Penerjemahan Analisis Hasil Pemahaman Konsep Matematika Siswa

b. Penafsiran

Kategori penafsiran diwakili oleh indikator menghitung gabungan beberapa satuan luas diwakili oleh soal posttest nomor 1b. Sedangkan untuk indikator menghitung luas bangun datar trapesium, layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 3b, 4b, dan 11b. Persentase kategori penafsiran yang diperoleh dari soal posttest nomor 1b, 3b, 4b, dan 11b untuk kelas eksperimen adalah 71,50 dan persentase kelas kontrol adalah 61,25, sedangkan nilai rata-rata pada kategori penafsiran kelas eksperimen sebesar 11,44 dan kelas kontrol sebesar 9,80. Sehingga dapat dikatakan bahwa penafsiran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil jawaban posttest yang dikerjakan siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dibawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Soal nomor 11 b sebagai berikut : Ada beberapa siswa kelas eksperimen menjawab seperti Gambar 4.12. S P R Q 12 cm 16 cm Perhatikan gambar disamping b. Hitunglah luas bangun datar disamping Gambar 4.12 Jawaban Posttest untuk Kategori Penafsiran Kelas Eksperimen Dari hasil jawaban kelas eksperimen terlihat siswa dapat menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal berupa panjang masing-masing diagonal belah ketupat. Siswa juga mampu menentukan konsep atau rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu luas belah ketupat. Proses dan cara pengerjaan dilakukan secara rinci sehingga menghasilkan jawaban yang benar. Karena siswa ini mampu menyelesaikan soal dengan tepat baik proses maupun hasil, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai kemampuan penafsiran yang baik. Sedangkan pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.13. Gambar 4.13 Jawaban Posttest untuk Kategori Penafsiran Kelas Kontrol Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol diatas, terlihat siswa telah menyelesaikan perhitungan luas belah ketupat. Walaupun siswa tidak menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal, namun siswa dapat menentukan rumus yang tepat dalam penyelesaian soal yaitu luas belah ketupat. Proses pengerjaan siswa sudah tepat, hanya saja hasil perhitungan akhir siswa kurang teliti sehingga menghasilkan jawaban yang kurang tepat. Selain itu siswa juga tidak menambahkan persegi pada hasil satuan luas yang Ia hitung. Karena siswa ini belum mampu menyelesaikan soal dengan tepat, dapat dikatakan bahwa siswa ini belum mencapai kemampuan penafsiran yang baik. Ditinjau berdasarkan hasil pekerjaan siswa diatas terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni penafsiran siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol.

c. Ekstrapolasi

Kategori ekstrapolasi diwakili oleh indikator menghitung tinggi trapesium diwakili oleh soal posttest nomor 8. Untuk indikator menghitung diagonal layang-layang dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 6 dan 12. Sedangkan untuk indikator menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan luas trapesium, layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 7, 10, dan 13. Persentase kategori ekstrapolasi yang diperoleh dari soal posttest nomor 6, 7, 8, 10, 12, dan 13 untuk kelas eksperimen adalah 63,17 dan persentase kelas kontrol adalah 50,33, sedangkan nilai rata-rata pada kategori ekstrapolasi kelas eksperimen sebesar 15,16 dan kelas kontrol sebesar 12,08. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan ekstrapolasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil jawaban posttest yang dikerjakan siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dibawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Soal nomor 13 sebagai berikut : Sawah Pak Burhan berbentuk belah ketupat dengan luas 3 hektare dan salah satu diagonalnya 150 m. Berapa meter panjang diagonal sawah yang lainnya? Ada beberapa siswa kelas eksperimen menjawab seperti Gambar 4.14. Gambar 4.14 Jawaban Posttest untuk Kategori Ekstrapolasi Kelas Eksperimen Dari hasil jawaban siswa kelas eksperimen di atas, terlihat siswa telah melakukan penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan luas belah ketupat dengan baik. Siswa mampu menyebutkan variabel yang telah diketahui yaitu luas dan salah satu diagonal lainnya. Siswa di atas menyadari satuan luas dengan salah satu panjang diagonal lainnya tidak sama, oleh karena itu diubahlah terlebih dahulu sehingga satuannya sama. Siswa mampu mengkaitkan konsep luas dan salah satu diagonal yang sudah diketahui untuk mencari panjang diagonal lainnya. Proses penyelesaian dilakukan dengan benar, sehingga menghasilkan jawaban yang benar pula. Karena siswa ini menyelesaikan soal dengan tepat baik proses maupun hasil, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai kemampuan ekstrapolasi yang baik. Sedangkan pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.15. Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol, dapat dilihat bahwa siswa telah melakukan penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan luas belah ketupat. Siswa di atas telah menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal yaitu luas dan panjang salah satu diagonal lainnya, hanya saja siswa kurang menuliskan satuan pada variabel tersebut. Satuan yang berbeda pada luas dan salah satu diagonal yang sudah diketahui kurang disadari oleh siswa. Walaupun demikian, siswa sudah tepat dalam mengkaitkan

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

0 6 21

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 2 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19