24 menjadi “penyuluhan kehutanan adalah
proses pemberdayaan masyarakat” Departemen Kehutanan, 2002. Dengan dasar kerangka pikir paradigma baru
tersebut, maka pengertian penyuluhan kehutanan dalam menghadapi era otonomi daerah mencakup dua komponen pokok yaitu: 1 Penguatan dan pengembangan
kelembagaan masyarakat sekitar kawasan sumber daya hutan yang berperan sebagai penggerak masyarakat dan selanjutnya tumbuh kesepakatan antar
kelompok, antar desa bahkan antar kecamatan. 2 Pendampingan yang dilakukan secara terus menerus sehingga terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
produktif mandiri berbasis pembangunan kehutanan. Kegiatan penyuluhan kehutanan dalam perjalanannya berhadapan dengan sasaran penyuluhan yang
sangat beragam, baik ragam kondisi wilayahnya, maupun keragaman keadaan sosial-ekonominya.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada pengelolaan Hutan Rakyat sampai saat ini telah menghasilkan beberapa hal pokok, antara lain : 1 areal Hutan
Rakyat yang semakin meluas di berbagai daerah, 2 terbentuknya kelompok- kelompok tani Hutan Rakyat 3 meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap
upaya perbaikan kondisi lingkungan, 4 terbentuknya sentra-sentra industri hasil Hutan Rakyat, dan 4 terjadinya perubahan budaya menanam pada petani dari
hanya penanaman tanaman semusim menjadi penanaman tanaman keras. Penyuluhan kehutanan terkait pengelolaan Hutan Rakyat di beberapa daerah di
Indonesia harus diakui masih belum berjalan sesuai harapan sehingga berdampak pada kinerja pengelolaan Hutan Rakyat. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pada
akhirnya masih sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi spesifik yang melingkupinya, antara lain kondisi sosial-ekonomi masyarakat sasaran, kondisi
wilayah, dan kebijakan yang melingkupinya. Berdasarkan paparan di atas, penyuluhan kehutanan dapat dimaknai
sebagai proses
pembelajaran yang
tidak hanya
terkait dengan
materi pembelajaran, namun terkait pula dengan interaksi yang terjadi antara pelaku-
pelaku dalam kegiatan pembangunan kehutanan, baik masyarakat lokal dan
petugas penyuluhan belajar serta pihak-pihak lain yang terlibat saling belajar satu 24
25 sama lain, dalam konteks penyebaran teknologi kehutanan maupun membentuk
perilaku positif dalam pengelolaan hutan secara berkelanjutan.
2.4 Pembelajaran Petani dalam Pengelolaan Hutan Rakyat
Pemberdayaan masyarakat, tidak dapat dilepaskan dari terjadinya proses pembelajaran dalam masyarakat. Menurut Asyhar 2011 kata pembelajaran
merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris, yaitu instruction. Instruction diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa yang berlangsung secara
dinamis. Penggunaan istilah pembelajaran sebagai pengganti istilah lama Proses Belajar-Mengajar
PBM tidak
hanya mengubah
istilah, melainkan
mengubahfungsi guru
dalam proses
pembelajaran. Guru
dalam proses
pembelajaran tersebut tidak hanya mengajar melainkan membelajarkan peserta didik agar mau belajar.
Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja bertujuan dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri
orang lain. Proses pembelajaran menitikberatkan pada bagaimana membuat pembelajar mengalami proses belajar. Pembelajaran yang efektif dapat membuat
pebelajar memperoleh keterampilan-keterampilan, pengetahuan, atau sikap-sikap, dan merasa senang belajar dalam pembelajaran tersebut Yamin 2011.
Proses pembelajaran dilakukan dalam sebuah proses yang sistematis dan setiap komponen dalam sistem tersebut memiliki arti penting dalam keberhasilan
belajar pembelajar. Komunikasi dalam proses sistematis tersebut merupakan unsur yang mutlak diperlukan. Proses pembelajaran merupakan suatu proses
komunikasi. Konsep komunikasi dalam pembelajaran mengacu pada keseluruhan proses komunikasi informasi atau pesan dari sumber guru, menteri, atau bahan
kepada penerima murid melalui media atau jaringan. Pembelajaran dalam penelitian ini mengadaptasi pengertian sebagai segala sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.
26
2.4.1 Kelompok Tani sebagai Media Pembelajaran
Pembelajaran dapat dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada pengelolaan Hutan Rakyat, kegiatan pendidikan bagi petani berupa
pelatihan keterampilan dan penyuluhan oleh instansi terkait difasilitasi oleh kelompok tani Hutan Rakyat. Kelompok tani Hutan Rakyat berperan penting
dalam pembelajaran sosial petani pengelolanya. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Hauser et al. 2010 mengungkapkan bahwa fasilitasi pembelajaran
yang dilakukan terhadap kelompok petani tradisional berperan penting dalam mendorong keberhasilan mereka beralih dari petani tradisional berlahan sempit
menjadi petani pertanian organik berorientasi pasar. Elemen penting dalam proses pembelajaran yang terjadi di antara komunitas petani berlahan sempit
adalah dinamika kelompok yang menghasilkan perubahan perilaku dalam diri petani. Uraian tersebut menggambarkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi
dalam suatu kelompok masyarakat dapat secara efektif menghasilkan perubahan perilaku pada kelompok yang bersangkutan menuju arah dan kondisi yang lebih
baik. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian Millar dan Curtis 1997
menemukan bahwa interaksi antar petani, baik diantara mereka sendiri, maupun bersama dengan para ahli dan penyuluh, berdampak pada terjadinya pertukaran
pengetahuan yang memfasilitasi proses pembelajaran petani secara lebih mendalam
berdasarkan sifat
dan tujuan
kelompok dimana
petani mengorganisasikan diri. Millar dan Curtis 1997 menekankan pula bahwa
fasilitasi yang efektif sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran kelompok petani.
Beberapa studi lain menunjukkan pula bahwa pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok petani secara efektif mampu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan serta sikap mental. Menurut Murcot 1995 dan Chistodoulou dan Gray 1997 sebagaimana dikutip oleh Sherson et al. 2002,
pembelajaran dalam kelompok learning in-group merupakan media yang efektif untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku seseorang. Keberadaan
26