Interaksi Petani dengan Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan

116 Tabel 57. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap dukungan anggota masyarakat dalam pengelolaan Hutan Rakyat No. Anggota Masyarakat yang Memberikan Dukungan Pengembangan Hutan Rakyat Jumlah n jiwa Persentase 1. Tetangga dan Ketua RTRW 26 47,30 2. Ketua RTRW dan Kepala DesaAparat Desa 10 18,18 3. Ketua RTRW 8 14,54 4. Tetangga 6 10,90 5. Kepala DesaAparat Desa 5 9,10 J u m l a h 55 100,00 a Sumber : Olahan data primer, 2012 Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa persentase responden mengenai dukungan Kepala DesaAparat desa setempat tergolong rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden tidak merasa memperoleh dukungan secara maksimal dari Kepala DesaAparat desa setempat dalam pembelajaran pengelolaan Hutan Rakyat. Berdasarkan wawancara mendalam, Kepala DesaAparat Desa setempat hanya terlibat secara intensif di lahan pada saat program Hutan Rakyat baru dimulai. Selebihnya pengelolaan Hutan Rakyat lebih banyak dilakukan tanpa pembinaan dari Kepala Desa setempat. Tabel 58. Persepsi responden terhadap jenis dukungan anggota masyarakat dalam pengelolaan Hutan Rakyat Dukungan anggota masyarakat dalam pengelolaan Hutan Rakyat Sering b 1. Masyarakat mendorong mengembangkan Hutan Rakyat di lahan 38 69,10 2. Masyarakat beranggapan hutan rakyat bermanfaat dan menguntungkan di masa depan 40 72,70 3. Masyarakat memberikan saranmasukan teknis lapangan 26 47,30 4. Masyarakat memfasilitasi kegiatan kelompok tani Hutan Rakyat 34 61,80 5. Masyarakat memberikan informasi penyedia saprodi 25 45,40 6. Masyarakat memberikan informasi pemasaran 23 41,80 a Sumber : Olahan data primer, 2012 b Sering = dilaksanakan 51-100 dari keseluruhan kegiatan 116 117 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 72,7 persen responden memperoleh dukungan dalam bentuk adanya anggapan dari masyarakat mengenai manfaat Hutan Rakyat di masa mendatang. Persepsi positif tersebut merupakan bentuk dukungan yang penting bagi responden dan dapat mendorong fasilitasi oleh anggota masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan Hutan Rakyat. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa jumlah persentase responden sebanyak 47,3 persen, berupa dukungan dalam bentuk saranmasukan mengenai cara bercocok tanam lebih kepada upaya berbagi pengetahuan mengenai kebiasaan-kebiasaan lokal masyarakat mengenai cara-cara bercocok tanam kayu rakyat. Responden sebanyak 45,4 persen dan 41,8 persen menyatakan mendapat dukungan dari masyarakat dalam bentuk pemberian informasi sarana produksi dan pemasaran kayu rakyat. Tingkat dukungan masyarakat terhadap responden dalam pengelolaan Hutan Rakyat terbagi menjadi kategori kurang mendukung, cukup mendukung, dan sangat mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat dukungan masyarakat terhadap petani Hutan Rakyat dalam pengelolaan Hutan Rakyat termasuk dalam kategori cukup mendukung. Tabel 59. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap tingkat dukungan personel sumber belajar dalam pengelolaan Hutan Rakyat No. Tingkat dukungan personal sumber belajar terhadap petani Hutan Rakyat Jumlah n jiwa Persentase 1. Kurang mendukung skor : 12 5 9,09 2. Cukup mendukung skor : 12-18 41 74,54 3. Sangat mendukung skor : 18 9 16,36 Jumlah 55 100,00 a Sumber : Olahan Data Primer, 2012 Menurut Hidayat 2012 salah satu prasyarat komunikasi interpersonal dapat berjalan efektifadalah adanya kesamaan persepsi. Ketidaksamaan persepsi mengenai dukungan masyarakat terhadap petani Hutan Rakyat pada kedua belah pihak menjadi kendala terjalinnya komunikasi antarpribadi yang dapat 118 mendorong upaya pembelajaran responden untuk mengelola Hutan Rakyat. Ketidaksamaan persepsi dapat merupakan akibat dari kurangnya sosialisasi mengenai Hutan Rakyat terhadap anggota masyarakat. 