Kelas Aves Integrasi Etnobiologi Masyarakat Kerinci Dalam Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Gambar 5.2 Ikan semah Tor douronesis khas Kerinci Khusus untuk lubuk larangan ikan semah terdapat di Pulau Sangkar dan berfungsi untuk pelestarian populasinya sedangkan lubuk larangan yang terdapat di Dusun Lama Tamiai adalah jenis ikan mas, ikan gurame dan ikan nila. Lubuk larangan di Dusun Lama Tamiai berguna untuk pengaturan masa panen ikan sehingga bisa dinikmati oleh semua anggota masyarakat. Baik lubuk larangan di Pulau Sangkar atau lubuk larangan di Dusun Lama Tamiai tidak boleh memanen sesukanya, melainkan diatur oleh adat, pada waktu-waktu tertentu. Selain penaburan benih ikan semah di lubuk larangan juga telah dilakukan upaya penangkaran ikan semah di Semurup namun tingkat keberhasilan hidup ikan kecil. Berdasarkan PP No 7 Tahun 1999, ikan semah sudah termasuk spesies ikan yang dilindungi, karena dikhawatirkan populasinya di alam semakin lama semakin habis dan akhirnya punah.

e. Kelas Reptil

Reptil adalah hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis-jenis reptil yang diketahui oleh masyarakat Kerinci adalah jenis-jenis yang hidup di sekitar mereka, walaupun mereka tidak memanfaatkan jenis-jenis hewan ini, tapi masyarakat mengetahui namanya dan menganggap bahwa hewan ini adalah bagian dari alam yang hidup bersama-sama dengan manusia. Prinsip masyarakat Kerinci adalah ‘jangan mengganggu agar tidak diganggu”, sebagaimana yang disampaikan oleh pemuka adat. Masyarakat Kerinci memahami berbagai jenis reptil ini sebagai bagian dari alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Jenis- jenis reptil diketahui sebagai pemakan serangga dan menjaga keseimbangan populasi hewan lain seperti ular yang merupakan hewan pemakan tikus, dapat mengendalikan populasi tikus. Berkurangnya populasi ular menyebabkan peningkatan populasi tikus sehingga menjadi hama. Berdasarkan data di lapangan diperoleh sebanyak 9 spesies hewan tergolong kelas reptil dan semuanya berstatus liar Tabel 5.6. Tabel 5.6 Spesies-spesies hewan kelas Reptil Nama Ilmiah Nama lokal Status Ahaetulla sp Ular daun Liar Calloselasma rhodostoma Ular tanah Liar Cosymbotus platyurus Cicak Liar Eutropis multifasciata Mengkarungkadal Liar Gekko gecko Tokek Liar Manis javanicus Trenggiling Liar Phyton reticulatus Ular sawah sanca Liar Tomistoma schlegelli Buaya sungai Liar Varanus nebulosus Biawak Liar

