Kecemasan Pada Siswa Kecemasan Belajar

mempengaruhi proses belajar siswa, siswa dengan perasaan cemas sulit untuk berkonsentrasi pada pelajaran, dan hal ini tentu akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kecemasan dalam pembelajaran juga menjadi masalah yang harus diselesaikan oleh guru. Gangguan rasa cemas itu bias berupa rasa takut pada pelajaran tertentu, atau takut pada sosok guru tertentu, bahkan takut pada sekolah itu sendiri. Penggunaan metode yang tepat diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas siswa.

3. Gejala-Gejala Kecemasan

Dalam penelitian ini, gejala-gejalaciri-ciri kecemasan yang akan dibahas adalah gejala kecemasan yang dikemukakan oleh Jeffrey S. Nevid, dkk, yakni berdasarkan fisik, behavioral, dan kognitif. Hal ini dikarenakan ketiga gejala tersebut dapat mewakili beberapa pendapat para ahli psikolog yang lain dan gejala tersebut dapat diidentifikasikan kepada siswa yang mengalami kecemasan. Selanjutnya akan dibahas lebih rinci ketiga gejala tersebut sebagai berikut: a. Fisik. Secara fisik, kecemasan dapat terlihat dari gangguan tubuh pada seseorang seperti kegelisahan, kegugupan, tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, dan m erasa sensitif atau “mudah marah”. b. Behavioral, ciri-ciri dari behavioal diantaranya perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang, dan ingin melarikan diri. c. Kognitif. Secara kognitif, seseorang yang merasa cemas akan mengkhawatirkan segala masalah yang mungkin terjadi, hal ini akan mengakibatkan seseorang yang merasa cemas biasanya tidak akan bekerja dan belajar dengan baik. Ciri-ciri dari kognitif diantaranya ialah khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal spele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghiangkan pikiran-pikiran terganggu, berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran. 36 36 Jeffrey S. Nevid, Spencer A. Rathus, Beverly Grene, Op., cit, h. 164.

4. Sumber-Sumber Kecemasan

Adanya sesuatu sudah pasti ada yang menyebabkan, begitupula adanya rasa cemas yang dialami seseorang, pasti ada sebabnya. rasa cemas dapat timbul karena orang tidak mampu menyesuaikan diri dengan dirinya, dengan orang lain dan lingkungan disekitarnya. Rasa cemas juga timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancam diri seseorang, cemas karena berupa penyakit, serta merasa bedosa atau bersalah. Robert Priets dalam Namora Lumongga Lubis mengungkapkan bahwa sumber-sumber umum dari kecemasan yaitu: 37 a. Pergaulan b. Kesehatan c. Anak-anak d. Kehamilan e. Menuju usia tua f. Kegoncangan rumah tangga g. Pekerjaan h. Kenaikan pangkat i. Kesulitan keuangan j. Problem-problem k. Ujian-ujian Anak-anak dan remaja cenderung memiliki tingkat kecemasan tertentu dalam banyak kondisi sebagai berikut: 38 a. Situasi dimana keselamatan fisik terancam, misalnya jika kekerasan lazim terjadi di sekolah atau lingkungan sekitar mereka b. Situasi dimana kepantasan diri self-worth terancam, misalnya ketika seseorang mengucapkan kata-kata yang merendahkan ras atau gender mereka. 37 Namora Lumongga Lubis, Op., cit, h. 14-15. 38 Jeanne Ellis Ormrod, Op., cit, h. 82. c. Kepedulian tentang penampilan fisik, misalnya merasa terlalu gemuk atau kurus, atau mencapai masa pubertas lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan teman-temannya. d. Situasi baru, misalnya pindah sekolah baru e. Penilaian atau evaluasi dari orang lain, misalnya menerima nilai rendah dari guru, atau dikucilkan oleh teman-teman. f. Frustasi dengan mata pelajaran, misalnya pernah merasa kesulitan dengan konsep matematika tertentu g. Tuntutan kelas yang berlebihan, misalnya diharapkan mempelajari banyak materi dalam jangka waktu singkat h. Ujian kelas, misalnya menjalani ujian penting khususnya ujian yang mempengaruhi naik kelas atau kelulusan. i. Kekhawatiran tentang masa depan, misalnya bagaimana mencari penghidupan setelah lulus SMA.

5. Cara Mengatasi Kecemasan

Seorang guru seharusnya membatu siswa yang mempunyai kecemasan untuk melihat persoalan lebih realitas. Kecemasan dapat muncul tiba-tiba dan mengganggu perhatian siswa. Pengajaran yang paling efektif untuk siswa yang mempunyai kecemasan tinggi, yang mempunyai kemampuan rata-rata atau yang mempunyai kemampuan rendah, ialah membuat pengajaran yang terstruktur. Menurut Dowaliby dalam Ormrod, Struktur juga mempunyai peranan penting sehubungan dengan kecemasan. Dalam lingkungan belajar yang tidak berstruktur, siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi prestasinya buruk. Pengajar harus sadar bahwa alat-alat bantu ingatan, pengajaran yang sistematis, dan kesempatan praktek dapat menghilangkan tekanan yang dirasakan oleh siswa dengan tingkat kecemasan tinggi. 39 39 Slameto, Op., cit, h. 168.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PERMAINAN KURSI PANAS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 3 BATU

22 125 27

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wironanggan 01 Tahltn 2a14/2015.

1 8 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI METODE PERMAINAN DOMINO PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Metode Permainan Domino Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 01 – 02 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karan

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SDN GUNUNGWUNGKAL 01 Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Gunungwungkal 01 Tahun 2013.

0 1 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SDN GUNUNGWUNGKAL 01 Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Gunungwungkal 01 Tahun 2013.

0 0 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Resitasi Bagi Siswa Kelas IV SDN Sukobubuk 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tah

0 2 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Resitasi Bagi Siswa Kelas IV SDN Sukobubuk 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tah

0 2 20

PENGARUH METODE PERMAINAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD N PLEBENGAN.

1 1 242

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 28 CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 20152016

0 1 14