Proses Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Team Assisted
Gambar 4.4 Siswa Melakukan Pembelajaran Kelompok
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diamati bahwa siswa melakukan diskusi untuk saling mengecek hasil pekerjaannya. Setiap siswa membawa
hasil kerjanya sehingga setiap siswa telah memiliki pemahaman yang berbeda- beda. Oleh karena itu, saat pembelajaran kelompok penekanan pemahaman
yang dilatihkan kepada siswa ialah ekstrapolasi. Siswa harus mampu menyimpulkan dan menyatukan berbagai pemahaman sehingga tebentuk
pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap hasil LKS yang dikerjakan. Pada awal proses pembelajaran kelompok beberapa siswa kurang aktif dalam
melaksanakan diskusi. Hanya beberapa orang dalam kelompok yang aktif dalam pembelajaran kelompok. Siswa yang kurang aktif dalam diskusi pun
mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kuis individual sehingga poin bagi kelompok mereka menjadi rendah. Pada pertemuan selanjutnya siswa
menyadari hal itu dan semakin antusias dalam proses pembelajaran dalam kelompok. Anggota kelompok pun semakin bertanggung jawab dengan
anggota yang lain. Jika terdapat teman anggotanya mengobrol, anggota
kelompok tersebut mengingatkan untuk kembali fokus .
Selama kegiatan diskusi yang dilakukan guru berkeliling untuk memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan. Pada awal
proses pembelajaran siswa masih canggung untuk meminta bantuan dan bertanya kepada guru. Namun setelah beberapa pertemuan rasa canggung siswa
berkurang dan semakin antusias untuk meminta bantuan atau bertanya apabila terdapat suatu hal yang belum dimengerti. Guru pun mengingatkan untuk
meminta bantuan kepada teman satu kelompok terlebih dahulu jika teman satu kelompok tidak mampu baru meminta bantuan guru. Pemberian bimbingan
pada kelompok dapat dilihat pada Gambar 4.5
Gambar 4.5 Guru Sebagai Fasilitator dalam Proses Pembelajaran Kelompok
Kemudian guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Siswa
menuliskan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan dan menjelaskan kepada teman-temannya. Pada awalnya siswa saling tunjuk dan kurang percaya diri
untuk mempersentasikan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan kelompoknya. Peneliti pun menyarakan kepada setiap kelompok untuk menyusun giliran maju
dalam kelompok. Sehinga setiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk maju ke depan. Saat melakukan persentasi siswa ditugaskan
untuk menjelaskan kembali kepada siswa lainnya. Oleh karena itu, pada kegiatan ini kategori pemahaman yang di latihkan ialah menerjemahkan.
Kegiatan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Perwakilan Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaannya
Selanjutnya ialah siswa mengerjakan kuis individual tanpa bantuan guru dan teman kelompoknya. Sebelum melaksanakan kuis, guru membahas
bersama dan meluruskan hasil persentasi yang dilakukan perwakilan kelompok jika terdapat kesalahan. Kuis dilakukan untuk mengetahui perkembangan
pemahaman siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Skor kuis didasarkan pada kemajuan masing-masing siswa dalam belajar. Oleh karena itu siswa
bersaing dengan dirinya sendiri untuk mencapai kemajuan yang optimal dari nilai dasar atau nilai kuis terakhir yang dilakukan dirinya. Ketika kuis
dilakukan siswa bersemangat untuk mengerjakan agar mampu memberikan kontribusi terbaik bagi kelompoknya. Hal itu dapat diamati ketika bel pelajaran
berbunyi menandakan waktu pelajaran habis, siswa masih tetap berusaha menyelesaikan kuis. Kegiatan kuis individual dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Siswa Mengerjakan Kuis Indvidual
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan memaksimalkan potensi awal siswa dan proses kelompok membuatnya berhasil dalam menyelesaikan
evaluasi berupa kuis. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuis individual yang diselesaikan siswa. Gambaran hasil pekerjaan siswa berupa hasil kuis
individual siswa pada pertemuan ketiga dan kedelapan dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan Gambar 4.9.
