Skor rata-rata kecemasan belajar matematika siswa sebelum

Tabel 4.4 Kategori Kecemasan Belajar Matematika Siswa Sebelum Diterapkan Metode Permainan Skor Frekuensi Keterangan Absolut Kumulatif Skor ≥ 26 7 17,95 Kecemasan tinggi 17 skor 26 25 64,10 Kecemasan sedang Skor ≤ 17 7 17,95 Kecemasan rendah Dari hasil pernyataan siswa, yang memperoleh skor 26 sampai dengan 33 adalah siswa dengan kategori kecemasan tinggi, dan siswa yang termasuk kategori kecemasan tinggi sebanyak 7 orang. Siswa dalam kategori kecemasan tinggi ialah siswa yang paling banyak terdapat ciri-ciri kecemasan pada dirinya, mereka kurang aktif dalam proses pembelajaran, merasa tidak nyaman selama pembelajaran, gelisah, hilang konsentrasi, tidak memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan di depan kelas, lebih banyak mengobrol dengan teman, dan ciri-ciri lain yang menunjukan kecemasan lainnya. Siswa yang memperoleh skor 18 sampai dengan 25 adalah siswa dengan kategori kecemasan sedang, dan siswa yang termasuk kecemasan sedang sebanyak 25 orang. Siswa dalam kategori kecemasan sedang ialah siswa yang memiliki ciri-ciri kecemasan yang lebih rendah daripada siswa yang terdapat dalam kategori kecemasan tinggi, mereka masih dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik walaupun mereka tidak berani untuk maju ke depan kelas, gelisah, sering izin ke toilet, dan menundukan kepala saat guru mengajukan pertanyaan. Siswa yang memperoleh skor 12 sampai dengan 17 adalah siswa dengan kategori kecemasan rendah, dan siswa yang termasuk kategori kecemasan rendah sebanyak 7 orang. Siswa dalam kategori kecemasan rendah ialah siswa yang paling sedikit terdapat ciri-ciri kecemasan pada dirinya, mereka dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan menjawab pertanyaan guru meskipun dengan suara terbata-bata. Berikut adalah pernyataan kecemasan sebelum diberi perlakuan dari seluruh siswa yang berjumlah 39 orang. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.5, Tabel 4.6, dan Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.5 Kecemasan Siswa Berdasarkan Aspek Fisik Sebelum Perlakuan Perolehan Jumlah siswa Presentase Pernyataan Tertinggi 30 76,92 merasa gelisah saat pelajaran matematika berlangsung Terendah 11 28,20 semangat mengikuti pelajaran matematika di kelas Tabel 4.6 Kecemasan Siswa Berdasarkan Aspek Behavior Sebelum Perlakuan Perolehan Jumlah Siswa Presentase Pernyataan Tertinggi 25 64,10 merasa panik karena tidak mengerjakan PR Terendah 14 35,89 selalu ingin tampil di depan kelas saat pelajaran matematika berlangsung Tabel 4.7 Kecemasan Siswa Berdasarkan Aspek Kognitif Sebelum Perlakuan Perolehan Jumlah Siswa Presentase Pernyataan Tertinggi 29 74,35 tidak fokus saat belajar matematika di kelas terendah 10 25,64 berkonsentrasi memperhatikan penjelasan guru

