c. Kepedulian tentang penampilan fisik, misalnya merasa terlalu
gemuk atau kurus, atau mencapai masa pubertas lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan teman-temannya.
d. Situasi baru, misalnya pindah sekolah baru
e. Penilaian atau evaluasi dari orang lain, misalnya menerima nilai
rendah dari guru, atau dikucilkan oleh teman-teman. f.
Frustasi dengan mata pelajaran, misalnya pernah merasa kesulitan dengan konsep matematika tertentu
g. Tuntutan kelas yang berlebihan, misalnya diharapkan
mempelajari banyak materi dalam jangka waktu singkat h.
Ujian kelas, misalnya menjalani ujian penting khususnya ujian yang mempengaruhi naik kelas atau kelulusan.
i. Kekhawatiran tentang masa depan, misalnya bagaimana mencari
penghidupan setelah lulus SMA.
5. Cara Mengatasi Kecemasan
Seorang guru seharusnya membatu siswa yang mempunyai kecemasan untuk melihat persoalan lebih realitas. Kecemasan dapat
muncul tiba-tiba dan mengganggu perhatian siswa. Pengajaran yang paling efektif untuk siswa yang mempunyai kecemasan tinggi, yang
mempunyai kemampuan rata-rata atau yang mempunyai kemampuan rendah, ialah membuat pengajaran yang terstruktur. Menurut
Dowaliby dalam Ormrod, Struktur juga mempunyai peranan penting sehubungan dengan kecemasan. Dalam lingkungan belajar yang tidak
berstruktur, siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi prestasinya buruk. Pengajar harus sadar bahwa alat-alat bantu ingatan, pengajaran
yang sistematis, dan kesempatan praktek dapat menghilangkan tekanan yang dirasakan oleh siswa dengan tingkat kecemasan tinggi.
39
39
Slameto, Op., cit, h. 168.
Timbulnya kecemasan yang paling besar di sekolah pada semua tingkat adalah pada waktu siswa menghadapi tes atau ujian.
Siswa yang mempunyai kecemasan tinggi tidak menyukai tes standar atau tes-tes penting yang lain yang diberikan di kelas. Tes-tes ini
sering kompleks, kurang dikenal dan dari materi yang sulit dan bentuk tes yang membuat
lebih sulit lagi bagi siswa yang mempunyai kecemasan tinggi. Adapun cara mengatasi kecemasan pada waktu pelajaran di kelas dan pada
waktu tes adalah sebagai berikut: a.
Gunakan kompetisi secara hati-hati, contoh: 1
Monitor kegiatan-kegiatan ketika tidak ada siswa yang tidak ditempatkan dibawah tekanan yang tidak semestinya.
2 Selama permainan kompetisi buatlah semua siswa terlibat
dengan harapan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk sukses.
b. Hindari situasi di saat siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
ditempatkan di muka, misalnya duduk di bangku paling muka, contoh:
1 Tanyakan siapa yang mau menjadi sukarelawan jika
dibutuhkan untuk penampilan. 2
Berikan latihan-latihan pada siswa yang selalu cemas dalam berbicara di muka orang banyak sebelum dimasukan ke
kelompok kecil. c.
Semua perintah harus jelas, contoh: 1
Tulis petunjuk dan perintah pada papan tulis atau lembaran tes meskipun kita sudah memberikan petunjuk kepada siswa
swcara lisan. 2
Periksa apakah siswa sudah mengerti apa yang ditanyakan d.
Hindari menekankan waktu yang tidak penting, contoh: 1
Kadang- kadang berikan tes untuk dikerjkan di rumah
2 Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan
tes e.
Pindahkan beberapa tekanan dari tes-tes terstandar yang diperlukan ke tes sehari-hari, contoh:
1 Ajarkan keterampilan mengambil tes, berikan latihan
mengerjakan tes, berikan bimbingan belajar. 2
Hindari memberikan nilai akhir hanya berdasarkan satu tes.
40
C. Metode Permainan
1. Pengertian Metode Permainan
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Evelin Siregar dan Hartini Nara, metode ialah cara
yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi, artinya metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
41
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
42
Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting.
Menurut Santrock dalam Fadlillah, permainan ialah kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri.
Menurutnya permainan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan yang terpendam.
43
Menurut hasan dalam Ilun mulifah, bermain merupakan hal yang penting bagi anak-anak
karena dengan bermain mereka dapat mempelajari banyak hal melalui
40
Sri Esti Wuryani Djiwandoyo, Op., cit, h. 390-391
41
Evelin Siregar dan Hartini Nara, Op., cit, h.77.
42
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2006, h. 127.
43
Fadlillah, dkk, Op., cit, h. 26.