada perkembangan yang tidak
sehat. Terhadap keduanya, bagian ini berusaha memaparkan tindakan-tindakan apa yang perlu diambil oleh pendidik TK.
2. Penyebab Anak Berbohong
Beberapa situasi membuat kebohongan terasa menyenangkan bagi pelakunya, maupun bagi anak lain ataupun orang dewasa yang mendengarkannya.
Pada situasi semacam itu anak cenderung menonjolkan diri dan pengalaman- pengalaman hebatnya. Misalnya, pulang sekolah baju anak mungkin menjadi
kotor dan ada sedikit luka gores di lututnya. Si anak mengembangkan cerita bahwa dia baru bergulat dengan raksasa dan terjatuh ke kubangan lumpur, atau
bergulat dengan anak yang jauh lebih besar dari dirinya, dan dia memenangkan pergulatan itu. Kebohongan semacam itu lebih terasa sebagai bualan, dan bukan
sesuatu yang sifatnya merugikan orang lain. Bila dicermati, ada empat bentuk kebohongan pada situasi semacam itu,
yaitu; a.
Pertama
, adalah kebohongan yang menutupi kondisi dirinya. Bualan tentang perkelahian dengan monster atau raksasa jahat mungkin
merupakan kompensasi diri. Anak sadar bahwa setiap orang perlu melakukan kebaikan, dan kebaikan sering disimbolkan dengan
kemenangan satria atas raksasa jahat. Menyadari dirinya masih kecil dan belum mampu melakukan tindakan-tindakan hebat, anak
menggunakan cerita untuk menumbuhkan penghargaan pada dirinya.
212 Respon yang tepat dari orang dewasa terhadap bualan semacam ini
akan mengubah kebanggaan diri yang semu menjadi kepercayaan diri yang tinggi pada diri si anak.
b.
Kedua,
pada satu kesempatan mungkin anak ingin menunjukkan superioritasnya dibanding anak-anak yang lain. Karena superioritas
pada anak identik dengan pengalaman-pengalaman yang hebat, maka anak mungkin melebih-lebihkan cerita tentang apa yang baru saja
dilakukannya. Pengalaman jalan-jalan ke kebun binatang mungkin dibumbui
pertemuan anak
dengan dinosaurus.
Pengalaman berkunjung ke museum pesawat terbang mungkin dibumbui dengan
cerita si anak menjadi pilot pesawat tempur.
c.
Ketiga,
faktor situasional yang mengancam. Kadang orang tua atau pendidik TK menghukum anak secara sembarang. Mungkin hukuman
itu diberikan untuk hal yang tidak dilakukan oleh anak. Atau mungkin dalam pikiran anak hukuman itu tidak setimpal dengan kesalahan
yang dilakukannya. Bila hal ini berlangsung terus menerus, anak mungkin berpikir lebih baik berbohong untuk menghindari hukuman
yang mungkin diterimanya.
d.
Keempat,
meniru kebohongan yang dilihat atau didengar anak dongeng, cerita dan film anak-anak. Secara tidak disadari cerita
213 semacam
Si Kancil
mengandung unsur-unsur kebohongan. Di samping itu beberapa film kartun anak-anak berisikan contoh-contoh
tindakan berbohong. Sekalipun belum ada penelitian yang secara khusus mengukur dampak proses belajar mencontoh perilaku
berbohong pada sumber-sumber tersebut, namun seyogyanya orangtua dan pendidik TK patut berhati-hati terhadap kemungkinan tersebut.
Meniru kebohongan yang secara sadar atau tidak dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa lain di lingkungan anak. Misalnya, orangtua tidak dapat
menghadiri undangan pertemuan pendidik dan orang tua dengan alasan sakit atau sibuk. Bila itu tidak sesuai dengan kenyataan yang dilihat oleh anak, peristiwa
semacam itu mungkin membuat anak dilain kesempatan menirunya. Ia bisa berpikir, kalau ibu berbohong, kenapa saya tidak boleh?
Satu hal yang jarang disadari oleh orang tua adalah bahwa kebohongan anak mungkin sebenarnya menyiratkan apa yang diinginkannya dari orang lain.
Anak yang bercerita tentang seekor kucing yang kesepian, mungkin sebenarnya secara tidak sadar menunjukkan kebutuhannya akan perhatian orang tua.
Sisi positif yang lain adalah bualan anak mungkin justru merupakan proses penghayatannya terhadap apa yang dilihat dan didengarnya. Anak mungkin
bercerita tentang dirinya yang terpeleset jatuh dengan bunyi seperti pohon tumbang: “bum .…” Dengan melebihkan unsur bunyi jatuh tersebut anak justru
bisa menghayati pengalaman jatuhnya dan rasa sakit yang dialaminya. Proses menghayati seperti ini memiliki dampak belajar yang sangat baik untuk si anak.
214 Secara ringkas, kebohongan anak memiliki sisi negatif maupun positif.
Bila harus ditimbang keduanya, unsur positif yang sebenarnya lebih dominan. Namun karena kebohongan ini bisa berlanjut ke masa dewasa, orang tua dan
pendidik perlu memberikan tanggapan yang tepat. Tanggapan yang baik akan merubah fantasi menjadi kreativitas, melebih-lebihan cerita diri menjadi
kepercayaan diri yang memadai.
3. Gejala-gejala yang Tampak