Salacca zalacca Arecaceae
Salak S, K, B
Spondias pinnata Anacardiaceae
Kedondong S, B
Syzigium pycnanthum Myrtaceae
Jambu ayie S, B
Szygium malaccense Myrtaceae
Jambu jambak S, B
Keterangan : S = subsisten, K = komersil, B = budidaya, L = non budidaya
Gambar 3.4 Siklus pengenalan spesies tumbuhan baru oleh masyarakat hutan Rachman 2006
Menurut Rachman 2006, lahirnya pengetahuan baru akan suatu spesies tumbuhan berguna bagi masyarakat sekitar hutan adalah melalui faktor yang tidak
disadari, melalui uji coba yang berulang kali dan dikembangkan secara turun temurun membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya dapat diterima
sebagai sesuatu kebenaran bagi generasi sesudahnya. Adanya awal evolusi hutan- pertanian yang ditunjukan oleh perubahan habitat-ekosistem akibat adanya
campur tangan manusia atau aktivitas manusia terhadap hutan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.4.
c. Tumbuhan penghasil bahan sayuran
Berdasarkan inventarisasi keanekaragaman tumbuhan sebagai sayuran terdapat 29 spesies terdiri dari 20 spesies tanaman budidaya dan 9 spesies
tumbuhan liar. Ketersediaan berbagai spesies tumbuhan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kerinci tidaklah kekurangan bahan pangan untuk keperluan
hidup sehari-hari. Hal ini selain sangat menguntungkan bagi masyarakat, disisi lain dapat memberi pengaruh yang besar terhadap semangat kerja masyarakat
Kerinci dalam mengembangkan kekayaan sumber daya alam hayati tumbuhan tersebut. Sebagaimana halnya yang terjadi pada masyarakat Dayak di Kalimantan,
ketersediaan sumber daya alam hayati tumbuhan di sekitar mereka telah menyebabkan etos kerja mereka menurun, sehingga hal ini dapat menyebabkan
sumber daya alam tumbuhan tersebut semakin berkurang bahkan sebagian menjadi semakin sulit dijumpai Purwanto 2004.
Makan buah hutan
Membuang biji sambil
jalan pulang
Biji berkecambah
dan tumbuh Trial and error
memilih buah hutan
Secara tak sengaja
melakukan seleksi
Pengetahuan baru spesies
buahan
Bagian tumbuhan yang biasa dikonsumsi sebagai bahan sayuran adalah bagian umbut dan pucuk daun antara lain daun sampilo Carica papaya, daun ubi
kayu Manihot esculenta, umbut dan jantung pisang Musa paradisiaca, umbut nyiur Cocos nucifera, arilus temedaik Artocarpus altilis, umbut aua mnyak
atau rebung Gigantochloa apus, biji petai Parkia spesiosa dan pucuk daun muda paku saw Diplazium esculentum yang banyak terdapat di sekitar ladang
masyarakat. Spesies tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kerinci sebagai bahan pangan sayuran disajikan pada Tabel 3.9.
Walaupun sebagian besar jenis tumbuhan sudah dibudidayakan, akan tetapi ketergantungan masyarakat pada spesies-spesies liar masih cukup tinggi seperti
spesies paku-pakuan dan jamur. Spesies-spesies liar tersebut dapat diperoleh dari hutan dan sekitarnya yang dapat dipanen saat menjelang pulang dari ladang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Purwanto et al. 2011 dan Turner et al. 2011. Menurut Purwanto et al. 2006 bahwa bagi masyarakat yang masih tinggal dan
berdiam di sekitar kawasan hutan, kegiatan ekstraktivisme hasil hutan berupa sayuran masih dilakukan. Sedangkan Turner et al. 2011 menyatakan bahwa
tumbuhan liar dapat memberi kontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan yang menjamin survival dan keberlanjutan pengetahuna ekologi tradisional masyarakat
sekitar.
