Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
mengobrol dengan teman sebangku ketika guru menjelaskan, tidak percaya diri, menghindari kontak mata dengan guru dengan cara menundukan kepala
saat guru meminta siswa maju ke depan kelas, terburu-buru, mencontek hasil teman, terlihat tidak menikmati pembelajaran degan baik, mengeluh saat
diberi soal latihan, mereka ingin cepat-cepat mengakhiri pembelajaran, dan tidak berani mengerjakan soal di papan tulis.
Dari hasil waancara dengan 39 siswa, 30 siswa menyatakan bahwa mereka menyuki pelajaran lain sebagai pelajaran yang paling disukai selain
pelajaran matematika. 20 siswa menyatakan bahwa saat belajar matematika mereka merasa pusing, karena merasa sulit dan membingungkan. 35 siswa
tidak mau maju ke depan kelas untuk menjawab soal dikarenakan merasa gemetar, takut salah, dan takut disoraki teman-temannya. 33 siswa
menyatakan sering lupa rumus saat mengerjakan soal, dan 34 siswa menyatakan bahwa saat proses pembelajaran berlangsung mereka ingin
pelajaran matematika segera berganti dengan pelajaran lain karena dirasa membosankan dan menegangkan.
Dari hasil wawancara dengan wali kelas, strategi atau metode dalam pembelajaran matematika yang digunakan adalah ceramah, pemberian tugas
mengisi LKS, dan pemberian PR sebagai latihan di rumah. Jika masih ada siswa yang belum memahami materi biasanya guru memberi jam belajar
tambahan ketika istirahat atau sepulang sekolah. Kecemasan pada siswa adalah hal yang tidak bisa dipungkiri, dikarenakan latar belakang keluarga
siswa yang berbeda-beda, dan untuk mengatasi kecemasan siswa, guru melakukan pendekatan pada siswa dengan memberikan motivasi agar lebih
semangat dan siap untuk belajar matematika, jika menggunakan metode pembelajaran yang lain seperti metode permainan dirasa tidak memungkinkan
karena adanya keterbatasan waktu. Kecemasan telah menjadi masalah penting yang harus segera diatasi,
karena memiliki pengaruh besar terhadap proses belajar siswa. Jika keadaan tadi bertahan terus menerus dalam waktu yang panjang, maka tentu saja akan
5
sangat mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran matematika. Salah satu sikap yang akan timbul pada siswa adalah kecemasan dalam belajar
matematika. Dengan timbulnya kecemasan terebut maka proses pembelajaran akan menjadi terhambat dan merugikan siswa dalam memperoleh hasil
belajar yang optimal. Data yang dikumpulkan Spielberger menunjukan bahwa siswa-siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah berprestasi lebih baik
daripada siswa-siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi.
5
Untuk mengatasi kecemasan siswa tersebut, digunakan metode permainan karena bermain merupakan kebutuhan setiap anak. Seperti teori
bermain yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya Teori energi berlebih spencer, 1873 dan Teori-teori bermain psikoanalitik contohnya, Frued,
1856-1939. Teori energi berlebih spencer, 1873 menyatakan bahwa bermain bermula dari bertumpuknya energi berlebih dalam tubuh yang perlu
disalurkan. Bermain hanya bisa dimungkinkan ketika sistem biologis menumpuk eksesatau energi yang berlebih. Setelah akumulasienergi
semacam itu, organisme terlibat dalam prilaku bermain untuk membuang atau melepaskan energi yang berlebih tersebut. Teori-teori bermain psikoanalitik
contohnya, Frued, 1856-1939 menekankan pentingnya bermain dalam kehidupan sosial dan emosional anak. Psikoanalisis meyakini bahwa bermain
memungkinkan anak memiliki keahlian atas objek-objek dan situasi sosial dengan memanipulasinya dalam permainan. Bermain juga memungkinkan
anak untuk memuaskan keinginan dan hasrat yang tidak mungkin dipenuhi dalam kenyataan. Maka seorang anak laki-
laki kecil dapat “membunuh” tentara mainan dan menghidupkannya kembali.
6
Beranjak dari masalah diatas, penulis mencoba menerapkan metode permainan. Metode permainan merupakan suatu metode yang menggunakan
alat atau aktivitas yang mempunyai satu atau lebih pemenang, dimana satu atau sekelompok siswa saling berhadapan melakukan kegiatan bermain
5
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2010, h. 186.
6
Penney Upton, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012, h. 130.
6
dengan menggunakan aturan-aturan tertentu sehingga didapat seorang atau sekelompok pemenang juara. Tujuan dari metode ini menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui permainan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan
cara-cara baru. Metode bermain memberi sumbangan yang berarti bagi perkembangan belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi bahwa bermain
dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran.
7
Berbagai permainan dan aktivitas permainan membantu anak-anak untuk lebih
memahami tentang matematika, apa yang dapat dilakukan dengan matematika, dan cara kerja matematika. Seringkali anak-anak tidak
menyadari bahwa mereka sedang belajar matematika saat bermain. Atas dasar pemikiran diatas bahwasanya betapa pentingnya metode
permainan, karena dapat digunakan oleh guru dalam membatu siswa dalam mengingat kembali pelajaran yang telah mereka peroleh, dan terutama
diharapkan mampu mengatasi kecemasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Maka dengan ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul
“Pengaruh Metode Permainan Terhadap Kecemasan Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Pondok Ranji 01
”. B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang
masalah diatas
dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
1. Siswa menyatakan bahwa saat belajar matematika mereka merasa pusing,
merasa kesulitan, dan kebingungan. 2.
Dalam proses pembelajaran siswa tidak mau maju ke depan kelas untuk menjawab soal dikarenakan merasa gemetar, takut salah, dan takut
disoraki teman-temannya.
7
Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kencana, 2011, h. 136.
7
3. Siswa sering lupa rumus saat mengerjakan soal.
4. Saat proses pembelajaran berlangsung siswa ingin pelajaran matematika
segera berganti dengan pelajaran lain karena dirasa membosankan dan menegangkan.
5. Metode permainan sebagai salah satu metode pembelajaran belum pernah
diterapkan.