107 kelembagaan kelompok tani. Ikatan norma sosial kelompok tani menjaga
solidaritas dan kemapanan kelompok. Norma sosial yang mengikat anggota kelompok tani Hutan Rakyat terbagi menjadi kategori tidak mengikat, cukup
mengikat, dan sangat mengikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa norma sosial dalam kelompok tani Hutan Rakyat termasuk dalam kategori mengikat
anggota kelompoknya Tabel 49.
Tabel 49. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap norma sosial dalam kelompok tani Hutan Rakyat
No. Norma sosial dalam kelompok
Jumlah n jiwa
Persentase 1
Tidak mengikat skor : 6 0,00
2 Mengikat skor : 6-9
47 85,45
3 Sangat mengikat skor : 9
8 14,55
Jumlah 55
100,00
a
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
6.4.4 Hutan Rakyat dan Keterlibatan Multipihak
Penyelenggaraan kegiatan Hutan Rakyat dalam konteks kelembagaan Hutan Rakyat melibatkan parapihak. Peranan kelembagaan sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan pengembangan Hutan Rakyat Tabel 50.
Tabel 50. Persepsi responden mengenai instansilembagaunit usaha yang mendukung penyelenggaraan Hutan Rakyat
No. Instansilembagaunit
usaha Jumlah
N=55 Frekuensi kegiatan bulan
6 3-6
1-3
1. Dinas Kehutanan
Kabupaten 5
9,09 8
14,5 39
70,9 3
5,45 2.
BPDAS Citarum-Ciliwung 11
20 36
65,45 4
7,27 4
7,27 3.
BP4KBP3K Ciampea 6
10,9 38
69,09 8
14,5 3
5,45 4.
GAPOKTAN 8
14,54 35
63,63 8
14,5 3
5,45 5.
Pemerintah Desa 4
7,27 12
21,81 35
63,6 4
7,27 6.
LSM 53
96,36 2
3,63 -
- -
- 7.
Unit Perbankan 55
100 -
- -
- -
- 8.
Industri pemasaran kayu 55
100 -
- -
- -
-
a
Sumber : Olahan data primer, 2012
108 Kelembagaan Hutan Rakyat berkaitan dengan campur tangan pemerintah
dalam proses berkembangnya Hutan Rakyat di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi
terkait dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan Hutan Rakyat masih rendah. Tabel 50 menunjukkan bahwa unit perbankan dan industri pemasaran
kayu belum masuk dalam skema pengelolaan Hutan Rakyat. Beberapa studi
19
menunjukkan bahwa aspek pemasaran dalam pengelolaan Hutan Rakyat menempati peran yang penting.
6.5 Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal atau relasi antarpribadi menurut Pearson 1983 adalah hubungan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling terikat satu
sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Hubungan interpersonal mengandung adanya proses interaksi di antara personal atau pribadi
yang terlibat di dalam hubungan tersebut. Interaksi merupakan hubungan timbal balik, yang saling berpengaruh satu sama lain. Interaksi yang terjadi antara
individu dengan individu lainnya disebut interaksi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi di antara individu untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran, dan
tindakan. Proses komunikasi yang terjadi dalam hubungan interpersonal disebut komunikasi interpersonal.
Mosher 1966 mengemukakan bahwa petani lebih dari sekedar seorang petani dan seorang manajer. Petani adalah individu mandiri sekaligusmerupakan
anggota dari keluarganya dan anggota masyarakat dimana ia tinggal. Hubungan interpersonal petani merupakan terjadinya proses interaksi antara petani dengan
keluarganya, petani dengan kelompok masyarakat di lingkungan kerjanya dan kelompok masyarakat di lingkungan sosialnya. Oleh karena itu hubungan
interpersonal petani Hutan Rakyat mengandung pengertian terjadinya interaksi
19
Hutan Rakyat di Kab. Wonogiri, Kab. Gunung Kidul, dan Konawe Selatan
108