5.3.3 Pemanfaatan Hewan Oleh Masyarakat Kerinci

Pola pemanfaatan hewan oleh masyarakat Kerinci bersifat harian, musiman, dan tidak tetap. Pemanfaatan bersifat harian adalah untuk pemenuhan konsumsi protein hewani masyarakat seperti ikan air tawar, pemanfaatan bersifat musiman untuk kegiatan-kegiatan tertentu seperti pesta adat, kendurisko dan hari raya. Sedangkan pemanfaatan bersifat tidak tetap biasanya pada upacara-upacara adat tertentu seperti pelantikan dan penobatan menjadi depati dengan memotong satu ekor kerbau. Berdasarkan pengetahuan dan praktek pemanfaatan spesies hewan oleh masyarakat Kerinci, maka kategori pemanfaatan hewan dapat dibagi menjadi 6 kelompok penggunaan yaitu sumber pangan protein hewani, hewan untuk obat, hewan pemangsa hama, hewan pengganggu, hewan untuk ritual dan hewan yang belum diketahui pemanfaatan khususnya. a. Hewan sumber pangan Pengetahuan masyarakat Kerinci terhadap spesies hewan berkaitan kegunaan sebagai sumber pangan cukup baik untuk spesies-spesies yang berada di sekitar mereka dan pada umumnya adalah spesies budidaya seperti sapi, kambing, ayam, itik dan ikan. Jenis sumber protein hewan lainnya yang diperoleh dari hasil berburu seperti kijang dan rusa yang hidup di alam bebas dalam hutan tidak begitu disukai oleh mereka. Masyarakat Kerinci tidak memakan hewan yang memiliki cakar seperti burung elang, burung gagak; hewan yang memiliki taring seperti harimau, beruang, kucing; dan hewan kecil yang merayap dan melata seperti tikus. Hal ini erat kaitannya dengan keyakinan mereka sebagai pemeluk agama Islam yang mengharamkan spesies-spesies tersebut untuk dimakan. Berdasarkan hasil penelitian di keempat lokasi, masyarakat menjadikan usaha ternak adalah sebagai mata pencaharian sampingan bukan mata pencaharian utama. Beberapa keluarga yang melakukan usaha ternak sapi atau kerbau menganggap itu adalah sebagai tabungan yang dapat dijual pada saat membutuhkan biaya besar seperti untuk biaya anak sekolah, untuk hajatan perkawinan dan kebutuhan mendesak lainnya. Berdasarkan pengelompokan manfaat terdapat 17 jenis hewan berguna sebagai sumber pangan sumber protein hewani dan semua adalah jenis yang sudah dibudidayakan ternak. Sebanyak 17 jenis hewan yang menjadi sumber protein hewani terdiri dari kelas mamalia 5 spesies, aves 5 spesies dan pisces 7 spesies, dapat dibedakan atas ternak besar, ternak kecil dan unggas. Ternak besar seperti sapi dan kerbau; ternak kecil seperti kambing dan domba; serta unggas seperti ayam dan bebekitik. Agar hewan ini tidak mengganggu memakan tanaman tetangga seperti kambing yang memakan daun-daun maka sesama peternak membuat suatu kesepakatan bahwa bagi yang memiliki ternak kambing maka harus ditalidiikat, jika tidak diikat maka harus diperhatikan agar jangan sampai memakan tanaman Tabel 5.7. Tabel 5.7. Spesies hewan sumber protein hewani masyarakat Kerinci Nama Ilmiah Nama lokal Kelas Anas domesticus Itik Aves Anas versicolor Itik serati Aves Areochrmis mossambicus Ikan mujair Pisces Bos sundaicus Sapi Mamalia Bubalus bubalis Kabau Mamalia Capricarnus sumatraensis Kambing Mamalia Cygnus cygnus Angso Aves Cyirinus carpio Ikan mas Pisces Dlarias batrachus Ikan lele Pisces Gallus domesticus Ayam kampung Aves Gallus varius Ayam hutan Aves Lepus negricollis Kelinci Mamalia Oreochromis niloticus Ikan nila Pisces Osphronemus goramy Ikan gurame Pisces Ovis aries Domba Mamalia Trichogaster trichopterus Ikan sepat Pisces Tor douronesis Ikan semah Pisces Tabel 5.7 menunjukan bahwa spesies ikan air tawar merupakan sumber protein hewani yang cukup penting bagi masyarakat Kerinci. Ikan dapat diperoleh dari danau-danau dan sungai batang ayiek yang ada di lingkungan mereka. Danau-danau dan batang ayiek merupakan daerah perikanan yang penting bagi masyarakat Kerinci. MacKinnon et al. 2000 menemukan bahwa tingkat penangkapan ikan yang tinggi dan terus menerus intensitasnya dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi jenis ikan yang ditangkap. Pemanenan secara terus menerus terutama dengan tingkat pemanenan yang tinggi akan berdampak terhadap pemulihan populasi ikan. Agar hasilnya berkelanjutan maka perlu alternatif yang efektif diterapkan untuk mengurangi tekanan terhadap cadangan ikan bagi masyarakat lokal.

b. Hewan bahan obat

Pengetahuan masyarakat Kerinci di lokasi penelitian terhadap hewan yang berguna sebagai bahan obat tidak sebaik pengetahuan mereka terhadap tumbuhan. Tercatat ada 2 spesies hewan yang mereka ketahui berguna sebagai obat yaitu undur-undur Myrmeleon sp dan cacing tanah Pheretima sp. Masyarakat Kerinci mengenal undur-undur Myrmeleon sp sebagai serangga berguna untuk bahan obat. Undur-undur adalah jenis serangga yang dapat ditemui di sekitar rumah penduduk. Mereka menyatakan bahwa undur-undur dapat menyembuhkan