b. Skor Rata-Rata Kecemasan Belajar Matematika Siswa Sesudah

Menggunakan Metode Permainan Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi skor rata-rata kecemasan belajar matematika siswa sesudah belajar matematika dengan menggunakan metode permainan dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Skor Rata-Rata Kecemasan Belajar Matematika Siswa Sesudah Diberi Perlakuan No. Interval Kelas Tepi Bawah Tepi Atas Frekuensi Absolut Relatif 1 2 – 4 1,5 4,5 7 17,95 2 5 – 7 4,5 7,5 9 23,08 3 8 – 10 7,5 10,5 5 12,82 4 11 – 13 10,5 13,5 5 12,82 5 14 – 16 13,5 16,5 10 25,64 6 17 – 19 16,5 19,5 3 7,69 Jumlah 39 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 – 4 5 – 7 8 – 10 11 – 13 14 – 16 17 – 19 7 9 5 5 10 3 Pola penyebaran rata-rata kecemasan belajar matematika siswa sesudah diberi perlakuan disajikan kedalam bentuk diagram batang, yang dapat dilihat pada Gambar 4.2, dan berdasarkan data yang disajikan dalam tabel dan diagram, diketahui hasi perolehan skor tertinggi sebelum perlakuan berada dalam interval 14-16 yaitu sebanyak 10 siswa. Data skor rata-rata kecemasan belajar matematika siswa sesudah belajar dengan menggunakan metode permainan dapat dilihat pada Tabel 4.9. Setelah perlakuan, didapatkan perbedaan perolehan data, nilai tertinggi yang sebelumnya 33 menjadi 19 dan nilai terendah yang sebelumnya 12 menjadi 2, hal ini menunjukan bahwa kecemasan siswa sudah mulai menurun. Karena Semakin besar nilai skor perolehan artinya semakin besar pula kecemasan yang ada pada siswa. Semakin rendah nilai skor perolehan artinya semakin baik. Gambar 4.10 Histogram Distribusi Frekuensi Perolehan Skor Sesudah Perlakuan Tabel 4.9 Perolehan Data Kecemasan Belajar Matematika Siswa Sesudah Belajar Dengan Menggunakan Metode Permainan Data Perolehan N 39 Mean Rata-rata nilai 9,85 Median 9,6 Modus 14,75 Nilai Tertinggi 19 Nilai Terendah 2 Simpangan Baku 5,01 Varians 25,08 Berdasarkan data diatas didapatkan kategori kecemasan belajar matematika siswa sesudah diberi perlakuan. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Kategori Kecemasan Belajar Matematika Siswa Sesudah Diterapkan Metode Permainan Skor Frekuensi Keterangan Absolut Kumulatif Skor ≥ 15 6 15,38 Kecemasan tinggi 5 skor 15 22 56,41 Kecemasan sedang Skor ≤ 5 11 28,21 Kecemasan rendah Setelah dilakukan pembelajaran dengan metode permainan, siswa yang memperoleh skor 15 sampai dengan 19 adalah siswa dengan kategori kecemasan tinggi, dan siswa yang termasuk kategori kecemasan tinggi mengalami perubahan, dari yang sebelumnya terdapat 7 orang, setelah diberi perlakuan menjadi 6 orang. Siswa dalam kategori kecemasan tinggi ialah siswa yang paling banyak terdapat ciri-ciri kecemasan pada dirinya, namun tidak sebanyak seperti sebelum diajarkan menggunakan metode permainan. Mereka sudah merasa nyaman dalam proses pembelajaran, karena sudah terbiasa dengan suasana kelas yang menyenangkan, walaupun masih ada yang tidak percaya diri untuk maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis. Siswa yang memperoleh skor 6 sampai dengan 14 adalah siswa dengan kategori kecemasan sedang, dan siswa yang termasuk kecemasan sedang juga mengalami perubahan dari yang sebelumnya sebanyak 25 orang, setelah diberi perlakuan meningkat menjadi 22 orang, dikatakan meningkat karena sisanya masuk kedalam kategori kecemasan rendah. Siswa dalam kategori kecemasan sedang ialah siswa yang memiliki ciri-ciri kecemasan yang lebih rendah daripada siswa yang terdapat dalam kategori kecemasan tinggi, selain dapat memperhatikan penjelasan guru dengan baik, mereka juga lebih semangat dalam proses pembelajaran, lebih siap saat diberi soal latihan, dan lebih berani untuk maju ke depan kelas. Siswa yang memperoleh skor 2 sampai dengan 5 adalah siswa dengan kategori kecemasan rendah, dan siswa yang termasuk kategori kecemasan rendah juga mengalami perubahan dari sebelumnya sebanyak 7 orang, menjadi 11 orang setelah diberi perlakuan. Siswa dalam kategori kecemasan rendah ialah siswa yang paling sedikit terdapat ciri-ciri kecemasan pada dirinya, mereka lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran, dan berani maju ke depan kelas. Berikut adalah pernyataan kecemasan sesudah diberi perlakuan dari seluruh siswa yang berjumlah 39 orang berdasarkan aspek fisik, behavior, dan kognitif. Data tersebut disajikan pada Tabel 4.11, Tabel 4.12, dan Tabel 4.13.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PERMAINAN KURSI PANAS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 3 BATU

22 125 27

Penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa kelas III SDN Tunas Mekar

2 21 171

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Wironanggan 01 Tahltn 2a14/2015.

1 8 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MELALUI METODE PERMAINAN DOMINO PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Keaktifan Belajar Melalui Metode Permainan Domino Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 01 – 02 Balong Kecamatan Jenawi Kabupaten Karan

0 0 14

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SDN GUNUNGWUNGKAL 01 Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Gunungwungkal 01 Tahun 2013.

0 1 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SDN GUNUNGWUNGKAL 01 Meningkatkan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas IV SDN Gunungwungkal 01 Tahun 2013.

0 0 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Resitasi Bagi Siswa Kelas IV SDN Sukobubuk 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tah

0 2 16

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE RESITASI BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Resitasi Bagi Siswa Kelas IV SDN Sukobubuk 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Tah

0 2 20

PENGARUH METODE PERMAINAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SD N PLEBENGAN.

1 1 242

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORRAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 28 CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 20152016

0 1 14