Soal nomor 2 kuis individual pertemuan ketiga sebagai berikut:
Ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan Kuis Individual Pertemuan Ketiga
Gambar 4.8 merupakan salah satu gambaran hasil pekerjaan kuis individual pertemuan ketiga yang dikerjakan siswa dengan tujuan agar siswa
dapat menghitung tinggi dari suatu trapesium. Siswa diatas mampu menyebutkan variabel dalam soal yang diketahui. Hanya saja siswa kurang
menuliskan satuan luas persegi pada variabel luas yang diketahui. Siswa mampu memahami ide utama yang ditanyakan dalam soal yaitu tinggi dari
trapesium. Proses penyelesaian soal pun dilakukan dengan tepat. Siswa pun mampu melakukan ekstrapolasi dengan mengkaitkan konsep luas yang telah
2. Trapesium ABCD memiliki luas 240 cm
2
. Panjang sisi-sisi sejajar tersebut adalah 8 cm dan 12 cm. Hitunglah tinggi trapesium tersebut
diketahui untuk menghitung tinggi trapesium. Dengan demikian siswa berhasil untuk menyelesaikan soal kuis diatas dengan tepat.
Soal kuis individual pertemuan kedelapan sebagai berikut:
Ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan Kuis Individual Pertemuan Kedelapan
Gambar 4.9 merupakan salah satu gambaran hasil pekerjaan kuis yang dikerjakan siswa dengan tujuan agar siswa dapat menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan luas layang-layang. Berdasarkan hasil jawaban siswa diatas dapat dilihat bahwa siswa sudah menuliskan variabel yang diketahui
pada soal yaitu panjang diagonal layang-layang Farel. Namun siswa kurang menuliskan satuan pada diagonal tersebut dan kurang menyebutkan salah satu
panjang diagonal Miska. Pada proses pengerjaanya siswa mampu menentukan bahwa yang pertama dilakukan ialah menghitung luas layang-layang Farel.
Farel memiliki layang-layang berukuran diagonal 50 dm dan 80 dm. Jika Miska ingin membuat layang-layang yang salah satu diagonalnya 5 m tetapi
memiliki luas yang sama dengan luas layang-layang Farel, maka berapakah ukuran diagonal yang lain dari layang-layang Miska ?
Siswa diatas pun sudah tepat untuk melakukan pengubahan satuan sesuai dengan satuan layang-layang Miska yaitu meter. Setelah melakukan
pengubahan satuan siswa melanjutkan melakukan proses menghitung panjang salah satu diagonal layang-layang Miska. Proses dan hasil pekerjaan siswa
benar. Dengan demikian siswa berhasil menyelesaikan soal kuis di atas dengan tepat.
Pada kelas kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode ekspositori. Pembelajaran di kelas kontrol pun
menggunakan LKS. Akan tetapi LKS yang digunakan berbeda dengan kelas eksperimen, untuk kelas kontrol hanya berisi soal-soal yang harus dikerjakan
siswa setelah diberikan penjelasan. Pada prosesnya pembelajaan dilakukan dengan menjelaskan terlebih dahulu kemudian memberikan contoh. Setelah itu,
siswa mengerjakan LKS. Siswa pun hanya menerima apa yang disampaikan dan bertanya jika ada yang belum dipahami.
Siswa pada kelas kontrol kurang aktif dalam belajar. Hal itu dapat diamati ketika ada bagian yang tidak dimengerti hanya beberapa orang saja
yang aktif untuk bertanya. Lebih banyak siswa diam, menerima apa adanya yang dijelaskan, dan tidak berkomentar. Hal itu menyebabkan pemahaman
siswa kurang berkembang. Jika soal di LKS berbeda dengan contoh yang diberikan, siswa kesulitan untuk menyelesaikan. Bagi siswa yang pintar dia
akan bertanya kepada guru, tetapi bagi siswa yang kurang pintar dia mengobrol dengan temannya dan tidak bersemangat untuk menyelesaikan soal yang
diberikan.