Kemampuan Penerapan Anggota Kelompok Tani
139 diduga berpengaruh terhadap sub peubah kemampuan penerapan petani
mengelola Hutan Rakyat dengan metode enter diperoleh nilai R
2
sebesar 0,247. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kemampuan penerapan petani dalam
pengelolaan Hutan Rakyat dipengaruhi oleh sub peubah bebas sebesar 24,7 persen, dan sisanya 75,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk
ke dalam analisis. Hasil analisis regresi selanjutnya diperoleh nilai signifikansi pada taraf
lima persen yaitu 0,000 dan 0,026 dari variabel jumlah pelatihan yang diikuti petani dan kemampuan pendamping belajar berkomunikasi dengan petani Tabel
74. Kedua sub peubah di atas memiliki nilai Sig di bawah α=0,05, sehingga
berpengaruh simultan dan signifikan terhadap kemampuan penerapan petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat.
Tabel 74. Analisa signifikansi sub peubah bebas yang berpengaruh terhadap Kemampuan penerapan petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat
Sub Variabel Koefisien
regresi Signifikansi
Konstan 0,000
Umur -0,176
0,155 Jumlah pelatihan yang diikuti petani
0,478 0,000
Kemampuan sumber belajar berkomunikasi 0,278
0,026 Nilai korelasi R :
Nilai Koefisian Determinasi R squareR
2
: 0,269
a
Sumber : Olahan data primer, 2012
b
Sering = dilaksanakan 51-100 dari keseluruhan kegiatan
c
Signifikan pada α=0,05
Persamaan regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penerapan anggota kelompok tani Hutan Rakyat adalah sebagai berikut :
Y = 11.250 ─ 0,176 usia petani + 0,478 penguasaan materi + 0,218 pemahaman tujuan penyuluhan
Sub peubah jumlah pelatihan yang diikuti petani menunjukkan nilai signifikansi 0,000 yaitu dibawah α=0,05 sehingga sub peubah tersebut signifikan
berpengaruh terhadap kemampuan penerapan dalam pengelolaan Hutan Rakyat.
140 Arah hubungan adalah positif, menunjukkan bahwa peningkatan 1 satuan jumlah
pelatihan yang diikuti akan meningkatkan kemampuan penerapan petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat sebesar 0,478. Sebaliknya pengurangan 1 satuan
jumlah pelatihan yang diikuti akan menurunkan kemampuan penerapan petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat sebesar 0,478. Pelatihan di bidang pengelolaan
Hutan Rakyat terkait dengan pengembangan kapasitas petani dalam mengelola lahan Hutan Rakyatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin sedikit
pelatihan yang diikuti petani maka kemampuan penerapan petani semakin berkurang. Semakin banyak pelatihan yang diikuti petani maka semakin baik
kemampuan penerapan petani. Pelatihan yang diikuti petani di bidang Hutan Rakyat
merupakan sarana
petani untuk
memperoleh tambahan
informasipengetahuan dalam pengelolaan Hutan Rakyat. Variabel
kemampuan komunikasi
pendamping belajar
dalam pembelajaran petani menunjukkan nilai signifikansi 0,026 yaitu dibawah α=0,05
sehingga sub variabel tersebut signifikan berpengaruh terhadap kemampuan penerapan dalam pengelolaan Hutan Rakyat. Arah hubungan adalah positif,
sehingga peningkatan 1 satuan kemampuan komunikasi pendamping belajar akan meningkatkan kemampuan penerapan petani dalam pengelolaan Hutan Rakyat.
Berdasarkan koefisien regresi, sub peubah yang paling berpengaruh terhadap terhadap kemampuan penerapan petani berturut-turut adalah adalah jumlah
pelatihan yang diikuti petani 0,489 dan kemampuan berkomunikasi pendamping belajar 0,278.