permainan. Disamping itu, anak akan berlatih kemampuan motorik untuk menguasai keterampilan fisik yang mereka butuhkan sehingga mereka dapat
belajar memecahkan masalah serta mereka dapat belajar bersosialisasi dalam memahami aturan sosial dalam permainan bersama teman-
temannya.
44
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan tanpa adanya paksaan dari seseorang,
permainan kini menjadi satu alternatif metode, metode permainan merupakan cara penyajian bahan pengajaran dimana siswa melakukan
permainan untuk memperoleh atau menemukan pengertian dan konsep tertentu. Metode permainan merupakan metode pembelajaran dimana siswa
dirangsang dalam berpikir dengan bermain untuk menanamkan konsep- konsep matematika.
45
Permainan dalam arti permainan pendidikan, siswa melakukan kegiatan permainan dalam rangka proses belajar mengajar.
Sebagai metode mengajar metode permainan dapat dilakukan secara individul atau kelompok.
Adapun ciri-ciri dalam permainan adalah sikap konteks antara pemain yang berinteraksi antara satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan memiliki empat komponen utama yaitu:
a. Adanya pemain
b. Adanyalingkungan dimana pemain berinteraksi
c. Adanya aturan-aturan main, dan
d. Adanya tujuan-tujuan tertentu pula.
46
Selain sebagai metode maupun media pembelajaran, permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif siswa untuk belajar. Permainan
mempunya kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif.
44
Ilun Mulifah dkk, Op., cit, h. Paket 12- h.7
45
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Op., cit, h. 39
46
Arif Sardiman, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.76.
2. Landasan Teori yang Mendasari Metode Permainan
Ada beberapa teori permainan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh yaitu:
a. Teori energi berlebih spencer, 1873 menyatakan bahwa bermain
bermula dari bertumpuknya energi berlebih dalam tubuh yang perlu disalurkan. Bermain hanya bisa dimungkinkan ketika sistem biologis
menumpuk eksesatau energi yang berlebih. Setelah akumulasienergi semacam itu, organisme terlibat dalam prilaku bermain untuk membuang
atau melepaskan energi yang berlebih tersebut. b.
Persiapan bagi kehidupan Groos, 1989. Anak-anak bermain untuk meniru orang dewasa dan mempraktikan seperti apa rasanya bila menjadi
orang dewasa. c.
Teori rekapitulasi Hall, 1904 menyatakan bahwa kita bermain untuk mengulang tahap-tahap awal sejarah manusia. Perkembangan bayi dan
prilaku bermainnya melakonkan ulang elemen-elemen yang mewakili perkembangan historis seluruh kemanusiaan.
d. Teori-teori bermain psikoanalitik contohnya, Frued, 1856-1939
menekankan pentingnya bermain dalam kehidupan sosial dan emosional anak. Psikoanalisis meyakini bahwa bermain memungkinkan anak
memiliki keahlian atas objek-objek dan situasi sosial dengan memanipulasinya dalam permainan. Bermain juga memungkinkan anak
untuk memuaskan keinginan dan hasrat yang tidak mungkin dipenuhi dalam kenyataan. Maka seorang anak laki-
laki kecil dapat “membunuh” tentara mainan dan menghidupkannya kembali.
47
3. AlasanRasional Penggunaan
Perkembangan mental siswa disekolah antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara absraksi menuju konseptual.
Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran
47
Penney Upton, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012, h. 130.
harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik. Selain itu bermain pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari anak-anak, karena
disamping memenuhi kebutuhan akan bermain dapat juga menambah dan memperkaya pengalaman anak. Dengan keinginan anak bermain,
pendidik dapat memanfaatkannya untuk menanamkan pengertian akan pelajaran misalnya pelajaran matematika.
Permainan yang mengandung nilai-nilai matematika dapat meningkatkan keterampilan, penanaman konsep, pemahaman, dan
pemantapannya, meningkatkan kemampuan menemukan, memecahkan masalah, dan lain-lainnya. Selain itu, penanaman dan pengembangan
konsep, nilai, moral, dan norma dapat dicapai bilamana siswa secara langsung bekerja dan melakukan interaksi satu sama lainnya dan
pemecahan masalah dilakukan melalui peragaan. Oleh karena itu metode permainan ini dapat menghasilkan satu pengalaman yang berharga bagi
siswa.
4. Tujuan dan Fungsi Metode Permainan