Kemampuan mengorganisir diri dalam kelembagaan pengelolaan Hutan Rakyat
122 yang cukup baik terhadap informasi pasar, sehingga memiliki kemampuan terkait
pemasaran hasil-hasil Hutan Rakyat. Petani tersebut akan membantu petani lainnya yang akan menjual kayu ke pembelitengkulak sehingga memperoleh
harga yang cukup menguntungkan.
Tabel 62. Persepsi responden terhadap kemampuan mengorganisir diri dalam kelembagaan Hutan Rakyat
Kemampuan Mengorganisir diri dalam Pengelolaan Hutan Rakyat
Sering
b
1. Petani melakukan pembagian kerja di dalam kelompok tani 43 78,2
2. Petani bersepakat mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan Hutan Rakyat
40 72,7 3. Koordinasi diantara anggota kelompok tani agar kegiatan
berjalan sesuai rencana 38 69,1
4. Kesesuaian penunjukan anggota pelaksana kegiatan dengan harapan anggota kelompok
16 29,1 5. Pemahaman petani terhadap aturan organisasi kelompok
tani 10 18,2
a
Sumber : Olahan data primer, 2012
b
Sering = dilaksanakan 51-100 dari keseluruhan kegiatan
Pembagian kerja di dalam kelompok tani Hutan Rakyat Saluyu II adalah berdasarkan kesepakatan dan kepercayaan diantara sesama anggota kelompok
tani. Kesepakatan tersebut terbangun dengan memperhatikan keahlian dan pengalaman petani yang bersangkutan. Saat ini distribusi tugas sekaligus
penentuan anggota yang bertanggung jawab melaksanakannya sudah berjalan baik. Kemampuan mengorganisir diri diwarnai oleh pembagian kerja, koordinasi,
penunjukan pelaksana kegiatan, dan pemahaman mengenai aturan kelompok sehingga kegiatan dalam pengelolaan Hutan Rakyat dapat dilaksanakan dengan
baik Tabel 62. Kemampuan mengorganisir diri dalam kelembagaan Hutan Rakyat tidak
dapat dipisahkan dari peran kepemimpinan ketua kelompok tani. Ketua kelompok tani bertugas mengkoordinasikan pengelolaan Hutan Rakyat oleh anggota
kelompok tani. Koordinasi tersebut penting dilakukan karena pada tahapan saat ini petani Hutan Rakyat masih memerlukan sosok pemimpin yang mampu
122
123 mengarahkan mereka dalam pelaksanaan kegiatan produksi Hutan Rakyat. Ketua
kelompok tani dengan dibantu wakilnya mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan di lahan Hutan
Rakyat. Arahan ketua kelompok tani berperan besar meningkatkan kemampuan petani mengelola Hutan Rakyat, baik kemampuan mengatur distribusi dan
pembagian kerja di antara mereka maupun kemampuan sebagai pelaksana kegiatan produksi.
Ketua Kelompok Tani juga berupaya mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan dengan instansi terkait, antara lain BPDAS
Citarum-Ciliwung, Dinas
Kehutanan Kabupaten
Bogor, dan
BP3K Cibungbulang. Proses peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam hal ini
anggota kelompok tani menentukan kapasitas kelembagaan Hutan Rakyat. Saat ini frekuensi kegiatan penyuluhan dari instansi terkait masih tergolong rendah.
Namun demikian koordinasi kelompok tani dengan instansi terkait melalui ketua kelompok tani sudah berjalan cukup baik.
Tingkat kemampuan pengorganisasian diri petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat terbagi menjadi kategori kurang, sedang, dan tinggi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pengorganisasian diri petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat termasuk dalam kategori sedang.
Tabel 63. Sebaran responden berdasarkan
persepsi terhadap
tingkat kemampuan pengorganisasian diri petani dalam pengelolaan Hutan
Rakyat
No. Tingkat kemampuan pengorganisasian
diri petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat
Jumlah n jiwa
Persentase 1
Kurang skor : 10 0,00
2 Sedang skor : 10-15
48 87,27
3 Tinggi skor : 15
7 12,73
Jumlah 55
100,00
a
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
124 Kemampuan mengorganisasikan diri mengandung pula pengertian
mengenai adanya negosiasi dan kesepakatan antara sesama anggota petani Hutan Rakyat dan adanya musyawarah antar anggota kelompok dalam pelaksanaan
kegiatan Hutan Rakyat dengan menempatkan masing-masing orang sesuai kapasitasnya. Tahapan perkembangan petani Hutan Rakyat saat ini menunjukkan
bahwa responden petani Hutan Rakyat telah memiliki kemampuan yang cukup untuk mengatur diri dalam pembagian kerja, distribusi tugas, dan melakukan
koordinasi dengan berbagai pihak dalam pengelolaan Hutan Rakyat.