Batang Ayiek sungai Integrasi Etnobiologi Masyarakat Kerinci Dalam Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

5 ETNOZOOLOGI MASYARAKAT KERINCI 6

5.1 Pendahuluan

Etnozoologi adalah subdisiplin ilmu etnobiologi yang meliputi keseluruhan pengetahuan lokal suatu kelompok masyarakat suku atau etnik tentang sumber daya hewan meliputi persepsi, identifikasi, pemanfaatan, pengelolaan dan perkembang biakannya budidayadomestikasi Cotton 1996; Johnson 2002; Anderson et al. 2011. Etnozoologi yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat bersifat kecil, unik, spesifik, kompak dan bersifat diwariskan secara turun temurun. Etnozoologi mengkaji hubungan yang ada pada masa lampau hingga masa kini antara masyarakat dengan hewan di sekitarnya. Secara lebih spesifik etnozoologi dapat dibedakan berdasarkan interaksi manusia dengan jenis hewannya; serangga ethnoentomology, burung ethnoornithology, ampibi ethnoherpethology, ikan ethnoichtiology Hunn 2011. Di Indonesia, studi etnozoologi masih jarang dilakukan walau sebenarnya masyarakat Indonesia mengenal dengan baik pemanfaatan dari berbagai jenis hewan tersebut. Penggunaan sumber daya hewan seperti untuk bahan pangan sumber protein hewani, bahan sandang, bahan kerajinan, bahan obat-obatan, bahan hiasan, ritual, peralatan, status sosial, simbol atau bahkan sekedar hobbykesenangan. Jumari 2012 mengkaji pengetahuan etnozoologi masyarakat Samin di Jawa Tengah, mereka diketahui telah memiliki pengetahuan terhadap hewan yang ada di sekitar mereka yang terungkap melalui pembagian kategori pemanfaatannya. Hendramedi 2009 juga mengungkap pengetahuan masyarakat Dayak Benuaq di Kalimantan Timur yang telah mengenal dengan baik jenis-jenis hewan bermanfaat dan hewan buruan. Masyarakat Kerinci adalah salah satu kelompok masyarakat di Indonesia yang memiliki pengetahuan terhadap sumber daya hewan. Pengetahuan terhadap hewan yang mereka ketahui tidak terlepas dari kehidupan mereka sebagai masyarakat yang bergerak pada sektor pertanian. Umumnya mereka mengenal dengan baik berbagai jenis hewan yang berkaitan dengan kehidupan pertanian dan hewan-hewan di sekitar pemukiman mereka. Selain itu keberadaan mereka yang tinggal di sekitar hutan, menjadikan mereka mengenal berbagai jenis hewan liar yang hidup dan terdapat di dalam hutan. Masyarakat Kerinci kehidupannya mengandalkan sumber daya alam khususnya dalam menyediakan kebutuhan bahan pangan. Mereka mempunyai pengetahuan yang baik terhadap keanekaragaman hewan yang ada di sekitarnya. Ikan air tawar merupakan sumber daya alam penting untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak di samping hewan ternak. Danau-danau yang banyak terdapat di Kabupaten Kerinci seperti Danau Kerinci Kecamatan Keliling Danau, Danau Kaco dan Danau Lingkat di Lempur Kecamatan Gunung Raya dan Danau Gunung Tujuh di Kecamatan Gunung Tujuh merupakan sumber ikan yang penting untuk konsumsi masyarakat setempat. Sebagian besar ikan tersebut ditangkap dari 6 Dipublikasikan online di International Journal Sciences of Basic and Applied Research IJSBAR Vol 25 No 1 2016 dengan judul : Traditional Animals Knowledge of Kerinci Community in Sumatera, Indonesia danau-danau dan anak-anak sungai dengan menggunakan alat-alat tradisional seperti bumbung dan jalo ikan. Masyarakat tradisional Kerinci pada umumnya membuat pemukiman sepanjang sungai mengandalkan ikan air tawar sebagai sumber protein utama. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan pengetahuan masyarakat Kerinci terhadap hewan yang meliputi persepsi masyarakat Kerinci terhadap sumber daya hewan, keanekaragaman sumber daya hewan, identifikasi dan kategori pemanfaatan spesies serta menguraikan interrelasi antara masyarakat dengan keanekaragaman hewan melalui aspek biologi dan sosial dari segi praktek konservasinya. 5.2 Metode 5.2.1 Lokasi Penelitian Pengambilan data etnozoologi masyarakat Kerinci dilakukan pada keempat lokasi penelitian yaitu Dusun Baru Lempur, Dusun Ulu Jernih, Dusun Lama Tamiai dan Dusun Keluru. 5.2.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Penelitian menggunakan metode survei eksploratif dan studi dokumentasi. Survey eksploratif untuk mendapatkan 1 data jenis hewan yang diketahui oleh masyarakat Kerinci meliputi nama lokal, nama ilmiah, status di alam liar atau budidaya serta kategori pemanfaatannya, 2 data bentuk-bentuk praktik konservasi yang dilakukan oleh masyarakat Kerinci terhadap pemanfaatan sumber daya hewan. Pendekatan yang dipakai bersifat partisipatif melalui teknik wawancara dengan para informan yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui dan memahami sumber daya hewan di lingkungan mereka. 5.2.3 Analisis Data Data etnozoologi yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan para informan dianalisis secara kualitatif melalui tahapan pengumpulan data, transkrip data, kategorisasi data, penyimpulan sementara, triangulasi dan penyimpulan akhir yang kemudian disajikan dalam bentuk naratif deskriptif. Analisis data dilakukan di lapangan sesuai dengan konteks atau situasi yang terjadi pada saat data dikumpulkan Irawan 2006; Neuman 2006; Lapau 2012. Pada tahap awal analisis data dilakukan dengan membangun matriks data yang digunakan sebagai dasar analisis sesuai tujuan pengelompokan; pengelompokan jenis-jenis hewan berdasarkan kelas mamalia, reptil, aves, pisces, ampibhi, mollusca dan vermes, pengelompokan berdasarkan kategori pemanfaatan dan pengelompokan berdasarkan kategori status hewan ternak.

5.3 Hasil dan Pembahasan

5.3.1 Persepsi Masyarakat Kerinci terhadap Sumberdaya Hewan Masyarakat asli Kerinci yang mendiami wilayah Kabupaten Kerinci merupakan salah satu masyarakat tradisional Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri dalam tatanan kehidupannya. Masyarakat Kerinci memiliki sistem pengetahuan cukup baik terhadap sumber daya alam di lingkungannya.