Pengertian dan Karakteristik Matematika

Misalnya huruf yang digunakan dalam model persamaan x + y = z masih kosong dari arti tergantung pada siapa yang menggunakan. 5 Memperhatikan Semeseta Pembicaraan Universal Semesta pembicaraan diperlukan untuk memberikan kejelasan dan menjadi arahan dalam menyelesaikan model matematika. Misalanya jika semesta pembicaraannya bilangan maka simbol-simbol yang digunakan dapat diartikan sebagai bilangan. Semesta pembicaraan dapat menentukan benar atau salahnya maupun ada atau tidaknya penyelesaian model matematika. 6 Konsisten dalam Sistemnya Suatu sistem dalam matematika harus konsisten dan tidak boleh ada kontradiksi baik makna atau kebenarannya. Suatu definisi atau teorema harus menggunakan konsep yang telah ditetapkan terdahulu. Misalnya x + y = a dan a + b = c maka x + y + b haruslah sama dengan c. Berdasarkan uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, matematika merupakan salah satu ilmu yang identik dengan perhitungan didalamnya terdapat konsep-konsep abstrak dituangkan dalam bentuk kata atau bahasa simbol yang memerlukan strategi, pemikiran, pertimbangan agar dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat. Sehingga dapat dikatakan pula bahwa matematika dapat mengembangkan kemampuan daya pikir bagi siswa.

c. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika

Konsep dalam matematika dapat diperkenalkan melalui definisi, gambar, contoh, model atau peraga. Misalnya konsep persegi adalah bangun datar yang memiliki empat sisi sama panjang dan memiliki empat sudut sama besar. Konsep dalam matematika saling berkaitan dan berjenjang. Siswa akan sulit memahami konsep matematika yang kompleks sebelum memahami konsep yang sederhana. Oleh karena itu, konsep dalam matematika perlu diberikan secara berjenjang dan bertahap. Dimulai dari konsep yang sederhana hingga konsep yang lebih rumit dan kompleks. Kemampuan pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan awal dari pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematika ditunjukan terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam matematika. Pemahaman konsep memiliki tingkat kedalaman arti yang berbeda-beda. Para ahli memiliki pandangan yang berbeda mengenai hasil akhir dari pencapaian pemahaman konsep. Polya membedakan empat jenis pemahaman matematika yaitu: 18 1 Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat, menerapkan rumus secara rutin, dan melakukan perhitungan secara sederhana. 2 Pemahaman induktif, yaitu dapat menerapkan rumus atau konsep dalam kasus sederhana dan mengetahui rumus atau konsep tersebut dapat diberlakukan dalam kasus yang mirip. 3 Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran rumus. 4 Pemahaman intuitif, yaitu dapat membuktikan kebenaran hingga yakin sebelum melakukan analisis lebih lanjut. Sedangkan Pollastek membedakan pemahaman matematika dalam dua jenis, yaitu: 19 1 Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu atau rumus dalam perhitungan rutinsederhana dan mengerjakannya secara algoritmik. 2 Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan rumus satu dengan rumus lainnya secara benar dan menyadari proses yang dilakukan. Menurut Copelland pemahaman matematika dikategorikan dalam dalam dua jenis, yaitu: 20 1 Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara secara rutinsederhana. Pemahaman ini hanya dapat mengerjakan suatu soal atau permasalahan secara berurutan tetapi tidak menyadari proses yang dilakukan. 2 Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang dikerjakannya. Pemahaman ini memahami benar proses yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan atau soal. 18 Jihad, op. cit., h. 167. 19 Ibid. 20 Ibid., h. 167-168. Suhendra menyatakan bahwa seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika apabila ia telah mampu melakukan hal sebagai berikut: 21 1 Menemukan kembali konsep yang belum diketahuinya didasarkan pada pemahaman konsep yang telah lalu. 2 Medefinisikan konsep dengan kalimat sendiri tetapi sesuai dengan ide utama dari konsep yang didefinisikan 3 Mengidentifikasi hal-hal yang sesuai dengan suatu konsep 4 Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Pemahaman terhadap suatu konsep dalam matematika perlu dimaksimalkan karena pemahaman konsep menjadi landasan utama bagi kemampuan matematika lainnya. Kemampuan pemahaman konsep menjadi pendukung siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penalaran, kemampuan komunikasi, bahkan kemampuan pemecahan masalah.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

TAI Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model yang dapat meningkatkan keaktifan dalam belajar dan mengembangkan kecakapan sosial siswa. Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya ialah tipe Team Assisted Individualization TAI. Teori-teori pendukung pada bagian ini meliputi beberapa sub bagian yaitu pengertian model pembelajaran, pengertian model pembelajaran kooperatif, keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif, pembelajaran Team Assisted Individualization TAI, langkah-langkah pembelajaran Team Assisted Individualization TAI, keunggulan dan kelemahan pembelajaran Team Assisted Individualization TAI.

a. Model Pembelajaran

Model adalah “kerangka kerja konseptual”, dapat pula disebut “pola kerja konseptual”. 22 Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang 21 Suhendra, op. cit., h. 7.21. 22 Anitah, dkk., op. cit., h. 9.3. digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. 23 Model dapat dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan karena memuat rancangan pelaksanaan. Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar dan mengajar. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. 24 Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Seperti yang telah dikemukakan bahwa dalam pembelajaran terdapat prosedur atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tidak hanya sebatas metode saja yang digunakan dalam pembelajaran. Namun terdapat istilah lain yang digunakan dalam pembelajaran seperti strategi, pendekatan, teknik, maupun model pembelajaran. Menurut Joyce model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pembelajaran dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. 25 Soekamto mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 26 Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan rancangan secara umum proses pembelajaran yang didalamnya terdapat prosedur atau cara khusus yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran tersebut. Model pembelajaran mencakup berbagai 23 Sagala, op. cit., h. 175. 24 Oemar Hamalik, op. cit., h. 57. 25 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, Jakarta: Perstasi Pustaka, 2011, h. 74. 26 Aris Shoimin, Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2014, h. 23.

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

0 6 21

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VIII SMP SWASTA HKBP SIDORAME.

0 2 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Strategi Team Assisted Individualization (TAI) Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

0 1 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Peningkatan Kreativitas Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa K

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 1 17

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED Peningkatan Partisipasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas V SDN I Gonda

0 2 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (Team Assisted Individualization) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 1 17

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19