30 baik mengenai bahan pengajaran, bersikap hangat, bersikap penuh pengertian dan
bersahabat, bertanggung
jawab, sistematis,
berkemampuan menstimulasi,
imajinatif, surgent, memiliki antusias tinggi dan fleksibel. Efektivitas pengajaran ditentukan pula oleh situasi dalam lingkungan pembelajaran.
6. Interaksi kelas
classroom interaction
Interaksi kelas classroom interaction membahas mengenai interaksi yang terjadi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di dalam
ruangan kelas. Seorang pengajar berinteraksi dengan pembelajar melalui berbicara, tulisan, dan gerak fisik lainnya. Pembelajar melakukan hal yang sama
dalam berinteraksi
dengan pengajar.
Seorang pengajar umumnya
yang mengendalikan
jenis dan
intensitas interaksi
tersebut. Ketika
pengajar memutuskan untuk mengajar dan pembelajar belajar secara mandiri, maka tidak
terdapat interaksi verbal yang dilakukan antara pembelajar dan antara pengajar dan pembelajar. Bentuk interaksi antara pengajar dan pembelajar antara lain
adalah diskusi kelas, diskusi panel, sesi tanya-jawab, dan kegiatan kelompok. Metode interaksi kelas yang paling banyak dilakukan adalah komunikasi
antara pengajar dan pembelajar melalui aktivitas fisik berupa bicara talk atau menurut Klausmeier dan Goodwin 1975 mengacu pada pendapat Flanders
1968, 1969 disebut perilaku verbal oral. Pengajar berbicara sebagai respon terhadap pembelajar atau untuk mengawali pembicaraan dalam pengajaran. Sama
halnya dengan pengajar, pembelajar pun berbicara sebagai respon terhadap pengajar maupun untuk memulai pembicaraan. Hubungan timbal-balik antara
pengajar dan pembelajar tersebut membentuk interaksi yang berkesinambungan. Interaksi
kelas berhubungan
dengan kepemimpinan
pengajar. Kepemimpinan pengajar dapat dilihat dalam konteks bahwa pengajar memiliki
kewenangan authority untuk mengambil keputusan yang berdampak pada pembelajar. Pengajar sebagai pemimpin yang efektif mampu mendukung
pembelajar, memfasilitasi interaksi dan terjadinya komunikasi diantara pengajar dan pembelajar. Tipe kepemimpinan pengajar berkontribusi dalam efektivitas
30
31 pengajaran oleh pengajar dalam kelas. Berdasarkan studi yang telah dilakukan,
aspek kepemimpinan pengajar berhubungan dengan perilaku pembelajar yang dihasilkan.
7. Kelembagaan pengajaran
organization for instruction
Pengajar tidak dapat secara individual dan mandiri mampu mewujudkan kondisi pembelajaran yang baik untuk pembelajar atau kondisi kerja yang baik
untuk sesama pengajar tanpa saling berbagi, bekerjasama, dan berkontribusi sebagai anggota kelompok dalam lingkungan pembelajaran di sekolah. Pengajar
bekerja bersama-sama dengan pengajar di lingkungan sekolah. Pengajar juga bekerjasama dengan pengelola sekolah, misalnya kepala sekolah, penasihat, staf
administrasi dan lainnya. Lima kondisi mendasar agar kelompok dapat berfungsi secara efektif
antara lain adalah : 1 adanya tujuan bersama yang diyakini anggota kelompok dapat diwujudkan secara kolektif daripada secara mandiri, 2 skema organisasi
yang mapan dan efektif dengan hak dan tanggung jawab yang jelas, 3 nilai- nilai yang dipegang anggota kelompok, 4 pemecahan masalah, dan 5 waktu
tambahan dari
kegiatan mandiri
untuk melengkapi
perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan kelompok. Keterkaitan pengajar dengan pihak-pihak lain dalam lingkungan pembelajaran tersebut mengindikasikan bahwa pengajar
merupakan anggota dari kelembagaan pendidikan secara khusus yang tidak dapat berdiri sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
8. Karakteristik fisik
physical characteristic
Hubungan antara pengajar dengan pihak-pihak lainnya di dalam proses pembelajaran di sekolah memerlukan dukungan fasilitas fisik untuk mewujudkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Fasilitas fisik tersebut antara lain :1 bangunan tempat kelembagaan pendidikan dapat menjalankan kegiatannya, 2
spesialisasipembagian kerja masing-masing personel yang terlibat dalam kelembagaan pendidikan, 4 materi pengajaran, misalnya panduan pengajaran,