Dari beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kecemasan merupakan suatu keadaan mental
manusia baik perasaan khawatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan yang biasanya diikuti dengan naiknya
rangsangan pada tubuh seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, grogi atau kecemasan, kegelisahan, kekhawatiran dan
ketakutan terhadap sesuatu. Kecemasan merupakan suatu keadaan atau reaksi dasar pada diri seseorang dalam menghadapi situasi yang
dirasakan mengancam atau mengganggu dan berbahaya. Kecemasan ini disebabkan oleh beberapa faktor baik yang timbul dari dalam diri
individu maupun dari luar diri individu. Kecemasan bermanfaat bila hal tersebut mendorong kita untuk
menghindari hal-hal yang berbahaya atau memotivasi kita untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang tepat
terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau bila
sepertinya datang tanpa ada penyebabnya. Dengan kata lain kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal di beberapa
situasi, tetapi tidak di situasi lainnya.
2. Kecemasan Pada Siswa
Seringkali siswa mengalami perasaan takut dan cemas, keadaan begini sudah barang tentu tidak menguntungkan baginya, karena itu
guru berkewajiban membatu melenyapkan perasaan seperti itu, cara yang dapat ditempuh ialah keculi pendekatan impatik, dalam berbicara
hendaknya guru menggunakan kata-kata yang logis, yang dapat diterima oleh akal.
30
30
Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Yogjakarta: BPFE Yogjakarta, 2009, Cet Ke 2, h. 179.
Kecemasan menggambarkan
keadaan emosional
yang dikaitkan dengan ketakutan. Jenis dan derajat kegelisahan berbeda-
beda: a.
Takut akan situasi sekolah secara menyeuruh b.
Takut aspek khusus lingkungan sekolah: guru, teman, mata pelajaran, atau ulangan.
c. School phobia, menyebabkan anak menolak untuk pergi ke
sekolah.
31
Siswa yang khawatir karena mereka tidak dapat menyelesaikan tugasnya secara memuaskan sering mengakhiri dengan perasaan
cemas atau “pengalaman yang membuat gelisah, merupakan tanda bahwa ada ketegangan”. Perasaan ini mungkin lebih, mungkin juga
kurang intensitasnya, tetapi kelihatannya mempunyai dampak yang signifikan pada tingkah lakunya.
Kirkland dalam Slameto, membuat suatu kesimpulan mengenai hubungan antara tes, kecemasan, dan hasil belajar:
32
a. Tingkat kecemasan yang sedang biasanya mendorong belajar,
sedangkan kecemasan yang tinggi mengganggu belajar b.
Siswa-siswa dengan tingkat kecerdasan yang rendah lebih merasa cemas dalam menghadapi tes daripada siswa-siswa yang pandai
c. Bila siswa cukup mengenal jenis tes yang akan dihadapi maka
kecemasan akan berkurang d.
Pada tes-tes yang mengukur daya ingat siswa-siswa yang sangat cemas memberikan hasil yang lebih baik daripada siswa-siswa
yang kurang cemas. Pada tes-tes yang membutuhkan cara berfikir yang fleksibel, siswa-siswa yang sangat cemas hasilnya lebih
buruk e.
Kecemasan terhadap tes bertambah bila hasil tes dipakai untuk menentukan tingkat-tingkat siswa
31
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, h. 188.
32
Slameto, Op., cit, h.186.