6.6 Kemampuan Anggota Kelompok Tani 6.6.1 Kemampuan Perencanaan Kegiatan Hutan Rakyat Kualitas pengelolaan sumber daya hutan oleh masyarakat ditentukan oleh kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya hutan disekitarnya. Masyarakat dalam konteks pengelolaan Hutan Rakyat biasanya tergabung dalam kelompok-kelompok tani. Kelompok tani memfasilitasi pembelajaran kelompok dalam pengelolaan Hutan Rakyat dalam rangka membangun kemampuan anggota kelompok tani pada tingkat tertentu. Berdasarkan studi yang dilakukan, kemampuan terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap individu. Kemampuan anggota kelompok tani dalam mengelola Hutan Rakyat adalah kecakapan anggota kelompok tani meliputi aspek pengetahuan cognitive domainknowledge, aspek keterampilan psychomotoric domainskill, dan aspek sikap affective domainattitude dalam melaksanakan serangkaian kegiatan pengelolaan Hutan Rakyat secara efektif. Kemampuan petani merencanakan kegiatan produksi dalam pengelolaan Hutan Rakyat adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki petani untuk memahami dan melaksanakan proses menentukan rencana dalam kegiatan Hutan Rakyat. Berdasarkan pengamatan dan wawancara mendalam, responden sudah melakukan kegiatan perencanaan dalam pengelolaan Hutan Rakyat, walaupun belum sepenuhnya mencakup keseluruhan kegiatan. Perencanaan kegiatan yang dimaksud adalah rencana atau persiapan yang dilakukan responden sebelum kegiatan produksi Hutan Rakyat meliputi kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran hasil, dilaksanakan. Responden petani Hutan Rakyat tidak secara formal melakukan kegiatan perencanaan. Kegiatan perencanaan biasanya dilakukan dengan mengadakan pertemuan kelompok tani dan diperoleh kata sepakat mengenai kegiatan yang 118 119 akan dilakukan oleh kelompok tani. Hasil musyawarah mengenai kesepakatan mengenai kegiatan yang akan dilakukan didasarkan atas kepercayaan trust antar anggota kelompok tani Tabel 60. Tabel 60. Persepsi terhadap kemampuan perencanaan dalam mengelola Hutan Rakyat Kemampuan perencanaan dalam pengelolaan Hutan Rakyat Sering b 1. Petani membandingkan kegiatan terdahulu dan saat ini agar hasil mendatang dapat maksimal 18 32,70 2. Masalah yang dihadapi petani di lahan menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan petani 13 23,60 3. Kesesuaian kegiatan pengelolaan Hutan Rakyat saat ini dengan kebutuhan petani 11 20,00 4. Petani menyusun rencana kegiatan Hutan Rakyat 10 18,20 5. Informasi harga jual kayu digunakan untuk merencanakan jenis kayu yang ditanam 10 18,20 6. Petani berusaha mencari informasi tentang jenis kayu yang bernilai jual tinggi 9 16,40 a Sumber : Olahan data primer, 2012 b Sering = dilaksanakan 51-100 dari keseluruhan kegiatan Responden petani Hutan Rakyat menyatakan tidak pernah menyusun ragam kegiatan perencanaan setiap bulan atau setiap tahun secara tertulis. Demikian pula halnya di tingkat responden petani Hutan Rakyat. Responden tidak mempersiapkan secara terinci kegiatan perencanaan untuk kegiatan Hutan Rakyat yaitu kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Persiapan petani untuk melaksanakan kegiatan produksi masih diarahkan oleh kebutuhan need responden petani yang bersangkutan. Berdasarkan wawancara, petani sudah mampu mengenali masalah yang harus dihadapinya di lahan, antara lain pertumbuhan kayu yang masih kurang memuaskan, rendahnya sumber daya manusia, kegiatan penyuluhan yang masih kurang mendukung, dan masalah pemasaran. Kemampuan responden mengenali masalahnya menjadi penting karena mendasari kesadaran responden yang bersangkutan mengenai kebutuhannya. Kebutuhan yang dirasakan oleh