88 menyatakan bahwa sosok ketua kelompok tani merupakan sumber belajar yang
dianggap penting bagi responden petani Hutan Rakyat. Personel sumber belajar responden petani Hutan Rakyat tidak hanya sebagai sosok yang mampu
memberikan tambahan keahlian dan keterampilan, namun juga memiliki sikap- sikap pemimpin, seperti mengayomi dan dapat menjadi panutan.
Ancok 2012 menyatakan bahwa inovasi adalah suatu proses memikirkan dan mengimplementasikan suatu pemikiran, sehingga menghasilkan hal baru.
Inovasi adalah suatu bentuk perubahan dari sesuatu hal, baik yang bersifat inkremental sedikit demi sedikit, maupun perubahan yang radikal. Pengertian
mengenai inovasi tersebut sejalan dengan pernyataan Rogers dan Shoemaker 1971 bahwa inovasi adalah ide, praktik atau obyek yang dipandang baru oleh
seseorang. Hal baru dalam inovasi tidak hanya dimaknai sebagai pengetahuan baru. Sebuah inovasi dapat sudah diketahui oleh individu selama beberapa waktu,
namun individu yang bersangkutan belum mambangun reaksi atau perilakunya, baik menerima atau menolak ide, praktik maupun obyek baru tersebut. Di lokasi
penelitian, responden petani Hutan Rakyat sudah lama mengenal tanaman keras semisal kayu sengon, Jati, atau Afrika, yang penanamannya di lahan milik
digabungkan dengan tanaman palawija atau tanaman semusim lainnya. Hal tersebut menjadi sesuatu yang baru ketika Hutan Rakyat dikelola dalam bentuk
model percontohan yang menerapkan teknologi terbaru dan membutuhkan partisipasi petani Hutan Rakyat dalam pengelolaannya.
Ancok 2012 mengemukakan bahwa beberapa pakar di bidang inovasi beranggapan bahwa perilaku inovatif terdiri atas dua tahapan, yaitu tahapan
pemunculan gagasan
initiation dan
tahapan implementasi
gagasan implementation. Hal tersebut menjelaskan bahwa inovasi tidak dapat dilepaskan
dari aspek kepemimpinan. Ketua kelompok tani, penyuluh kehutanan, dan kepala desaberada dalam lingkaran kepemimpinan pada sistem sosial masyarakat. Orang
yang dianut, orang yang menjadi teladan, dan orang yang ditiru perilakunya. Hal tersebut menjelaskan persepsi responden petani Hutan Rakyat mengenai sumber
88
89 belajarnya yang lebih banyak adalah ketua kelompok tani dibandingkan dengan
rekan sesama responden petani Hutan Rakyat. Rekan sesama responden petani Hutan Rakyat atau dapat disebut sebagai
rekan sebaya peer group juga memiliki nilai penting dalam pembelajaran Hutan Rakyat. Berdasarkan wawancara mendalam apabila rekan sesama responden
dipilih, maka rekan responden tersebut dianggap lebih pandai dan memiliki keterampilan lebih dibandingkan dengan responden petani Hutan Rakyat.
6.2.2 Penguasaan InformasiPengetahuan terkait Hutan Rakyat
Sumber belajar atau pendamping belajar responden petani Hutan Rakyat dapat memiliki tingkat penguasaan informasipengetahuan yang saling berbeda
mengenai pengelolaan Hutan Rakyat. Ketika personal sumber belajar dapat memberikan pemahaman informasi dan memberikan keterampilan yang memadai
terhadap responden maka responden berpendapat bahwa sumber belajar memiliki kompetensi yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
Tabel 30. Persepsi responden terhadap penguasaan informasipengetahuan sumber belajar mengenai Hutan Rakyat
Jenis informasipengetahuan yang dikuasai sumber belajar Ya
1. Mengetahui jenis-jenis tanaman kayu sengonmahonijati suren
47 85,50 2. Mengetahui informasi pengetahuan terbaru mengenai
Hutan Rakyat 42 76,40
3. Mengetahui cara penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan kayu Hutan Rakyat
38 69,10 4. Mengetahui jenis-jenis hama penyakit tanaman kayu dan
cara mengatasinya 10 18,20
5. Memahamikebijakanaturan pengelolaan Hutan Rakyat 9 16,40
6. Mengetahui cara berorganisasi melalui kelompok tani 7 12,80
7. Mengetahui cara pemasaran kayu Hutan Rakyat 6 10,90
a
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Penguasaan informasi atau pengetahuan mengenai Hutan Rakyat meliputi penguasaan informasipengetahuan mengenai jenis-jenis tanaman Hutan Rakyat,
90 jenis-jenis hama penyakit dan cara mengatasinya, tahapan produksi yang harus
dilakukan, dan aturankebijakan pengelolaan Hutan Rakyat yang berlaku saat ini. Penguasaan informasi atau pengetahuan berhubungan dengan alih pengetahuan
tranfer knowledge. Tingkat penguasaan materi atau informasi personel sumber belajar
mengenai Hutan Rakyat terbagi menjadi responden petani Hutan Rakyat dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
personal sumber belajar memiliki kemampuan penguasaan materi atau informasi yang tergolong sedang Tabel 31.
Tabel 31. Sebaran responden berdasarkan persepsi terhadap tingkat kemampuan penguasaan informasipengetahuan personal belajar mengenai Hutan
Rakyat No.
Tingkat kemampuan penguasaan informasipengetahuan personal
sumber belajar Jumlah n
jiwa Persentase
1. Rendah skor : 14
19 34,55
2. Sedang skor : 14-21
36 65,45
3. Tinggi skor : 21
0,00 Jumlah
55 100,00
a
Sumber : Olahan Data Primer, 2012
Kemampuan melakukan komunikasi memegang peranan penting dalam proses pembelajaran petani. Menurut Leeuwis 2009 komunikasi merupakan
proses di mana orang bertukar arti. Penekanan aspek komunikasi pada penyuluhan menandakan pergeseran dari fokus pendidikan menjadi fokus
pembelajaran. Seorang sumber belajar yang terlibat dalam pembelajaran pengelolaan Hutan Rakyat harus mampu menciptakan komunikasi yang baik
antara dirinya dan petani-petani Hutan Rakyat agar informasipengetahuan dapat tersampaikan sesuai sasaran yang diharapkan. Kemampuan komunikasi sumber
belajar diukur
berdasarkan kemampuan
menciptakan dialog
dua arah,
menghidupkan suasana diskusi, menyampaikan pesan dengan baik, dan mampu mendorong petani mencoba atau menerapkan cara baru di lahannya. Hasil
90