Tabel 3.9 Spesies tumbuhan yang dikonsumsi sebagai sayuran
Nama Latin Famili
Nama lokal Bagian yang
digunakan Archidendron bubalinum
Olacaceae Kabau
Buah Artocarpus altilis
Moraceae Sukun
Daging buah Artocarpus heterophylus
Moraceae Temedaik
Daging buah Carica papaya
Caricaceae Sampilo
Pucuk daun Coriandrum sativum
Apiaceae Penyelang
Daun Daucus carota .
Apiaceae Wortel
Umbut Diplazium esculentum
Ophioglossaceae Paku saw Daun
Gigantochloa apus Poaceae
Aua mnyak Umbut
Ipomaea aquatica Convolvulaceae
Kangkung Daun
Leucaena leucocephala Fabaceae
Petai cina Buah
Leucopersycum esculentum Solanaceae
Tomat Buah
Limnocharis flava Butomaceae
Genjer Daun
Luffa acutangula Cucurbitaceae
Katule Buah
Macaranga rhizinoides Euphorbiaceae
Daun tutut Daun
Manihot esculenta Euphorbiaceae
Ubi kayaw Pucuk daun
Momordica charantia Cucurbitaceae
Pario Buah
Musa paradisiaca Musaceae
Pisang Umbut, jantung
Nasturtium officinale Brassicaceae
Selada Daun
Ocimum bacilium Lamiaceae
Kamangay Pucuk daun
Parkia spesiosa Fabaceae
Petai Biji
Phaseolus vulgaris Fabaceae
Buncis Buah
Polyparus derrmoporus Polyporaceae
Jamur Umbut
Pithecellebium jiringa Fabaceae
Jengkol Buah
Sauropus androgynus Euphorbiaceae
Katunkatuh Pucuk daun
Sechium edule Cucurbitaceae
Timun blando Buah
Solanum melongena Solanaceae
Thauw Buah
Solanum rudepannum Solanaceae
Rimbang Buah
Uncaria longiflora Rubiaceae
Kait-kait Daun
Vigna unguiculata Fabaceae
Kacang panjang Buah
Salah satu tumbuhan liar yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kerinci sebagai sayuran adalah jamur
Polyparus dermoporus, tumbuh pada batang kayu tumbang dan telah lapuk. Hall et al. 2003 menyebutkan bahwa jamur merupakan
sumber protein dan nilai ekonomis tinggi. Pemungutan hasil hutan non kayu yaitu jamur yang tumbuh di dalam hutan pada kayu yang tumbang dan lapuk.
Pemungutan dapat dilakukan oleh siapa saja, biasanya diambil oleh petani yang pulang dari dalam hutan Gambar 3.5. Selain jamur, tumbuhan liar lainnya adalah
jenis paku-pakuan atau pakis seperti Diplazium esculentum dan aua mnyak Gigantochloa apus juga dapat dijadikan sebagai sayuran. Spesies paku-pakuan
dan apus ini termasuk disukai oleh masyarakat Kerinci, pemanenannya juga cukup mudah dan ketersediaan di alam masih cukup tinggi. Tumbuhan sayuran
budidaya antara lain bayam merah Amaranthus caudatus, buncis Phaseolus vulgaris, katule Luffa acutangula dan sebagainya seperti pada Tabel 3.9 diatas.
Gambar 3.5 Jamur Polyparus dermoporus sebagai sayuran alternatif berprotein tinggi dan bernilai ekonomis
d. Tumbuhan sebagai bahan minuman
Untuk bahan minuman terdapat kawakopi Coffea arabica dan sirup kayumanis Cinnamomum burmanii. Biji kawa ditumbuk dan dihaluskan sampai
menjadi bubuk, kemudian baru siap dijadikan sebagai bahan minuman. Sedangkan daun kawa yang sudah dikeringkan juga dapat dijadikan sebagai
minuman penyegar dan penghangat badan. Kulit kayumanis Cinnamomun burmanii diolah dan dijadikan sebagai bahan sirup yang sudah cukup dikenal
Gambar 3.6.